Mohon tunggu...
Bambang Suwarno
Bambang Suwarno Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Mencintai Tuhan & sesama. Salah satunya lewat untaian kata-kata.

Pendeta Gereja Baptis Indonesia - Palangkaraya Alamat Rumah: Jl. Raden Saleh III /02, Palangkaraya No. HP = 081349180040

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Maaf, Telah Mencopet Anda (3)

3 Januari 2019   06:03 Diperbarui: 3 Januari 2019   06:05 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Semarang! Semarang! Semarang! Penyebutan Kota Lumpia bekali-kali itu, jelas bukan teriakan dari para kru bus atau calo di terminal. Melainkan lengkingan nyanyian bahagia yang menggelora di dadaku. Di sekujur jiwaku saat ini. Karena setiap mengingat kota itu, rasa syukurku kepada Tuhan Yesus, membumbung menembus langit. Betapa tidak? Kota itu telah menorehkan beberapa pengalaman yang tak terhapuskan di sejarah hidupku. Unforgetable!

Menjadi mahasiswa untuk pertama kalinya, di Semarang. Mendapat penghasilan perdana, ya di kota yang logonya ada gambar Tugu Muda-nya itu. Merasakan euforia sebagai penikmat sepakbola yang pertama kalinya, ya ketika menyaksikan Laskar Mahesa Jenar  berlaga di Stadion Jatidiri. 

Menikmati menu Mangut Belut dan Tahu Gimbal untuk pertama kalinya, ya di Venice van Java tersebut. Merasakan kebanggaan karena tulisanku di muat untuk pertama kalinya di media cetak, juga di Semarang. Pengalaman kecopetan dompet pun, juga terjadi di ibukota Jawa Tengah itu.

Dan kini, magnet kota itu makin menyedot hatiku. Aku ingin makin sering berkunjung ke sana lagi. Lagi dan lagi! Bukan karena hal-hal yang telah kusebut di atas. Tetapi lebih karena sinyal cinta yang telah dipancarkan oleh "Si Pencopet Cantik" yang bernama Anita.

Beberapa hari yang lalu, Cah Ayu Puspowarno itu, telah mengirim foto gadis yang ia sebut sudah siap mendampingiku, jika aku mau. Ternyata, itu foto dirinya sendiri. Artinya, Anita sendiri memang yang tertarik padaku dan telah siap menerima lamaranku.

Indikasi ke arah itu kian menguat. Sebab sekembaliku dari Semarang lusa lalu, dalam setiap komunikasinya per telepon denganku, Anita sudah mulai berani menyebutku    "sayang". Namun, bagaimana jika itu hanya candaannya saja? Bagaimana pula jika itu hanya untuk menggodaku saja? Mungkin juga itu untuk memancing responsku. Karena nampaknya ia ingin mendapat kejelasan tanggapanku tentang virginitas seorang gadis.

Kalau soal itu, bukankah sudah kukatakan, bahwa aku tidak mempermasalahkannya? Karena sangat naif , jika seorang duda sepertiku, mempersoalkan tentang keperawanan. Betapa absurd-nya seorang lelaki yang sudah tak perjaka memperdebatkan atau menuntut ke-dara-an seorang perempuan...........

"Ya, halo Nita!" sapaku, ketika tiba-tiba dering telpon darinya masuk ke hapeku.

Baru saja aku memikirkannya, tiba-tiba ia menelponku. Kata orang-orang dulu, itu adalah indikasi bahwa Anita panjang umur. Ya semoga saja begitu!

"Lagi apa, Mas? Sibuk-kah?"

"Secara fisik enggak. Tapi hati dan otakku cukup sibuk."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun