Mohon tunggu...
Nurul Bayti
Nurul Bayti Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Media Sosial, Surgaku atau Nerakaku?

9 Agustus 2018   05:41 Diperbarui: 9 Agustus 2018   07:19 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Media sosial (Medsos) seolah menjadi dunia baru era now. Hampir semua kalangan menjadi penggunanya. Tua muda. Petani pengusaha. Rakyat jelata hingga pengusa pun turut asik menjadi bagian dari kehidupan medsos ini.

Bisa berteman dengan banyak orang. Kenal secara langsung, bahkan tak kenal pun bisa berteman. Mulai teman sekolah, teman sedaerah sampai lintas negara pun pertemanan bisa dilakukan. Bagi pengguna facebook misalanya, pertemanan bisa mencapai angka 5000 orang. 

Beda halnya dengan pengguna twitter, pertemanan jauh lebih banyak bisa puluhan ribu hingga jutaan. Ini yang menjadikan medsos digandrungi semua kalangan.

Kepentingan penggunaan medsos pun banyak variasi. Sekedar untuk komunikasi, silaturahmi, bisnis, hingga strategi pencitraan menggaet masa sasaran. 

Masih terlintas dalam benak, pencitraan saat musim kampanye 2014. Seseorang kepala daerah di kota Solo yang awalnya tidak tenar di telinga, seolah disulap menjadi terkenal melalui mobil esemka. Berbagai kebijakan lokal diunggulkan. Merakyat. Blusukan ke daerah terpencil. Citra ini pun melambung sampai menaikkan popularitasnya dan menjadi orang nomor satu di negeri ini.

Nyata atau tidak kondisinya. Dusta atau benar omonganya. Akan terasa sulit dibuktikan dalam dunia medsos ini. Tak jarang banya orang yang memanfaatkan medsos ini untuk kepentinga-kepentingan sepihak. 

Untuk menaikkan pamor hingga gaya hidup glamour. Ini yang disebut pisau bermata dua. Bisa dimanfaatkan untuk kebaikan sekaligus bisa untuk keburukan. Ketika tak pandai mensikapi, justru akan semakin menjerumuskan.

Tingginya angka kejahatan, pemerkosaan, penculikan bahkan pembunuhan pun bisa bermula dari medsos. Ketika tak ada aturan yang membatasi dunia medsos, orang dengan mudah mengunggah semaunya. 

Bahkan tayangan porno pun akan mudah diakses. Ini yang menjadikan birahi orang-orang yang imannya tipis akan naik. Walhasil, berlanjut kencan, hingga perkosaan. Tak mau aib tersebar, hingga tega melakukan pembunuhan. Astaghfirulloh.

Beramal dengan Ikhkas dan Benar

Dunia dan segala gemerlapnya adalah ujian. Keindahan dunia hanya indah dipandang mata. Harta, pangkat dan jabatan hanyalah titipan. Tak pantas ketika diri menjadi jumawa. Pamer kekayaan. Pamer kemesraan. Pamer ketenaran. Seolah haus sanjungan hingga pujian orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun