Mohon tunggu...
Bambang Iman Santoso
Bambang Iman Santoso Mohon Tunggu... Konsultan - CEO Neuronesia Learning Center

Bambang Iman Santoso, ST, MM Bambang adalah salah satu Co-Founder Neuronesia – komunitas pencinta ilmu neurosains, dan sekaligus sebagai CEO di NLC – Neuronesia Learning Center (PT Neuronesia Neurosains Indonesia), serta merupakan Doctoral Student of UGM (Universitas Gadjah Mada). Lulusan Magister Manajemen Universitas Indonesia (MM-UI) ini, merupakan seorang praktisi dengan pengalaman bekerja dan berbisnis selama 30 tahun. Mulai bekerja meniti karirnya semenjak kuliah, dari posisi paling bawah sebagai Operator radio siaran, sampai dengan posisi puncak sebagai General Manager Divisi Teknik, Asistant to BoD, maupun Marketing Director, dan Managing Director di beberapa perusahaan swasta. Mengabdi di berbagai perusahaan dan beragam industri, baik perusahaan lokal di bidang broadcasting dan telekomunikasi (seperti PT Radio Prambors dan Masima Group, PT Infokom Elektrindo, dlsbnya), maupun perusahaan multinasional yang bergerak di industri pertambangan seperti PT Freeport Indonesia (di MIS Department sebagai Network Engineer). Tahun 2013 memutuskan karirnya berhenti bekerja dan memulai berbisnis untuk fokus membesarkan usaha-usahanya di bidang Advertising; PR (Public Relation), konsultan Strategic Marketing, Community Developer, dan sebagai Advisor untuk Broadcast Engineering; Equipment. Serta membantu dan membesarkan usaha istrinya di bidang konsultan Signage – Design and Build, khususnya di industri Property – commercial buildings. Selain memimpin dan membesarkan komunitas Neuronesia, sekarang menjabat juga sebagai Presiden Komisaris PT Gagasnava, Managing Director di Sinkromark (PT Bersama Indonesia Sukses), dan juga sebagai Pendiri; Former Ketua Koperasi BMB (Bersatu Maju Bersama) Keluarga Alumni Universitas Pancasila (KAUP). Dosen Tetap Fakultas Teknik Elektro dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis di Universitas Surapati sejak tahun 2015.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ketangguhan Mental untuk Sukses Sejati

16 April 2020   20:00 Diperbarui: 16 April 2020   21:20 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh: Bambang Iman Santoso, Neuronesia Community

Jakarta, 12 April 2020. Di zaman now sekarang ini diperlukan mental yang tangguh, menghadapi segala perubahan situasi dan kondisi yang semakin cepat. Bukan lagi hanya sekedar konsep teori. Perubahan memang benar-benar terus terjadi. 

Semakin bergejolak, penuh ketidakpastian, sangat rumit, dan membingungkan, serta menimbulkan keberagaman yang semakin bervariasi. Menjadi tantangan tersendiri bagi generasi milenial yang sekarang pada umumnya masuk ke jajaran middle dan top level management.

Dari generasi ke generasi manusia semakin cerdas. Dalam meniti karir khususnya di bidang manajemen dan bisnis, semakin banyak dari mereka yang lebih berorientasi kepada nilai dibanding sekedar mengejar keuntungan belaka. 

Kesetiakawanan mereka cukup tinggi. Kemanusiaan menjadi hal prioritas dan perhatian mereka. Lebih suka berkolaborasi daripada berkompetisi. Menuntut mereka untuk meningkatkan kapasitas berpikir dan kapasitas mental. Kata 'mental pemenang' digantikan dengan 'mental pejuang'. 

Bagi mereka pahlawan akan dikenang jasanya setelah tiada. Berihktiar dan berjuang seumur hidup untuk semakin hari mejadi lebih baik. Terus meningkatkan kualitas hidup. Hari ini lebih baik dari kemarin, hari esok lebih baik dari sekarang. Continuous improvement tepatnya.

Kata pemenang hanya berlaku pada permainan dan pertandingan olahraga. Kompetisi yang tidak sesungguhnya. Fokuskan sebagai sarana melatih untuk menumbuhkan dan meningkatkan jiwa sportivitas seseorang yang fair enough. 

Di dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam berusaha dan berbisnis mereka tidak seperti itu. Bila ada pemenang artinya ada yang kalah. Faktanya lebih banyak yang kalah dibanding yang menang. Sekarang dihindarkan juga di dunia pendidikan. Tidak lagi menerapkan sistem ranking. 

Kompetisi atau persaingan memang lebih bernuansa negatif, meng-generate enzim neurotransmitter kortisol di kepala secara berlebih, yang berdampak negatif. Jadi sepakat ya kita tidak menggunakan istilah ini dulu.

Meningkatkan kapasitas mental pada esensinya meningkatkan level of thinking. Dalam perspektif fungsi kerja otak, kita tidak mau terjebak oleh operasional sistem limbik dan survival brain yang hanya memikirkan menang dan kalah. 

Tingkatan dalam berpikir yang lebih tinggi adalah berkesinambungan untuk terus menyempurnakan cara berpikir kita. Thinking about thinking. Untuk memiliki mental pejuang atau mental pahlawan kita harus senantiasa berpikir seluas alam semesta dan memiliki hati seluas samudera. 

Berpikir seluas alam semesta secara sains kita telah sering membahasnya. Manusia dianugerahkan 100 milyar sel otak yang bermuatan listrik, dan disebut neurons. Memiliki probabilitas triliunan sinaps interkoneksi antar neurons, kata kunci untuk mencemerlangkan diri. 

Tidak ada yang bisa membatasi pikiran kita. Komando dan perintah instruksinya dari dalam diri kita sendiri. Pilihannya ada di kita. Kita mau mengendalikan pikiran kita atau pikiran yang mengendalikan diri kita. Kita yang memutuskannya. Kita yang menentukannya, bukan orang lain.

Memiliki hati seluas samudera artinya kita harus selalu bisa memaafkan orang lain. Namun kita juga mampu memaafkan diri sendiri. Jangan biarkan emosi menguasai pikiran kita. Terus melatih diri menghindari amygdala hijack ataupun cognitive shutdown. 

Kemarahan, kecewaan, sakit hati, kesedihan yang berlarut, dan energi-energi negatif lainnya yang hanya membodohi diri sendiri. Tersedot energi listriknya sehingga tidak bisa berpikiran normal dan berpikir sehat. 

Berpikir positif, berpikir kognitif, logis, rasional, berpikir bijak, berpikir bertumbuh dan terbuka, akan aktif bila kita tidak emosional.  Meningkatkan kesadaran diri pada hakikatnya mengaktifkan otak PFC (prefrontal cortex) dan meminimalis pikiran-pikiran otamatis bawah sadar.

Di balik kemudahan, kemewahan dan kecanggihan fasilitas teknologi, dunia yang semakin modern menuntut kita selalu berpikir kreatif dan inovatif. Manusia terus menempa dirinya agar bermental baja. Menuntut kecerdasan berpikir dengan mental yang tangguh.  

Ketangguhan mental adalah ukuran ketahanan individu dan kepercayaan diri yang dapat memprediksi keberhasilan. Harus ada keinginan untuk sukses. 

Ketangguhan mental adalah kemampuan untuk melawan, mengelola, dan mengatasi keraguan, kekhawatiran-kekhawatiran, dan keadaan yang menghalangi kita untuk berhasil, menuju tujuan atau hasil kinerja yang ingin dicapai.

Ketangguhan mental bukan mengartikan macho atau tidaknya seseorang. Namun merupakan kemampuan kita untuk menjadi "yang terbaik yang kita bisa". Menemukan kekuatan dirinya agar dapat berkontribusi untuk orang lain dan mahluk lainnya.

Dengan alasan ini semua orang tertarik untuk mengembangkannya. Hasilnya harus dapat dibuktikan. Ketangguhan mental adalah sifat kepribadian yang sangat menentukan bagaimana kita merespons kehidupan, tekanan, tantangan, dan peluang. Memiliki peran utama dalam memahami kesejahteraan.

Ketangguhan mental berbeda dari konsep kepribadian yang paling banyak digunakan karena menggambarkan "bagaimana kita berpikir". Kebanyakan model kepribadian dan ukuran yang digunakan dalam orang dan pengembangan organisasi menggambarkan "apa yang kita lakukan ketika dihadapkan dengan peristiwa". Ini tentu saja berguna tetapi mungkin tidak berguna seperti memahami "mengapa kita berperilaku seperti kita".

Alat bantu komponen 4C

Memahami ketangguhan mental memberikan kesempatan untuk wawasan itu. Pada dasarnya penting jika kita ingin mengubah perilaku kita jika merasa perlu. Serta memahami mengapa sesuatu menjadi masalah bagi kita tetapi tidak untuk orang lain. 

Prof. Peter Clough, yang mengembangkan kerangka kerja 4C, yang sekarang paling banyak diadopsi di dunia, dengan bermanfaat menggambarkannya sebagai "pola pikir untuk menghadapi kehidupan seperti yang terjadi, mengambil kemunduran dalam langkah kita dan memahami bahwa kita akan mengalami peningkatan kehidupan dan turun tetapi kita bisa melihat peluang bahkan di masa gelap."

Penelitian menunjukkan bahwa ketangguhan mental berkorelasi erat dengan kinerja, kesejahteraan, ketangkasan mental dan aspirasi. Semuanya saling terkait dan semua penting bagi kesuksesan bagi individu dan organisasi. Ketangguhan mental juga merupakan spektrum antara ketangguhan mental dan kepekaan mental. 

Namun kita tidak melabelkan baik dan buruknya ya. Kedua ekstrim membawa kelemahan potensial serta kekuatan. Kita semua duduk di suatu tempat dalam spektrum itu. 

Sangat mungkin bagi individu yang peka secara mental untuk menjadi efektif dan sukses, asalkan mereka sadar akan ketangguhan mental mereka dan mengembangkan strategi untuk menggunakan apa yang mereka pelajari. Hal yang sama berlaku untuk mental yang tangguh. Mereka bisa berjuang tanpa kesadaran diri yang sama.

Bila kita dapat membayangkan dengan 4 kuadran sumbu x dan y, konsep 4C ini dapat ditempatkan di 4 kuadran yang berbeda. Untuk memudahkan pengukuran, ketangguhan mental coba diformulasikan melalui penjelasan berikut. 

Nilai x yang positif mewakili orientasi diri kita keluar. Sedangkan nila x yang minus merepresentasian kekuatan diri kita ke dalam. Sumbu y yang positif mewakili kekuatan daya resiliensi kita. 

Ketahanan menghadapi kesulitan hidup. Sebaliknya nilai y yang negatif mencerminkan kepositifan kita. Bagaimana kita dapat melihat dan memanfaatkan peluang.

Lantas bagaimana membacanya? Bila pada sumbu x nilai kita semakin positif mengartikan semakin aspiratif kita. Sebaliknya bila nilai x semakin ke arah negatif mengartikan efikasi diri atau keyakinan diri kita untuk berhasil semakin kuat. 

Jika nilai y kita semakin kuat positif, artinya semakin kuat grit kita, 'keukeuh' mungkin dalam bahasa gaulnya. Atau hasrat dan ketekunan untuk tujuan jangka panjang dan bermakna. 

Kemudian lawannya, bila sumbu y kita semakin negatif mengartikan engagement atau keterikatan kita sangat kuat. Kemampuan untuk fokus pada suatu tugas, menyelesaikannya secara efisien dan efektif. Menciptakan lingkungan kerja yang mendorong keterlibatan mental.

Penempatan notasi 4C di sumbu x dan y sebagai berikut; 1) Commitment ada di kuadran pertama [x,y], 2) Control ada di kuadran kedua [-x,y], 3) Confidence ada di kuadran ketiga [-x,-y], dan 4) Challenge ada dikuadran terakhir, kuadran keempat [x,-y]. Artinya ketangguhan mental dapat dilihat dari daya resiliensi dan kepositifan seseorang. Dirincikan menjadi komponen 4C ini. Mari kita bahas satu persatu.

Komitmen seseorang tidak dapat dibuktikan di awal kita bertemu. Misalkan pada saat interview masuk kerja. Sulit ditebak, hasil analisa wawancara hanya merumuskan kecenderungan-kecenderungannya saja. 

Komitmen baru dapat dibutikan dengan berjalannya waktu. Setelah tiga bulan baru kelihatan bagaimana perilaku seseorang bekerja yang sebenannya. Misal; sering terlambat masuk kerja. Bila meeting tidak mencatat atau tidak membuat mom - minutes of meeting. 

Kalau pun mencatat sering lupa mengirim atau mendistribusikannya. Lebih parahnya lagi tidak mem-follow-up, dan seterusnya. Perilaku atau kebiasan buruk ini baru terlihat kemudian. Bila dibiarkan lebih dari setahun akan menjadi budaya kerja yang buruk, yang akhirnya merugikan perusahaan.

Komitmen secara garis besar dikelompokan menjadi dua bagian; berorientasi kepada delivery pekerjaan, dan berorientasi kepada tujuan. Artinya saat seseorang menandatangani kontrak kerja sebagai karyawan yang baik dia akan berkomitmen melayani sesuai dengan penugasan yang diberikan. Selain itu bila memang memiliki ketangguhan mental dia akan komit kepada pencapaian target atau sasaran tugas pekerjaan yang diberikan.

Upaya meningkatkan daya resiliensi untuk memupuk ketangguhan mental berikutnya adalah bagaimana kita dapat mengendalikan diri. Kemampuan mengendalikan diri seseorang menjadi sangat penting. 

Bagaimana mengendalikan emosi yang meletup-letup. Emosi otak kita tidak selalu dalam bentuk marah-marah. Tapi seberapa tahan kita bisa melawan ketakutan, keragu-raguan, menekan kesedihan, menahan kenikmatan dan menangguhkan keinginan yang menggebu-gebu.

Pengendalian diri hidup kita sangat penting. Seberapa kuat kita menahan diri gaya hidup kita sehari-hari. Gaya hidup seseorang kalau sudah tinggi cenderung agak sulit menurunkannya. 

Dalam ketangguhan mental, kekuatan inner positivity seseorang salah satunya tercermin cukup tangguh apabila dapat mengendalikan gaya hidupnya. Faktanya, banyak yang tidak siap memasuki masa pensiun kerjanya. Bukan post power syndrome yang manjadi masalah utamanya. 

Namun apakah yang bersangkutan mampu dan mau menurunkan gaya hidupnya, serta dapat menyesuaikannya. Apalagi bila sebelum pensiun telah terbiasa di posisi puncak yang apa-apa serba dilayani.

Untuk menjadikan seseorang yang memiliki mental pejuang atau mental pahlawan, dia harus tangguh berjuang. Komponen penting ketangguhan mental lainnya adalah kepercayaan diri. 

Kepercayaan diri tidak lain merupakan positivity inner seseorang. Berprasangka baik terhadap dirinya sendiri sebelum berprasangka baik kepada orang lain. Percaya diri atas kemampuannya dan percaya diri dalam berinteraksi dengan orang lain. 

Komponen ini diperkuat dengan ketrampilan intrapersonal dan interpersonal. Banyak orang yang sebenarnya ahli dan terampil namun tidak punya kepercayaan diri yang kuat serta keberanian diri untuk tampil.

Komponen sukses terakhir dalam ketangguhan mental adalah kemampuan seseorang menghadapi kesulitan dan ancaman, melihatnya menjadi sesuatu tantangan yang menarik. Dia yakin segala sesuatunya dapat dihadapi. Dan mudah dijalankan atas bantuanNya. 

Berkeyakinan bahwa segala suatu kejadian ada hikmahnya. Terbuka pikirannya yang selalu ingin bertumbuh. Diambil palajaran dari setiap kejadian-kejadian. Fleksibel menyesuaikan lingkungannya. 

Selalu ingin belajar dan senang menyambung-nyambungkan sinaps antar neurons sel-sel otaknya. Gemar mempelajari hal-hal yang belum dikenal. Dia tak cangung berada di lingkungan yang baru. Mudah beradaptasi.

Demikianlah komponen-kompone 4C yang perlu diasah, syarat mutlak untuk ketangguhan mental seseorang. Sekarang kita dapat mengecek seberapa tangguhnya mental kita. Sudah banyak metodologi dan tools untuk mengetahui notasi skor kita. 

Dengan memiliki ukuran kita dapat meningkatkan dan mengembangkan ketangguhan mental kita. Meskipun penelitian menunjukkan bahwa ada faktor genetika dalam ketangguhan mental kita. 

Tetapi ketangguhan mental juga mencerminkan pengalaman hidup kita. Sesungguhnya banyak dari kita yang telah belajar secara sadar dan tidak sadar untuk menjadi tangguh secara mental dan mengasah sensitivitas mentalnya.

Ada peringatan; tidak ada keharusan implisit untuk mengembangkan ketangguhan mental kita. Sebaliknya kuncinya adalah kesadaran diri dan refleksi diri tentang apa artinya semua ini bagi cara kita menjalani hidup. 

Beberapa orang yang peka secara mental akan senang untuk tetap seperti mereka dan akan mendapat manfaat dari belajar dan mengadopsi teknik dan pendekatan yang akan diadopsi oleh orang yang sulit secara mental. 

Dalam pengertian itu, mereka belajar mengatasinya dan seringkali akan bermanfaat mempelajari kekuatan mereka dan menggunakannya untuk mengoptimalkan kinerjanya.

Pelatihan ketangguhan mental berbasiskan neurosains

Jika lingkungan kita ekstrem, lengkap dengan kekacauan, stres dan kepanikan, bagaimana sebaiknya kita hidup mengelola rasa takut dan stres ini? Bayangkan situasi kondisi lingkungan dimaksud lebih buruk dari masa pandemi penyebaran virus mematikan yang saat ini kita sedang sama-sama hadapi. 

Jawabannya mungkin ada dalam kajian neurosains yang menunjukkan kepada kita bahwa faktanya memang kita dapat melatih otak kita. Artinya bahwa mengalami kepanikan, kekacauan dan sejumlah emosi negatif lainnya hanya menjadi pilihan bagi kita.

Latihan ketangguhan mental berbasiskan neurosains bertujuan mengendalikan naluri luar biasa otak untuk tidak panik. Bagaimana mengubah cara otak kita bereaksi terhadap ketakutan dalam situasi ekstrem. 

Secara historis, kesalahan dikaitkan dengan rasa takut dan panik serta kapasitas untuk mengendalikan impuls ini penting. Kita harus menemukan cara untuk menyesuaikan otak seperti pada saat lingkungan mencekam seperti sekarang ini. 

Dengan tuntutan pekerjaan mencari nafkah yang juga tidak bisa dibendung. Tujuan program ketangguhan mental adalah melatih kembali respons instingtual otak terhadap kepanikan. 

Dengan demikian memungkinkan kita untuk mampu menangani stres secara berbeda, beradaptasi dengan cepat, dan mempertahankan kendali di tengah kekacauan, serta untuk melakukan apa yang perlu.

Penelitian neurosains menunjukkan kepada kita bahwa ketika bagian otak yang berfungsi sebagai pusat komando pusat untuk reaksi emosional kita, amigdala, merasakan ketakutan, itu menekan sistem panik tubuh dan memicu hormon stres kimia, kortisol dan adrenalin dan melepaskannya ke dalam aliran darah. 

Melepaskan hormon stres meningkatkan pernapasan, detak jantung, dan memberi kita tingkat kewaspadaan yang tinggi, tetapi membuat pikiran kita sulit dikendalikan. 

Secara teratur menggunakan empat teknik berikut yang dirancang oleh para neurosaintis dunia, akan membantu tubuh dan otak kita untuk tetap bekerja secara sinkron. Dan membawa kejernihan pemikiran dalam momen pengambilan keputusan saat kritis.

Pertama, tentukan sasaran untuk membawa struktur ke dalam kekacauan. Kemampuan bernalar dan merencanakan membuat respons rasa takut tetap terkendali. 

Dengan menghirup udara yang dalam, dan mengatur pernafasan kita, aktifkan otak PFC untuk meningkatkan kesadaran atau meminimalisasikan pikiran-pikiran otamatis bawah sadar kita. 

Menghindar amygdala hijack ataupun mencegah cognitive shutdown seperti penjelasan sebelumnya. Sehingga tak larut dalam situasi dan kondisi yang mencekam, agar kita dapat berpikiran normal dan jernih. Berpikir sehat adalah berpikiran positif.

Kedua, latihan mental dan visualisasi sehingga pikiran dan tubuh kenyataannya sesuai dengan visi kita. Menjalankan skenario dalam pikiran secara alami sehingga kita akan merasakan lebih rileks, tidak tegang. 

Sesuai dengan hukum kekalan energi listrik yang akan mengalir dengan sendirinya ke otak PFC kita, manakala kita mulai tenang dan rileks. Sehingga kita bisa berpikiran lebih rasional dan logis.

Ketiga, melakukan percakapan diri yang positif. Hindari pikiran-pikiran negatif, walaupun hanya selintas. Hilangkan pikiran-pikiran berburuk sangka. Percakapan diri yang positif dapat mengeliminasi respons ketakutan otak. 

Berdasarkan kajian neuorsains, kita berbicara kepada diri kita sendiri antara 300 dan 1.000 kata per menit. Ketika kita menggunakan kata-kata dan pikiran yang positif, akan dapat membantu mengenyampingkan sinyal ketakutan yang berasal dari otak.

Keempat, kendalikan gairah kita melalui pernafasan tadi. Selain nafas yang lebih dalam dengan hitungan lebih teratur, sekarang dicoba dengan memperlambat hitungannya. 

Sehingga dapat menenangkan dan meningkatkan aktivitas otak. Nafas panjang mendapatkan lebih banyak oksigen ke otak dan memungkinkan kita untuk membuat keputusan dengan kualitas yang lebih baik.

Rangkuman tips meningkatkan ketangguhan mental

Untuk meningkatkan ketangguhan mental, memang benar kita tidak harus menjadi tentara atau atlit juara dunia terlebih dahulu. Namun kita dapat belajar banyak dari mereka. 

Pelatihan-pelatihan yang dilakukan ternyata tidak cukup hanya pelatihan fisik saja. Kekuatan mental justru yang terus dilatih dan diuji. Berkali-kali, menempa mental kita agar seperti baja. Membutuhkan kemampuan untuk bertahan dan terus berjalan maju, walau langkah yang mungkin lebih pelan ketika keadaan menjadi sulit. 

Dunia ini dirancang untuk memberi kita kenyamanan yang mungkin. Asalkan kita mampu, namun kenyataan banyak orang yang kalah mentalnya, tidak kuat, berhenti di tengah jalan, bahkan putus asa. Ketahanan mental tidak hanya memberikan kita keuntungan besar, tetapi juga merupakan salah satu kunci kesuksesan yang signifikan.

Walau sebenarnya, manusia tangguh yang senantiasa bermental baja, berotot kawat, dan bertulang besi dari dulu sudah ditokohkan di dalam cerita pewayangan. 

Manusia normal ada kalanya terpukul, dilanda rasau galau yang sangat hingga terbesit keinginan untuk menyerah dan berhenti. Mungkin di setiap keinginan kita untuk menyerah, tak ada lagi keinginan untuk memperjuangkan cita-cita yang ingin direngkuh untuk meraih masa depan yang lebih baik. 

Allah SWT selalu hadir dengan caranya tersendiri untuk menyokong, mengingatkan kita, dan membangkitkan kobaran semangat untk kembali melangkah dan mengejar cita-cita kita. Kesuksesan memang diperuntukan bagi orang-orang yang tak pernah berhenti untuk berikhtiar dan berdoa. 

Kesuksesan yang hakiki ketika kita dapat berarti bagi banyak orang, menebar manfaat, dan menginspirasi orang lain untuk melakukan kebaikan dan terus mengembangkan bakat dan keahlian yang Allah berikan.  

Jadi rangkuman beberapa tips sederhananya; 

1) tetapkan tujuan dan target yang ingin dicapai, 

2) bayangkan kita sukses, visualisasikan secara detil, 

3) fokus ke masing-masing target terdekat, tahap demi tahap, seperti filosofi bagaimana memakan dan menghabiskan seluruh tubuh gajah, 

4) latihan mental terus menerus tanpa henti, bila gagal mencobanya berulang kali tanpa menyerah, pantang mundur, 

5) cari teman-teman yang hanya menguatkan diri kita, yang memberi semangat, bukan sebaliknya yang menentang dan sering mengolok-ngolok,

6) dalam proses setiap tahapannya jangan terpancing emosi, kendalikan emosi, salurkan menjadi energi positif yang mendukung langkah kita, 

7) percakapan diri positif, dan afirmasi bahwa kita pasti bisa,

8) syukuri dan rayakan pencapaian-pencapaian kecil, 

9) tenang terus melangkah, yakin Allah akan membantu kita.

Selamat mencoba. Semoga bermanfaat. Aamiin. (BIS)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun