Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Derrida, Hermeneutika Dekonstruksi [2]

10 Juli 2018   15:53 Diperbarui: 10 Juli 2018   18:10 1772
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jacques Derrida mengkritik pemikiran filsafat Bahasa, dan linguistic structural  antara logosentrisme (material bahasa), dan fonosentrisme (mementingkan ucapan tuturan).  Dengan dasar logosentrisme, dan fonosentrisme Derrida, menyusun konsep  ["difference"].  

Dengan tiga makna dalam tatanan yang berbeda-beda, (a) to differ dipakai untuk membedakan, (b) differe dipakai untuk menyebarkan, dan mengedarkan, (c) to difer dipakai dalam artian menuda.  

Derrida mendefinisikan tulisan  sebagai jejak, telapak kaki, menelusuri, merekonstruksi, merekonsiliasikan pada proses cara berpikir, menulis, berkarya mengacu pada "jejak" sebagai episteme ["difference"]. Metode ini adalah bagian dari [Post-structuralism, Deconstruction, and Post-modernism].

Metode dekonstruksi bukan hal baru dilatar belakangi oleh pemikiran dekonstruksi  Phenomenology, gagasan Edmund Husserl. Maksud fenomena: benda/objek yang terberi kepada saya, yang saya tangkap melalui indra. 

Wujud fenomena adalah berbentuk penampakan (Erscheinung): Objek yang tampak/terberi kepada kita bukanlah objek itu sendiri sebagaimana ia pada dirinya sendiri, melainkan hanya Erscheinung objek itu. Objek  sebagaimana tampak kepada kita (fenomenologi).

Penampakan objek itulah yang terberi kepada kita, dan bukan objek itu sendiri. Objek itu sendiri, objek pada dirinya (an sich), tidak pernah kita tahu. Kita tidak memiliki akses ke objek an sich (karena kita telah selalu memiliki ke-12 kategori Kant  transendental yang langsung mem-frame objek yang kita persepsi). Penampakan itulah yang menjadi materi kasar yang kemudian diproses oleh subjek penahu (knowing subject).

Beberapa konsep menjadi latar belakang pemikiran Derrida, adaah (a) konsep ["Deconstruction: Epoch'], sebagai proses penampakan (Erscheinung) fisik dari metafisik sebagai representasi [pengupasan] pada idea murni atau diadopsi pada pemikiran Platon dan Husserl. 

(b) Selanjutnya Derrida memberikan pemahaman dekonstruksi pada "Logos" menyangkut pikiran, logika, dan bahasa, atau oleh Derrida disebut "phonocentrism", (c) pemahaman dekonstruksi dengan ["Onto-theology"], percaya pada eksitensi dan substansi, pada filsafat barat yang bersifat Ontoteologis (metafisika) dalam diskursus yang berbeda (differentially), dan pemahaman hermeneutika pada makna sesuai agama ["religion of being"]. 

(d) Pemikiran Aufheben atau  Aufhebung atau sublimasi ["cancel" or "suspend", or "to sublate"], atau transformasi hipotesis yang berpengaruh pada pemikiran dan bahasa, dan mengembalikan (merehabilitasi kembai) pemahaman tersebut kedalam bentuk lain, dan makna lainnya. (e) memahami dekonstruksi pengingatan kembali atau memory (recall); remembrance dikenal dengan sebutan: "Erinnerung".  

Sebagai simbol tanda Geist atau "spirit" idea. Tanda (kata, dan simbol)   sebagai bentuk temporalitas pengganti gagasan pikiran (kesadaran). Dan (f) dekonstruksi pemahaman pada penelusuran (trace) atau jejak. Atau segala sesuatu dapat disusun identitas fakta konstruksinya dikaitkan dengan atau perbedaan satu dengan lainnya. 

Semua adalah bahasa, kata, seperti jejaraing dan ayaman (textus) di telurusi kembali untuk memberikan makna yang terlepas dari penulis teks nya. Selanjutnya (g) bentuk dekonstruksi metaphysics, dan penyangkalan metode kebenaran "transcendental" model Kantian. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun