Mohon tunggu...
Bambang Kussriyanto
Bambang Kussriyanto Mohon Tunggu... Purna karya konsultan manajemen bisnis namun tetap aktif sebagai pengamat perekonomian, pelatihan wirausaha dan manajemen lembaga sosial

Seorang penggemar sejarah, hobi membaca dan menulis, menyukai wawasan kepada masa depan yang lebih baik, dan karena itu berwawasan dan bersikap positif, demokratis namun non-partisan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pernyataan Guru itu Beban Negara adalah contoh Jebakan Pikiran atau Mind-Traps dari Logika yang Tidak Sehat.

21 Agustus 2025   10:35 Diperbarui: 21 Agustus 2025   10:30 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Menyadari perangkap pikiran dan belajar untuk menghindarinya dapat membantu seseorang untuk berpikir lebih jernih, membuat keputusan yang lebih baik, dan meningkatkan kesejahteraan mental. Itulah yang setiap kali saya usahakan.

Seorang teman lain bertanya "Mind-traps itu buah pikiran filsuf siapa, nggih." Pertanyaannya berasal dari latar belakang kami yang sama-sama dari Fakultas Filsafat.

Jawaban saya: "Saya membaca dari disiplin psikiatri mas, kesehatan mental. Sekitar 1976, psikolog Aaron Beck mula-mula menyampaikan teori dibalik distorsi kognitif. Semacam rangkaian fallacia dalam mata kuliah logika dulu. Lalu pada 1980-an David Burns mengelaborasikannya. Setelah itu saya tidak mengikuti perkembangannya." Beberapa karya David Burns tentang itu dapat di download gratis, utamanya berjudul "Feeling Good Handbook".

Kesalahan akibat Jebakan Pikiran atau Mind-traps dalam komunikasi sosial dapat menyebabkan kegaduhan dan memboroskan waktu dan tenaga secara percuma.

Belakangan saya mensinyalir wacana marak tentang "Guru itu Beban Negara" adalah salah satu kesalahan akibat Mind-Traps yang perlu diputus, disudahi saja. Karena percakapan yang tidak berdasar dan sia-sia.

Mulanya adalah video yang beredar di Instagram yang menampilkan pidato Sri Mulyani di Forum Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri Indonesia di ITB, Bandung, pada 7 Agustus 2025. Ada beberapa sumber resmi yang dapat mengkonfirmasi kehadiran Menkeu Sri Mulyani di ITB pada waktu tersebut, yaitu saluran YouTube Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemendiktisaintek) dan saluran YouTube dari media nasional lainnya. Dalam video di Kemendiktisaintek, dapat diperhatikan pernyataan Sri Mulyani (yang juga ada dalam cuplikan Instagram) pada menit 57.01 hingga 57.19. Pernyataan Sri Mulyani yang terdapat dalam cuplikan Instagram juga bisa dilihat dalam video tersebut pada menit 9.47 hingga 10.06.

Berikut adalah kutipan dari pidato Sri Mulyani yang terdapat dalam unggahan di Instagram tersebut:

"Sering kali saya melihat di media sosial, ada yang mengatakan bahwa menjadi dosen atau guru tidak dihargai karena gajinya kecil. Ini juga merupakan salah satu tantangan bagi anggaran negara. Apakah semua biaya harus ditanggung oleh negara atau ada kontribusi dari masyarakat?"

Rekaman tersebut kemudian diakhiri dengan pernyataan yang disebutkan berasal dari Menkeu Sri Mulyani: "Guru itu beban negara."

Namun sejauh memeriksa diksi Sri Mulyani, tidak ditemukan pernyataan Sri Mulyani yang menyebut bahwa "guru itu beban negara" dari kedua sumber. Artinya, pernyataan "Guru itu beban negara" bukan dari Menkeu Sri Mulyani, melainkan berasal dari si pemilik akun Instagram tersebut.

Konteks dari pidato aslinya, Sri Mulyani membahas alokasi anggaran pendidikan, termasuk gaji dan tunjangan tenaga pendidik yang menjadi tantangan dalam pengelolaan keuangan negara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun