Mohon tunggu...
Bambang Suwarno
Bambang Suwarno Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Mencintai Tuhan & sesama. Salah satunya lewat untaian kata-kata.

Pendeta Gereja Baptis Indonesia - Palangkaraya Alamat Rumah: Jl. Raden Saleh III /02, Palangkaraya No. HP = 081349180040

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Parade Bulan Madu

1 Maret 2021   10:39 Diperbarui: 1 Maret 2021   10:59 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Pagebluk itu ya semacam wabah penyakit yang menyerang banyak orang."

"Berarti covid-19, dong?"

"Itu yang kumaksud! Di Indonesia ini, salah satu daerah yang paling banyak terpapar kan DKI? Jangan-jangan si Noko telah jadi pasien di sebuah Rumkit di sana?" duga Darno.

"Semua itu kan masih spekulasi saja? Bisa bener, dan bisa juga tidak," selaku, "Sebaiknya kita doakan saja yang terbaik buat dia! Sekarang, yuk kita lanjutkan aktivitas kita masing-masing. Sambil terus nunggu kabar yang valid darinya atau dari pihak lain...."

Aku bisa memahami kegalauan yang dirasakan oleh para teman dan para tetanggaku itu. Karena mereka, khususnya empat orang tadi, adalah penikmat atau pelanggan fanatik warung kopinya Jhanoko. Bisa dikata, setiap malam mereka selalu hangout bersama teman-temannya di sana.

Maka, ketika warkopnya Noko tiba-tiba tutup, mereka cukup kelimpungan. Ditambah kepergian si pemiliknya yang misterius. Apalagi Jhanoko adalah salah seorang tokoh muda yang cukup disegani di dukuh ini. Sehingga tanpa sosoknya serta warkopnya, suasana malam di dukuh kecil ini, terasa tak lengkap dan beku.

Warkopnya sendiri sebenarnya sederhana saja. Bangunannya terbuat dari kayu berukuran 4 x 6 meter. Lantainya dari plester semen biasa. Namun setelah pelanggannya tambah banyak, diperluaslah bagian depannya dengan kanopi baja ringan.

Mayoritas pengunjungnya adalah anak-anak muda. Mereka nyaman ke situ, karena tarifnya yang ramah dengan kantong mereka. Bagi yang mau main catur, tersedia cukup papan catur. Yang mau browsing, disediakan juga wifi gratis. Untuk yang pengin nonton bola, ada teve berlayar cukup lebar, yaitu 65 inci.

Akan tetapi, jangan coba-coba mabuk-mabukan atau berjudi di situ. Pasti akan diusir rame-rame. Sehingga para orang tua, tidak kuatir kalau anak-anak mereka kerap ngopi bareng di situ. Mereka percaya, anak-anak mereka tak mungkin akan melakukan hobi yang bodoh dan merusak.

***

Memasuki hari ke lima, keberadaan Jhanoko masih gelap gulita. Artinya, belum ada seorang pun, yang bisa memberikan konfirmasinya. Dampaknya, aku makin kewalahan menerima pertanyaan langsung, lewat telepon atau pesan WA dari berbagai pihak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun