Mohon tunggu...
Baitus Muhammad
Baitus Muhammad Mohon Tunggu... Penulis - Orang biasa

Belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Uang 271 Triliunku Hilang...

31 Maret 2024   23:35 Diperbarui: 1 April 2024   00:33 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto ilustrasi oleh AI Canva

Di tengah sunyi malam yang kelam,
Rasa getir menusuk hati yang pilu,
Uang 271 triliun menghilang begitu saja,
Tak ada tanda-tanda harapan di sana.
Seperti hembusan angin malam yang merasuk,
Menembus kulit seperti menusuk,
Hilangnya harapan tak tergantikan lagi,
Bagai tiupan badai yang tak kenal ampun,
Menghempaskan keluarga miskin dalam kehampaan.
Uang itu tak sekadar angka di kertas,
Bagi kehidupan mereka adalah nafas,
Untuk biaya sekolah, biaya perut tak terisi,
Berhari-hari, hanya bermimpi.
Sepatu mereka bolong, akibat aspal tak tergotong,
dan tas sekolah juga bolong, hanya terisi harapan yang kosong,
Mimpi-mimpi pun hancur berkeping-keping,
Diambang keputusasaan dan kekecewaan,
Tiada lagi senyum di wajah yang letih,
Hanya air mata yang mengalir tak terbendung, bibir getar berusaha tersenyum.
Di sudut gelap rumah-rumah kumuh,
Mereka berdoa dalam kesendirian,
Memohon kembali uang yang hilang,
Namun, jawaban tak kunjung datang.
Hanya tinggal luka dan duka yang mengalir,
Dalam puisi sedih yang tak pernah berakhir,
Uang 271 triliun, pergi entah ke mana,
Meninggalkan mereka dalam kesedihan yang mendalam.

Kraksaan, 31 Maret 2024

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun