Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Apa Itu Sosiologi Fenomenologis?

10 Juli 2021   14:04 Diperbarui: 10 Juli 2021   14:09 2091
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosiologi Fenomenologis (Dok. Pribadi)

Pertanyaan tentang tingkat kedekatan teori Schutz dengan pandangan   Husserl patut mendapat perhatian khusus. Dia menggunakan seluruh rangkaian konsep fenomenologi   Husserl. Namun demikian, apakah dia menjauh dari mereka?   Husserl berusaha keras untuk menciptakan fenomenologi transendental. Dia sangat dipengaruhi oleh filsafat Kant dengan fokus pada prinsip-prinsip apriori. Di jalan ini, ia gagal mencapai kesuksesan yang nyata. Posisi Schutz lebih konstruktivis. Penting baginya untuk menunjukkan bagaimana institusi pengetahuan berkembang selangkah demi selangkah. Menurut pendapat kami, Schutz bukanlah pendiri sosiologi fenomenologis transendental, tetapi sosiologi fenomenologis konstruktivis. Judul satu-satunya monograf oleh   Schutz, yang diterbitkan semasa hidupnya, "The Semantic Construction of the Social World. An Introduction to Understanding Sociology"   sangat indikatif. Kecenderungan konstruktivis tampak jelas dalam karyanya.

Perbedaan esensial kedua antara Schutz dan Husserl adalah dalam memahami sifat idealisasi. Husserl, yang menyatakan krisis ilmu pengetahuan, dengan tajam mengkritik institusi abstraksi, yang tidak memiliki kelengkapan vital. Schutz tidak memiliki kritik ini. Dia menganggap idealisasi justru sebagai abstraksi, dan sebagai konstruksi yang diperlukan. Secara ilmiah, mereka sangat relevan, karena mereka mengungkapkan esensi pengetahuan ilmiah. Siapa yang lebih unggul keduanya?, Husserl atau Schutz; Menurut pendapat simpulan sementara Husserl, seorang kritikus, bukan penganut teori abstraks

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun