Mohon tunggu...
Bambang Suwarno
Bambang Suwarno Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Mencintai Tuhan & sesama. Salah satunya lewat untaian kata-kata.

Pendeta Gereja Baptis Indonesia - Palangkaraya Alamat Rumah: Jl. Raden Saleh III /02, Palangkaraya No. HP = 081349180040

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Lola Sama Lola, Why Not?

13 April 2021   11:09 Diperbarui: 13 April 2021   12:00 462
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Kenapa saya harus malu, Bapak?"

"Kan Ester punya keterbatasan intelektual? Anak-anak muda sekarang menyebutnya -- lola atau lemot. Makanya selepas SD, dia belajar di rumah saja atau homeschooling. Bener kamu nggak malu jalan bersamanya?"

"Bapak, selama ini saya yang banyak membantu belajarnya di rumah. Kalau di luar, saya juga yang menemani dan mengayominya. Saya sama sekali tidak malu bersamanya. Mungkin memang ada yang menyebutnya begitu. Atau bahkan ada yang meremehkannya. Tapi saya berani menjamin, hati Dik Ester jauh lebih bersih dan lebih baik dibanding para pengoloknya. Dik Ester bukan hanya cantik parasnya, tetapi elok juga hatinya. Tak ada keculasan apa pun di dalamnya....."

"Nugraha, apakah kamu mau menolongku?" tanyanya dengan tatapan mata penuh.

"Lebih lima belas tahun, Bapak sekeluarga sudah banyak sekali menolong saya. Dan jika sekarang Bapak minta tolong pada saya, selama saya bisa, dengan senang hati saya akan melakukannya."

Mendengar janjiku itu, Pak Andreas mengangguk-anggukkan kepala sambil menatapku lekat-lekat.

"Nugraha, dengan sangat aku minta tolong padamu........" suaranya seperti tercekat.

"Maaf......, Bapak mau minta tolong apa pada saya?"

"Aku minta tolong, agar kamu mendampingi Ester selamanya....aku ingin kamu mau menjadi suaminya Ester."

Ester memang punya keterbatasan, tapi elok hatinya. Bagiku, ia lebih menenteramkan hati ketimbang cewek-cewek yang kolokan, sok-sokan dan matre.

"Bukankah Thomas Edison dan Albert Einstein pun masa kecilnya pernah dicap orang sebagai idiot?" gumamku meneguhkan hatiku sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun