Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Rerangka Pemikiran Res Publica, Res Privata

11 September 2021   21:39 Diperbarui: 24 Oktober 2023   22:27 2293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rerangka Pemikiran  Res Publica, Res Privata  

Kata "republik", dari ekspresi res publica, memiliki arti yang kompleks, menunjuk "kegiatan publik", "urusan publik", "kepentingan umum", "masyarakat yang dibentuk oleh rakyat". Res publica, antitesis dari res privata, yang di dunia Romawi ditunjuk sebagai barang-barang dari domain publik yang melayani kebutuhan dan kehidupan politik kota, tetapi maknanya jauh lebih luas - legal, simbolis, dan politik. Dalam arti tertentu, ide-ide republik berasal dari Yunani kuno, tetapi "res publica" tidak sepenuhnya setara.

Barang publik adalah konsep yang mengacu pada negara yang diatur sesuai dengan kebaikan rakyat,  sebagai lawan dari negara yang diatur sesuai dengan kebaikan pribadi dari anggota kelas atau satu orang. Bahasa Latin res publicae,   memunculkan kata Republic, yang artinya jauh lebih terbatas. Dalam res publicae,  res berarti benda, subjek, urusan, pekerjaan, dan publicae berasal dari kata poplicus yang berarti berhubungan dengan rakyat. Dalam bahasa Inggris itu adalah kata commonweale atau persemakmuran dan non republik,  yang maknanya bersesuaian dengan urusan publik,  dengan kesejahteraan atau kekayaan yang meliputi bidang semantik yang pergi dari kekayaan ke kesejahteraan.

Sepanjang keberadaannya, Kekaisaran Romawi sendiri dianggap sebagai masalah publik, terlepas dari kaisar. Dengan jatuhnya kekaisaran, gagasan ini menghilang, digantikan oleh kepemilikan pribadi atas barang-barang dan orang-orang oleh para bangsawan dan raja yang memperebutkan puing-puingnya.

Ketika orang Romawi menerjemahkan "res publica" ke dalam bahasa Yunani, mereka kadang-kadang menggunakan ungkapan "ta demosia pragmata", "hal-hal menyangkut rakyat". Sebuah padanan Yunani tampaknya menjadi "untuk koinon", "komunitas",atau "untuk koinon agathon", "kebaikan bersama". Bagaimanapun, asal mula ide republik tidak dapat dipisahkan dari kelahiran politik dengan demokrasi Athena.

Memang di Yunani gagasan politik sebagai domain tertentu ditemukan, dimulai dari pemisahan antara urusan bersama (to koinon) dan apa yang menjadi milik individu (to idion), yang tempatnya adalah keluarga (oikos). Gagasan republik   menemukan asal yang jauh dalam gagasan kebebasan (eleutheria), antitesis dari perbudakan.dari perpecahan antara urusan umum (untuk koinon) dan apa yang menjadi milik individu (untuk idion), yang tempatnya adalah keluarga (oikos).

Res Privata menuju Res Res Publica. Atau Oikos (private realm) ke public realm (polis). Maka syarat bagimana ini dilakukan daan   bergeraknya sistem ekonomi ke sistem politik. Manusia yang tercukupi pada wilayah Oikos (private realm) akan datang ke Alun-alun atau Agora Polis (Kota) atau gagasan Republik.

Gagasan republik   menemukan asal yang jauh dalam gagasan kebebasan (eleutheria), antitesis dari perbudakan dari perpecahan antara urusan umum (untuk koinon) dan apa yang menjadi milik individu (untuk idion), yang tempatnya adalah keluarga (oikos). Gagasan republik   menemukan asal yang jauh dalam gagasan kebebasan (eleutheria), antitesis dari perbudakan. Sumber filosofis utama republikanisme dapat ditemukan, lebih dari tipologi rezim Platon,  rerangka dalam  Aristotle  (384-322 SM);

Jika Platon, merupakan otoritas dan figur referensi, maka filsafat "Platon is" mengetahui, dari periode akhir republik hingga akhir Zaman Kuno, banyak adaptasi dan interpretasi ulang dalam sastra Latin, dari karya perintis Cicero dengan jumlah teoretis yang diwariskan pada Abad Pertengahan oleh seorang Boethius.

Faktanya, selama selang waktu sekitar enam abad ini, penulis yang mengaku sebagai Platon  secara berturut-turut mengadopsi sikap filosofis yang berbeda terhadap korpus Platon is dan menggunakan berbagai genre dan bentuk sastra untuk mengekspos konturnya. Mereka telah menunjukkan diri mereka setia dalam hal ini pada tradisi Platon is yang, sejak awal, menolak untuk menjadi tetap dalam ortodoksi dogmatis.

Tanpa mengaku lengkap,berbagai kontribusi yang dikumpulkan dalam volume ini berusaha untuk memberikan cahaya tambahan pada momen-momen yang berbeda dari Platon isme Latin dan pada berbagai pendekatan yang menjadi cirinya, dengan demikian menyoroti kekayaan protean dari Platon  Latinus.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun