Mohon tunggu...
Bambang Kussriyanto
Bambang Kussriyanto Mohon Tunggu... Purna karya konsultan manajemen bisnis namun tetap aktif sebagai pengamat perekonomian, pelatihan wirausaha dan manajemen lembaga sosial

Seorang penggemar sejarah, hobi membaca dan menulis, menyukai wawasan kepada masa depan yang lebih baik, dan karena itu berwawasan dan bersikap positif, demokratis namun non-partisan.

Selanjutnya

Tutup

Seni Artikel Utama

Menonton Sendratari Ramayana Candi Prambanan di usia 73 tahun

17 Agustus 2025   11:45 Diperbarui: 17 Agustus 2025   19:23 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perkawinan Rama dan Sinta. (Foto koleksi pribadi)

Pada pementasan pertama istilah yang digunakan adalah Ramayana Ballet, tetapi pada tahun-tahun berikutnya sebutan diubah menjadi Sendratari Ramayana. Keberhasilan produksi sendratari Ramayana di pelataran Candi Prambanan ternyata mampu membangkitkan industri pariwisata khususnya di Yogyakarta.

Keistimewaan panggung terbuka Prambanan adalah latar belakangnya yang spektakuler, menampilkan kemegahan Candi Siwa di Kompleks Candi Prambanan, berpadu dengan Gunung Merapi dan langit malam yang menjadi dekorasi alami, menciptakan suasana yang magis dan mendalam.

Candi-candi yang menjadi latar belakang pertunjukan sendratari . Foto koleksi pribadi.
Candi-candi yang menjadi latar belakang pertunjukan sendratari . Foto koleksi pribadi.

Namun, pada sekitar tahun 1980 pertunjukan dipindah di barat Candi Prambanan yang juga disebut kulon kali di panggung terbuka open air dan panggung tertutup Trimurti. Dipindahkan dari selatan Candi Prambanan atau yang lebih dikenal dengan istilah wetan kali.

Dalam pengertiannya, Sendratari Ramayana merupakan pertunjukan yang mengabungkan seni drama dan tari tanpa dialog. Mengutamakan gerak dan gerik untuk penguat  ekspresi serta tembang dan lagu karawitan sebagai penganti dialog, agar ceritanya dapat dipahami penonton. Cerita Ramayana diangkat dari relief candi Prambanan. Kendati epos Ramayana merupakan  sebuah kisah legendaris yang berasal dari negeri India, selama berabad-abad Ramayana sangat digemari oleh semua lapisan masyarakat di dunia terutama India, Asia Tenggara, dan Indonesia. Konon sejak disusun oleh Valmiki pada 580-an sebelum Masehi, cerita Ramayana berkembang hingga sekarang menjadi sekitar 200 versi. Di Indonesia cerita ini dikemas kembali secara unik dan dipadukan dengan tata budaya lokal disebut sebagai wiracarita yang mengangkat karakter Rama Wijaya sebagai seorang pahlawan.

  • Episode 1 Hilangnya Sita 

Ramayana berasal dari dua kata, Rama dan Ayana, artinya Perjalanan Rama. Mengisahkan perjalanan Rama dan adiknya Lakshmana. Rama mengikuti sayembara mementang gendewa di suatu negeri untuk mendapatkan Sinta menjadi isterinya. Rama menang dan memperisteri Sinta. Mereka kemudian melanjutkan perjalanan di hutan Dandaka dalam rangka dharma.

Sayembara pentang busur untuk memerebutkan Sinta. Foto koleksi pribadi
Sayembara pentang busur untuk memerebutkan Sinta. Foto koleksi pribadi

 Ditempat lain Raja Rahwana dari negara Alengka Diraja mendapat pengaduan dari adiknya, Sarpakenaka, bahwa hidungnya putus karena dipuntir Lakshmana di hutan Dandaka karena ksatria itu menolak cintanya yang dipaksakan. Rahwana berjanji akan membalaskan dendam adiknya.

Di hutan Dandaka, Raja Rahwana terpesona pada kecantikan Sinta dan menculiknya dengan tipu muslihat. Kalamarica yang menyertainya diubah jadi kijang kencana untuk memisahkan Rama dan Lakshmana dari Sinta. Walau Kalamarica tewas dipanah Rama dan Lakshmana, namun Rahwana berhasil menculik Sinta.

Di tengah jalan seekor burung garuda, Jatayu, berusaha menggagalkan perbuatan Rahwana, tetapi ia dikalahkan Rahwana. Rama dan Lakshmana yang mencari Sinta menemukan Jatayu yang sebelum mati sempat menceritakan kepada Rama perbuatan Raja Rahwana dari Alengka menculik Sinta.

* Episode 2 Anoman Duta

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun