Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Dokrin Ilmu Sampling Kasus Quick Count Pilpres 2019

19 April 2019   22:22 Diperbarui: 19 April 2019   23:11 2677
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dapat dikatakan sampel adalah sebagian dari jumlah dan karaktersitik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel, dikategorikan dalam dua yaitu probability sampling di mana setiap unsur anggota populasi mempunyai peluang sama untuk dijadikan sampel, dan non probability sampling tidak semua unit populasi memperoleh kesempatan yang sama untuk dijadikan sampling.

Maka apapun namanya [a] Quick Count sebagai hitung cepat menggunakan cara teknik sampling probabilitas sehingga menghasilkan hasil yang akurat dan dapat mencerminkan populasi secara tepat.

Sementara [b] Exit Poll adalah salah satu metode perhitungan dengan cara survei yang dilakukan setelah para pemilih meninggalkan tempat pemilu dengan menanyakan langsung kepada pemilih siapa calon yang dipilih.

Sedangkan  Real count atau perhitungan sesungguhnya bisanya dilakukan oleh otoritas KPU atau sebagai populasi keseluruhan memerlukan waktu yang lama;

Maka jelas pada tatanan ilmu Sampling Kasus Quick Count Pilpres 2019, dimana Hasil lembaga survey Quick Count Pilpres 2019 yakni, Litbang Kompas, Indo Barometer, LSI Denny JA, Median Kedai Kopi, menghasilkan simpulan statistika bahwa pemenang adalah Calon Nomor Urut 01 diantara kisaran 54%, dan pasangan nomor urut 02 diantara kisaran 46% memiliki dan memenuhi kaidah valid benar dan sesuai dengan tananan ilmu. Sepanjang regoritas [taat azas] dalam menerapkannya;

Sebaiknya pasangan nomor urut 02 membuka prosedur pengolahan data, dan penentuan sampling, atau metode apa yang dipakai, dalam membuat simpulan dan kemudian mengelurakan hasil angka seperti itu.

Sebab jika tidak maka ini menjadi tendensi kurang baik dan kurang mendidik dalam upaya menghargai kebenaran ilmu.

Dan sampai tulisan ini dibuat saya belum menerima berita bagaimana metode sampling yang dipakai agar memenuhi kriteria kebenaran umum ilmu yang berlaku;

Ada 4 hal minimal yang perlu dijawab supaya diskursus Kasus Quick Count Pilpres 2019 tidak menimbulkan selisih paham; [a] kejelasan sampling, [b] pengukuran validitas, [c] pengukuran reliabilitas; [d] software alat atau media pengolahan data, dan prosedurnya pengawasannya.

Pertanyaan berikutnya adalah bagimana ilmu sampling itu bisa dianggap benar, dan hasilnya [penyimpulannya adalah mewakili atau representasi pada populasi].

Contoh sederhana supaya jelas tentang akurasi ilmu sampling [Ekskursi: teorema representasi],  pada contoh Waroeng Spesial Sambal (SS), maka untuk mengetahui kategori pedes tidaknya rasa sambal tidak perlu memakan  semua sambal sebanyak 1 cobek, tapi cukup dicolek seujung jari atau secuil ujung sendok, maka simpulannya bisa diputuskan pedes, atau tidak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun