Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Episteme Akar Kejahatan [1]

15 Januari 2020   18:08 Diperbarui: 15 Januari 2020   18:07 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semua manusia adalah memiliki sifat jahat, dan pernah berbuat jakat, dan berpotensi menjadi jahat. Dan semua manusia juga memiliki sifat kebaikan. Maka manusia itu adalah jahat pada satu sisi, dan baik pada sisi lain. Tidak ada manusia yang tidak pernah berbuat jahat, selama dunia dan sejarahnya ada maka kejahatan adalah sifat niscaya ada bersama dunia dengan segala realitasnya;

Peperangan saling membunuh, saling menipu,  teristimewa sejak Perang Dunia II, para filsuf moral, politik, dan hukum menjadi semakin tertarik pada konsep kejahatan. Ketertarikan ini sebagian dimotivasi oleh anggapan 'jahat' oleh orang awam, ilmuwan sosial, jurnalis, dan politisi ketika mereka mencoba untuk memahami dan menanggapi berbagai kekejaman dan kengerian, seperti genosida, serangan teroris, pembunuhan massal, dan penyiksaan serta pembunuhan, atau kejatatan atas nama agama, bahkan  pembunuh berantai psikopat. Tampaknya kita tidak dapat menangkap signifikansi moral dari tindakan ini dan pelakunya dengan menyebut 'sangat sangat salah;

Manusia belajar dari alam, maka ada kehajatan alami yang terjadi misalnya sakit gigi, sakit kepala, sakit diabetes, dan seterusnya. Maka konsep luas memilih setiap keadaan yang buruk, tindakan yang salah, atau cacat karakter. Penderitaan sakit gigi adalah kejahatan dalam arti luas seperti kebohongan putih. Kejahatan dalam arti luas telah dibagi menjadi dua kategori: kejahatan alami dan kejahatan moral. Kejahatan alam adalah keadaan buruk yang tidak terjadi karena niat atau kelalaian agen moral. Badai dan sakit gigi adalah contoh dari kejahatan alami. Sebaliknya, kejahatan moral memang dihasilkan dari niat atau kelalaian agen moral;

Kejahatan dalam arti luas, yang mencakup semua kejahatan alam dan moral, cenderung menjadi jenis kejahatan yang dirujuk dalam konteks teologis, seperti dalam diskusi tentang masalah kejahatan. Masalah kejahatan adalah masalah perhitungan kejahatan di dunia yang diciptakan oleh Allah yang mahakuasa, mahatahu, yang serba baik. Tampaknya jika pencipta memiliki sifat-sifat ini, tidak akan ada kejahatan di dunia. Tetapi ada kejahatan di dunia. Karena itu, ada alasan untuk meyakini bahwa pencipta yang maha kuasa, maha tahu, maha baik menjadi paradox, dan dipertanyakan. Manusia Skeptis pada Tuhan, dan mengapa Tuhan Maha Baik Membiarkan kejahatan alami, dan kejahatan buatan memungkinkan terjadi didunia ini tanpa mampu  "Dia" cegah; lalu apakah "Dia" tetap Maha Baik, Maha Kuasa;

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun