Mahasiswa sekarang beda lho. Nggak kayak zaman kita dulu.Â
Bedanya.
Informasi sekarang serba terbuka luas. Apapun yang dicari begitu cepat didapat. Tinggal memisahkan benar dan salah saja.Â
Bagi mahasiswa aktif, pergi pagi pulang malam adalah hal biasa. Kuliah, bekerja, dan berorganisasi.Â
Dulu, semua kegiatan serba offline. Dari pagi di kampus, nggak lama kemudian sudah ikut seminar di gedung A, siangnya ikut seminar di gedung B, sorenya diskusi panjang lebar di taman kampus dalam sebuah organisasi. Semua bisa dikerjakan dan hampir seorang orang juga berhasil.Â
Nah, sekarang Anda malah nggak perlu berpindah tempat. Seminar A dan B bisa diikuti hanya dalam satu tempat saja. Bahkan beberapa orang bisa ikut 2 seminar sekaligus di waktu bersamaan, menggunakan laptop dan handphone.Â
See?
Semua itu kita.
Mau apa tidak?
Demikian juga soal investasi.
Mahasiswa sekarang ini benar-benar beda. Jangan sekali-kali menganggap remeh mereka yang duduk di warung kopi sepulang dari kampus.Â
Dulu, Anda bekerja harus terlihat fisiknya lelah.
Sekarang, Anda bekerja cuma modal internet dan device yang mendukung.Â
Jadi, mahasiswa yang terlihat asyik di warung kopi dengan laptop atau handphone yang tidak bisa dipisahkan, bisa jadi mereka sedang berinvestasi di sana-sini.Â
Cukup banyak aplikasi investasi baik itu reksadana maupun saham. Dimulai darp Rp0 rupiah  - mungkin - sampai ke nilai-nilai fantastis jika mahasiswa itu sudah berhasil menanjak lebih tinggi.Â
Saya kenal Iqbal. Sahabat dalam dunia literasi tetapi masih berstatus mahasiswa.Â
Suatu senja di warung kopi.
"Bang, coba nonton ini,"Â
Kami memang sering berdiskusi tentang investasi digital terutama reksadana. Iqbal juga yang sering menjelaskan kepada saya mengenai untung-rugi investasi sejak dini. Apalagi jika tidak ada duit banyak, "Jangan mimpi investasi cuma berdiam diri, karena investasi itu dimulai bukan dari nominal melainkan kemauan kita sendiri,"Â
Kami menonton video yang dibagikan ke laptop saya.Â
"Ini bagus banget, Bal,"
Saya menonton penjelasan mengenai investasi sejak dini dari tutotial di YouTube.Â
"Nah itu tadi, Bang, belajar itu bisa dari mana saja nggak mesti harus ikut seminar offline dan belajar dengan tekun. Kalau serius, dari video-video begini juga bisa jadi bahan untuk belajar,"Â
"Asalkan rajin ya,"
"Kalau mau seminar online juga banyak tapi pas ikut seminar semangat, lepas itu lupa lagi,"
"Intinya kita sendiri ya?"
"Iya,"
Kami terus berdiskusi sampai menjelang magrib. Iqbal sudah lama berinvestasi. Uang jajan yang diberikan orang tua dirinya investasikan ke reksadana, dan dalam bentuk emas digital di aplikasi. Hadiah dari lomba menulis blog, ia sisihkan juga untuk investasi.Â
Sebuah hal  yang menarik dari sosok yang saya kenal ini. Sejak dini sudah berinovasi lebih tinggi ke depan. Iqbal sangat rajin belajar mengenai investasi. Seminar online ia ikuti. YouTube ia nonton. Live TikTok tokoh terkenal ia simak baik-baik.Â
Biasanya, anak muda lain sibuk dengan gaya hidup mahasiswa yang mewah, Iqbal sudah bisa beli motor sendiri dari investasi yang pelan-pelan tadi. Ramah dan aman, meskipun sedikit lama-kelamaan akan 'membukit' juga.Â
Saya pun mulai berinvestasi reksadana. Uang jajan yang seharusnya untuk 'ngopi' senja hari, saya sisihkan ke investasi jangka panjang ini. Saya tahan diri untuk tidak 'nongkrong' setelah pulang kerja. Makan di rumah adalah nikmat yang tak terkira. Main bersama anak dan istri menjadi sebuah kebahagiaan yang hakiki. Investasi jalan terus meskipun diuji untuk berhenti.Â
Yang penting semangat. Anda sendiri bagaimana?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI