Mohon tunggu...
Bambang Kussriyanto
Bambang Kussriyanto Mohon Tunggu... Purna karya konsultan manajemen bisnis namun tetap aktif sebagai pengamat perekonomian, pelatihan wirausaha dan manajemen lembaga sosial

Seorang penggemar sejarah, hobi membaca dan menulis, menyukai wawasan kepada masa depan yang lebih baik, dan karena itu berwawasan dan bersikap positif, demokratis namun non-partisan.

Selanjutnya

Tutup

Seni Artikel Utama

Menonton Sendratari Ramayana Candi Prambanan di usia 73 tahun

17 Agustus 2025   11:45 Diperbarui: 17 Agustus 2025   19:23 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perkawinan Rama dan Sinta. (Foto koleksi pribadi)

Di Gua Kiskenda, Rama mendapat sekutu Raja kera Sugriwa yang pernah mendapat peritolongannya. Dalam kesepakatan mencari Sinta, Rama, Laksmana, di hadapan Raja Sugriwa menugasi kera putih Hanuman untuk mencari Sita di Alengka dan menjadi duta kepada Raja Rahwana untuk meminta kembali  Sinta dengan baik-baik. Di kerajaan Alengka Diraja Raja Rahwana terus berusaha merayu Sinta di Taman Argasoka. Setiap kali rayuannya ditolak Sinta, membuat Rahwana marah namun selalu berhasil diredam Trijata, keponakannya, anak adiknya, Wibisana. Setelah kepergian Rahwana dari taman, Hanuman berhasil menyusup menemui Sita di taman Argasoka dan menyampaikan cincin kawin Rama sebagai tanda pengenalnya sebagai duta. Sinta membalas dengan mengirimkan kancing gelungnya sebagai tanda setia kepada Rama. Setelah meninggalkan Taman Argosuka Hanuman berjumpa dengan Indrajit anak Rahwana. Mereka bentrok hingga Hanuman tertawan, dan  Indrajit membawa Hanuman ke hadapan Rahwana. Rahwana yang marah memukuli Hanuman. Wibisana dan Kumbakarna, adik-adik Rahwana memperingatkan Raja Rahwana agar memperlakukan duta secara baik-baik, dan sebagai akibatnya justru mereka berdua diusir dari Alengka. Lalu Hanuman dihukum dengan  cara dibakar hidup-hidup, namun Hanuman berhasil melepaskan diri, malah membawa sebagian api dan berlari membakar rumah-rumah di Alengka. Hanuman meninggalkan Alengka untuk melapor kepada Rama yang mengutusnya.

Hanuman membakar Alengka. Foto koleksi pribadi.
Hanuman membakar Alengka. Foto koleksi pribadi.

Pertunjukan jeda sebentar dan para penonton dipersilakan istirahat makan-minum dan turas.

* Episode 3 Kumbakarna Gugur dan Kekalahan Rahwana

Adegan selanjutnya Rama bersama pasukan kera dari Gua Kiskenda pergi menyerang Alengka untuk merebut Sinta. Ketika itu Kumbakarna, adik yang diusir Rahwana, sedang bertapa tidur. Ia dibangunkan oleh Wibisana yang pamit hendak membantu Rama membela kebenaran. Kumbakarna kemudian mendengar negaranya diserang Rama dan pasukan kera, lalu ia bangkit maju ke medan perang. Dalam sastra Jawa dikisahkan Kumbakarna maju perang sebagai patriot, ia rela mati demi negaranya, bukan untuk membela Raja Rahwana yang kelitu. Adegan selanjutnya pertarungan antara Indrajit dengan Laksmana yang dimenangkan oleh Laksama. Kemudian terjadi pertarungan antara Kumbakarna dan Raja Sugriwa. Sugriwa yang tedesak dibantu oleh Lakshmana.  Lakshmana akhirnya mengalahkkan Kumbakarna, pertama-tama dengan memanah melumpuhkan kedua tangannya, kemudian melumpuhkan kedua kakinya, dan ketika tubuh Kumbakarna masih bergulung-gulung menewaskan banyak kera, Rama memanah kepala Kumbakarna dan menyebabkan kematiannya. Para bidadari menyambut arwah Kumbakarna, karena keutamaannya dalam bela tanah airnya, negara Alengka. 

*  Episode 4 Api Suci atau kembalinya Sinta 

Episode terkahir pada pergelaran Sendratari Ramayana yaitu menggambarkan perang antara Rama dan Rahwana, dengan di dahului kekalahan bala tantara Alengka. Rahwana kemudian maju perang dan berhadapan dengan Rama dengan busur panah. Ketika panah sakti Rama mengenai tubuh Rahwana, Hanuman menuntaskan dengan menghimpit tubuh Rahwana dengan gunung yang besar sehingga Rahwana yang konon tak bisa mati tidak dapat bergerak lagi.

Dengan kematian Rahwana, Rama menobatkan Wibisana sebagai raja baru di  Alengka, tetapi ketika Hanuman membawa Sinta kepada Rama, Rama menolak karena Sinta dianggap sudah tidak suci setelah disentuh Rahwana.  Sinta lalu membuktikan kesuciannya kobaran api suci. Sinta dilindungi para dewa dan tetap utuh tidak terbakar api. Adegan diakhiri dengan Rama, Sita, Laksmana, serta pembesar bala tentara kera menjadi satu kembali.

Sendratari yang berdurasi lebih dari dua jam itu diakhiri dengan kesempatan untuk foto bersama antara para penari dan pendukung pertunjukan dengan para penonton yang berkenan. Hampir 40% dari para penonton malam itu adalah turis mancanegara. Saya mendengar mereka berbicara bahasa Perancis, Jerman, Belanda, Inggris, Spanyol, Jepang dan Korea.

Kami puas menyaksikan seni tari Jawa klasik yang kebudayaan Jawa yang kaya dengan simbolisme, gerakan yang halus anggun maupun yang sigrak rampak, dengan iringan musik gamelan yang harmonis, serta berhasil mengungkapkan nilai-nilai filosofis dan spiritual.

Meskipun candi bukan panggung teater, namun pertunjukan Sendratari Ramayana di area Candi Prambanan telah menjadi atraksi budaya---yang menghubungkan situs arkeologi dengan seni pertunjukan kontemporer.  Candi Prambanan adalah kompleks candi Hindu abad ke-9--10 M yang kaya relief Ramayana terutama di sekitar Candi Srikantasa. Relief-relief ini menjadi basis naratif Ramayana yang diangkat ke dalam bentuk pertunjukan sendratari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun