Thales (624-546SM) menyatakan "Air adalah prinsip awal", yang menghidupkan dan memunculkan segala sesuatu. Air tanpa sebab dari luar dirinya, mampu tampil dalam berbagai bentuk, Air bersifat abadi, dan tak dapat dibinasakan.
Di atas manusia (air awan), di bawah manusia (tanah ada air) dan dalam manusia adalah berasal dari air (sperma) sebagai jawaban primordial filsafat.
Dan hal ini bersesuaian dengan jawaban pada 4 ansir kehidupan ada wangsa air, wangsa api, wangsa tanah, dan wangsa api.
Jadi seks adalah eksistensi wangsa Air yang hadir dalam kehendak [wille] buta metafisik yang menerabas umat manusia menjadi wujud fisik [air] untuk melestarikan diri dalam wujud lain dalam siklus kenormalan hukum alam semesta.
Maka ada makna lebih dalam lagi jika ingin diberikan penjelasan Diskursus Mengapa Saat Hubungan Seks Keluar Air [kehadiran air].
Dalam filsafat Indonesia lama {Jawa Kuna} hasil riset saya bisa memberikan jawaban lain dengan argumentasi Mengapa Saat Hubungan Seks Keluar Air [kehadiran air], yaitu dengan metafora korelasi mikro kosmos, dengan makro kosmos dalam artian filsafat seni; Bagimana penjelasannya;
Sekalipun metafora korelasi mikro kosmos, dengan makro kosmos adalah wujud dokrin mental atau mitos berubah menjadi logos sebagai pitutur (dalam artian moral atau etika) dalam kebudayaaan universal. Bukti artefak yang muncul ada di Candi Sukuh [Candi Seksuasi] di Karanganyar Jawa Tengah.
Di mana hubungan keduanya bisa terwujud dalam bentuk air [embun] membasahi bumi pada malam hari antara jam 00 sampai jam 03.00 dini hari. Akibatnya bumi menjadi tempat turunnya air embun, yang diteteskan dari langit.Â
Proses inilah adalah seksuasi alam antara dua hal berbeda meng-ada menjadi bentuk kehidupan. Maka jikapun ada kemarau panjang bumi tetap hidup dengan segala tumbuhan dan kehidupan biotiknya karena malam hari air turun dari langit ke bumi.
Kemudian dalam kebudayaan Indonesia Lama {Jawa Kuna} studi filologi saya pada korelasi mikrokosmos, dengan makrokosmos" digeser menjadi bentuk kedua dalam pemahaman filsafat seni Bumi adalah gambaran representasi pada kata sebagai "ibu", atau kemudian digeser menjadi "Demeter" sebutan ibu pertiwi (Indonesia), untuk (mother land), atau (mater), atau Bunda Alam Semesta) atau diubah menjadi wangsa Sanjaya, atau diubah menjadi Wangsa Tanah, dan Wangsa Air dalam kebudayaan kemudian dikenal dengan "Tanah Air".Â