Mohon tunggu...
Anna R.Nawaning S
Anna R.Nawaning S Mohon Tunggu... Konsultan - Writer , Sociopreneur , Traveler and Education Enthusiast

Menulis -/+ 40 buku solo dan antologi-fiksi dan non fiksi diterbitkan oleh berbagai penerbit. Sertifikasi Penulis Non Fiksi BNSP http://balqis57.wordpress.com/about

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Berkelana di Otaru Jepang di Tahun Baru Lalu

24 Mei 2023   20:55 Diperbarui: 24 Mei 2023   21:12 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source : FB Japan Muslim Friendly

Denuki Koji - Dok. Pribadi 
Denuki Koji - Dok. Pribadi 

Bukan tidak berkesadaran penuh, saat menyusuri kota Otaru ingatan saya melayang ke beberapa kota di South Island New Zealand. Saya seakan sedang berjalan di kota yang terdapat di South Island dengan gaya bangunan Eropa klasik. Setelah saya dapatkan informasinya, ternyata Otaru memang "kota kembar" dari Dunedin New Zealand!

Otaru memang masih merangkul kejayaan masa lalu-nya dengan bangunan-bangunan berusia ratusan tahun.

Dok. Pribadi 
Dok. Pribadi 

Kondisi Otaru saat itu juga terasa sunyi damai. Ya selain tanggal merah yang public fasilities-nya banyak tidak beroperasi, juga saat winter seperti ini penduduk lokal lebih asyik menikmati hari di dalam rumah. Padahal saya ingin loh berjumpa dengan penduduk suku asli Jepang, Ainu yang kabarnya banyak tinggal di daerah ini.

Toko di Sakaimachi Street - Dok. Pribadi 
Toko di Sakaimachi Street - Dok. Pribadi 


Di salah 1 toko souvenir di Sakaimachi Street saya membeli dan mengirimkan postcard bergambar kota ini. Di toko souvenir ini juga terdapat tempat payung-payung, kita dapat mengembalikan payung yang kita pinjam dari stasiun atau menukarnya dengan payung yang tersedia. Bisa saja payung yang kita letakkan saat masuk ke toko souvenir ini digunakan oleh orang lain. Bukan masalah, asalkan kita mengembalikan kembali payung yang kita pinjam itu pada tempat-tempat yang memang disediakan.

Makan Siang Yang Tertunda
Menjelang jam 3 siang kami belum makan siang. Di dekat canal terdapat Otaru Denuki-koji, area atau spot restaurant dan kedai makanan. Namun banyak yang tidak buka. Restaurant yang buka tampak antri pengunjung, dan itu pun belum tentu halal. Dengan perut lapar kami mencari tempat makan yang buka dan menyediakan makanan halal. Jika sudah "kepepet" seperti ini biasanya di Jepang kami membeli makanan di Family Mart atau Circle K. Akhirnya kami menemukan KFC, kedai ayam goreng asal America itu. 

Late Lunch - Dok. Pribadi 
Late Lunch - Dok. Pribadi 

Halah, jauh-jauh maen di Otaru kok makannya malah kedai yang di Indonesia saja banyak ditemukan!? Hahaha... Namun untuk membedakan, kami memesan makanan khas Jepang-nya, yakni Ebi Furai. Ebi Furai versi KFC Jepang sungguh cocok dengan cita rasa saya! Hampir mirip dengan Ebi Furai Hoka Hoka Bento yang tidak ada cabangnya di Jepang.

Sebelum matahari meredup di peraduan bersama gelap, kami kembali ke kota Sapporo dengan menggunakan train lagi. Selama di Hokkaido kami bermalamnya di salah 1 hotel di tengah kota Sapporo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun