Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Sebuah Penelitian Mengenai Pemahaman Manusia [2]

21 September 2018   03:28 Diperbarui: 21 September 2018   03:45 523
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tulisan (2) An Enquiry Concerning Human Understanding (Sebuah Penelitian Mengenai Pemahaman Manusia)

Untuk pendasaran filsafat empirisme  Hume meninjam dan mengikuti pendahulunya John Locke. Locke bergerak melawan filsafat rasionalis, dengan dominasi penggunaan pada intuisi rasional. Tradisi empirisme menegaskan bahwa "pengalaman", dan bukan alasan, menjadi dasar penalaran berpikir.

Motivasi proyek filsafat Hume berharap pengamatan ilmiah dapat mengungkap prinsip-prinsip yang mendasari penalaran sehingga dapat lebih cepat menyadari logika salah, dan kemungkinan  lebih mudah dikoreksi menjadi logika yang benar dan bertanggungjawab. Alasan Hume adalah sejak revolusi ilmiah Newton, Galileo, dan lain-lain, sains dianggap sebagai paradigma penalaran bermanfaat. 

Dalam sains, ada metodologi didefinisikan secara hati-hati yang menjelaskan secara detail bagaimana kita dapat menguji (validitas reliabilitas) suatu teori dan menentukan apakah itu benar atau salah. 

Meskipun seringkali memerlukan waktu yang lama, dan sulit menentukan jawaban benar, metode ilmiah biasanya mencegah memandu untuk sampai pada jawaban yang meleset pada sasaran. Filsafat memiliki metode itu, dan secara terus-menerus terdapat pandangan yang bertentangan sambil merevisi keterbaharuannya. 

Sebagai contoh, penekanan Hume pada pengamatan langsung terhadap rasionalisme Descartes, yang kurang mementingkan observasi dengan alasan murni (pure reason). Hume mengagas empirisme diharapkan membuka jalan bagi metode secara hati-hati. 

Hume menunjukkan karyanya harus memiliki rigoritas episteme (berhubungan dengan, atau melibatkan pengetahuan; kognitif) sebelum ilmu baru yang dapat dinyatakan. Metode ilmiah adalah produk penalaran cermat, dengan demikian tunduk pada hukum pemahaman manusia.

Sementara sains tampaknya berada dalam kondisi jauh lebih baik daripada filsafat, dan bermanfaat outputnya. Dengan cara ini, Hume berbeda dibanding pendahulunya, Locke.

Locke melihat dirinya sebagai tenaga kerja atas nama sains baru, membersihkan kesalahan logika sampai bahasa yang mungkin menyebabkan keraguan. Sementara Locke dengan rendah hati melihat dirinya sekadar meluruskan dan membuka jalan menuju peradaban sains bagi umat manusia. Hume percaya karyanya sendiri harus meletakkan landasan kuat bagi  ilmu pengetahuan. 

Jika Hume dapat mengungkap hukum yang tepat untuk tatanan mengatur penalaran dan penarikan simpulan, maka  dipastikan dapat membantu pencarian ilmu dalam investigasi secara ilmiah secara empirisme.

Bersambung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun