Saya, isteri, ditemani dua anak perempuan berangkat dari Malang menuju Yogyakarta Rabu, 13 Agustus 2025, khusus untuk nonton Sendratari Ramayana Kamis, 14 Agustus 2025 pkl 19.30 -- 22.00.
Bagi saya, acara ini sangat istimewa sebab pada usia 73 tahun, baru sekali ini saya mendapat kesempatan menonton pertunjukan sendratari yang sudah saya dengar beritanya semenjak duduk di sekolah rakyat pada 1961. Artinya setelah 64 tahun kemudian.
Walaupun pernah ikut berlatih sendratari Jawa pada masa itu, namun saya lebih berkesenian di bidang musik bersamaan dengan maraknya The Ventures, Cliff Richard, dan kemudian hanyut bersama The Beatles dan The Rolling Stones. Sekali pun saya senang dengan dan tidak meninggalkan pagelaran wayang kulit semalam suntuk, namun saya melupakan sendratari. Maka acara ini mengembalikan apresiasi saya pada sendratari Jawa setelah 64 tahun berlalu.
Lokasi pentas Sendratari Ramayana Candi Prambanan terletak di Jalan Jogja-Solo Km 16 Klurak, Tamanmartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Sekitar 150 penari musisi lokal berpartisipasi dalam Sendratari Ramayana yang bertempat di panggung terbuka dengan latar Candi Prambanan sebagai latar belakang.
Sendratari Ramayana seingat saya berawal dari gagasan penggalangan dana untuk berbagai proyek pembangunan semesta berencana melalui pariwisata.
Menteri GPH Djatikoesoemo melontarkan ide membuat pergelaran drama tari yang ditampilkan di depan Candi Prambanan. Ia terinspirasi oleh pertunjukan Ballet Royale du Cambode di depan Kuil Angkor Wat Kamboja yang dilihatnya saat berkeliling ke beberapa negara. Ia yakin bahwa pertunjukan dengan latar belakang Candi Prambanan akan memukau. Cerita yang dipilih adalah Ramayana dengan pertimbangan wiracarita ini ditemui hampir di seluruh negara Asia Tenggara.
Atas persetujuan MPRS dan presiden Soekarno, pada bulan April 1960 dibangunlah panggung terbuka yang megah, mulanya di depan candi Prambanan, dengan kapasitas tempat duduk sekitar 2500 penonton.
Tanggal 26 Juli 1961 untuk pertama kalinya sendratari Ramayana dipentaskan, suatu momentum sejarah bagi perkembangan drama tari di Indonesia. Waktu itu pertunjukan dalam bentuk sendratari dengan media tari dan gamelan ini merupakan ciptaan baru bagi dunia pementasan seni di Indonesia.
Pada pementasan pertama istilah yang digunakan adalah Ramayana Ballet, tetapi pada tahun-tahun berikutnya sebutan diubah menjadi Sendratari Ramayana. Keberhasilan produksi sendratari Ramayana di pelataran Candi Prambanan ternyata mampu membangkitkan industri pariwisata khususnya di Yogyakarta.
Keistimewaan panggung terbuka Prambanan adalah latar belakangnya yang spektakuler, menampilkan kemegahan Candi Siwa di Kompleks Candi Prambanan, berpadu dengan Gunung Merapi dan langit malam yang menjadi dekorasi alami, menciptakan suasana yang magis dan mendalam.
Namun, pada sekitar tahun 1980 pertunjukan dipindah di barat Candi Prambanan yang juga disebut kulon kali di panggung terbuka open air dan panggung tertutup Trimurti. Dipindahkan dari selatan Candi Prambanan atau yang lebih dikenal dengan istilah wetan kali.
Dalam pengertiannya, Sendratari Ramayana merupakan pertunjukan yang mengabungkan seni drama dan tari tanpa dialog. Mengutamakan gerak dan gerik untuk penguat  ekspresi serta tembang dan lagu karawitan sebagai penganti dialog, agar ceritanya dapat dipahami penonton. Cerita Ramayana diangkat dari relief candi Prambanan. Kendati epos Ramayana merupakan  sebuah kisah legendaris yang berasal dari negeri India, selama berabad-abad Ramayana sangat digemari oleh semua lapisan masyarakat di dunia terutama India, Asia Tenggara, dan Indonesia. Konon sejak disusun oleh Valmiki pada 580-an sebelum Masehi, cerita Ramayana berkembang hingga sekarang menjadi sekitar 200 versi. Di Indonesia cerita ini dikemas kembali secara unik dan dipadukan dengan tata budaya lokal disebut sebagai wiracarita yang mengangkat karakter Rama Wijaya sebagai seorang pahlawan.
- Episode 1 Hilangnya SitaÂ
Ramayana berasal dari dua kata, Rama dan Ayana, artinya Perjalanan Rama. Mengisahkan perjalanan Rama dan adiknya Lakshmana. Rama mengikuti sayembara mementang gendewa di suatu negeri untuk mendapatkan Sinta menjadi isterinya. Rama menang dan memperisteri Sinta. Mereka kemudian melanjutkan perjalanan di hutan Dandaka dalam rangka dharma.
 Ditempat lain Raja Rahwana dari negara Alengka Diraja mendapat pengaduan dari adiknya, Sarpakenaka, bahwa hidungnya putus karena dipuntir Lakshmana di hutan Dandaka karena ksatria itu menolak cintanya yang dipaksakan. Rahwana berjanji akan membalaskan dendam adiknya.
Di hutan Dandaka, Raja Rahwana terpesona pada kecantikan Sinta dan menculiknya dengan tipu muslihat. Kalamarica yang menyertainya diubah jadi kijang kencana untuk memisahkan Rama dan Lakshmana dari Sinta. Walau Kalamarica tewas dipanah Rama dan Lakshmana, namun Rahwana berhasil menculik Sinta.
Di tengah jalan seekor burung garuda, Jatayu, berusaha menggagalkan perbuatan Rahwana, tetapi ia dikalahkan Rahwana. Rama dan Lakshmana yang mencari Sinta menemukan Jatayu yang sebelum mati sempat menceritakan kepada Rama perbuatan Raja Rahwana dari Alengka menculik Sinta.
* Episode 2 Anoman Duta
Di Gua Kiskenda, Rama mendapat sekutu Raja kera Sugriwa yang pernah mendapat peritolongannya. Dalam kesepakatan mencari Sinta, Rama, Laksmana, di hadapan Raja Sugriwa menugasi kera putih Hanuman untuk mencari Sita di Alengka dan menjadi duta kepada Raja Rahwana untuk meminta kembali  Sinta dengan baik-baik. Di kerajaan Alengka Diraja Raja Rahwana terus berusaha merayu Sinta di Taman Argasoka. Setiap kali rayuannya ditolak Sinta, membuat Rahwana marah namun selalu berhasil diredam Trijata, keponakannya, anak adiknya, Wibisana. Setelah kepergian Rahwana dari taman, Hanuman berhasil menyusup menemui Sita di taman Argasoka dan menyampaikan cincin kawin Rama sebagai tanda pengenalnya sebagai duta. Sinta membalas dengan mengirimkan kancing gelungnya sebagai tanda setia kepada Rama. Setelah meninggalkan Taman Argosuka Hanuman berjumpa dengan Indrajit anak Rahwana. Mereka bentrok hingga Hanuman tertawan, dan  Indrajit membawa Hanuman ke hadapan Rahwana. Rahwana yang marah memukuli Hanuman. Wibisana dan Kumbakarna, adik-adik Rahwana memperingatkan Raja Rahwana agar memperlakukan duta secara baik-baik, dan sebagai akibatnya justru mereka berdua diusir dari Alengka. Lalu Hanuman dihukum dengan  cara dibakar hidup-hidup, namun Hanuman berhasil melepaskan diri, malah membawa sebagian api dan berlari membakar rumah-rumah di Alengka. Hanuman meninggalkan Alengka untuk melapor kepada Rama yang mengutusnya.
Pertunjukan jeda sebentar dan para penonton dipersilakan istirahat makan-minum dan turas.
* Episode 3 Kumbakarna Gugur dan Kekalahan Rahwana
Adegan selanjutnya Rama bersama pasukan kera dari Gua Kiskenda pergi menyerang Alengka untuk merebut Sinta. Ketika itu Kumbakarna, adik yang diusir Rahwana, sedang bertapa tidur. Ia dibangunkan oleh Wibisana yang pamit hendak membantu Rama membela kebenaran. Kumbakarna kemudian mendengar negaranya diserang Rama dan pasukan kera, lalu ia bangkit maju ke medan perang. Dalam sastra Jawa dikisahkan Kumbakarna maju perang sebagai patriot, ia rela mati demi negaranya, bukan untuk membela Raja Rahwana yang kelitu. Adegan selanjutnya pertarungan antara Indrajit dengan Laksmana yang dimenangkan oleh Laksama. Kemudian terjadi pertarungan antara Kumbakarna dan Raja Sugriwa. Sugriwa yang tedesak dibantu oleh Lakshmana. Â Lakshmana akhirnya mengalahkkan Kumbakarna, pertama-tama dengan memanah melumpuhkan kedua tangannya, kemudian melumpuhkan kedua kakinya, dan ketika tubuh Kumbakarna masih bergulung-gulung menewaskan banyak kera, Rama memanah kepala Kumbakarna dan menyebabkan kematiannya. Para bidadari menyambut arwah Kumbakarna, karena keutamaannya dalam bela tanah airnya, negara Alengka.Â
* Â Episode 4 Api Suci atau kembalinya SintaÂ
Episode terkahir pada pergelaran Sendratari Ramayana yaitu menggambarkan perang antara Rama dan Rahwana, dengan di dahului kekalahan bala tantara Alengka. Rahwana kemudian maju perang dan berhadapan dengan Rama dengan busur panah. Ketika panah sakti Rama mengenai tubuh Rahwana, Hanuman menuntaskan dengan menghimpit tubuh Rahwana dengan gunung yang besar sehingga Rahwana yang konon tak bisa mati tidak dapat bergerak lagi.
Dengan kematian Rahwana, Rama menobatkan Wibisana sebagai raja baru di  Alengka, tetapi ketika Hanuman membawa Sinta kepada Rama, Rama menolak karena Sinta dianggap sudah tidak suci setelah disentuh Rahwana.  Sinta lalu membuktikan kesuciannya kobaran api suci. Sinta dilindungi para dewa dan tetap utuh tidak terbakar api. Adegan diakhiri dengan Rama, Sita, Laksmana, serta pembesar bala tentara kera menjadi satu kembali.
Sendratari yang berdurasi lebih dari dua jam itu diakhiri dengan kesempatan untuk foto bersama antara para penari dan pendukung pertunjukan dengan para penonton yang berkenan. Hampir 40% dari para penonton malam itu adalah turis mancanegara. Saya mendengar mereka berbicara bahasa Perancis, Jerman, Belanda, Inggris, Spanyol, Jepang dan Korea.
Kami puas menyaksikan seni tari Jawa klasik yang kebudayaan Jawa yang kaya dengan simbolisme, gerakan yang halus anggun maupun yang sigrak rampak, dengan iringan musik gamelan yang harmonis, serta berhasil mengungkapkan nilai-nilai filosofis dan spiritual.
Meskipun candi bukan panggung teater, namun pertunjukan Sendratari Ramayana di area Candi Prambanan telah menjadi atraksi budaya---yang menghubungkan situs arkeologi dengan seni pertunjukan kontemporer. Â Candi Prambanan adalah kompleks candi Hindu abad ke-9--10 M yang kaya relief Ramayana terutama di sekitar Candi Srikantasa. Relief-relief ini menjadi basis naratif Ramayana yang diangkat ke dalam bentuk pertunjukan sendratari.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI