Mohon tunggu...
Baiq Susi Handriani
Baiq Susi Handriani Mohon Tunggu... Guru - Guru Bahasa Jerman

Sibuk ikut serta dalam upaya mencerdaskan anak bangsa :)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Poster Session

9 Desember 2022   18:30 Diperbarui: 9 Desember 2022   18:41 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

LK 3.1 Menyusun Best Practices

Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice)  Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)

Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran

Lokasi

SMA Negeri 1 Mataram (Jl. Pendidikan No.21, Dasan Agung Baru, Kec. Selaparang, Kota Mataram, Nusa Tenggara Bar. 83125)

Lingkup Pendidikan

Sekolah Menengah Atas (SMA)

Tujuan yang ingin dicapai

Meningkatkan kemampuan berbicara bahasa Jerman dan motivasi belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Poster Session pada tema Tagesablauf (Kegiatan sehari-hari).

Penulis

Baiq Susi Handriani, S.Pd

Tanggal

9 Desember 2022

Situasi: 

Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini.

Kondisi yang menjadi latar belakang masalah:

Pembelajaran bahasa Jerman memiliki 4 aspek yang penting untuk dikuasai, 4 aspek tersebut antara lain; keterampilan berbicara (Sprechfertigkeit), keterampilan menulis (Schreibfertigkeit), kemampuan mendengar (Höreverstehen), dan kemampuan membaca (Leseverstehen). Keterampilan berbicara (Sprechfertigkeit) merupakan suatu komponen penting dalam belajar bahasa Jerman, hal ini dikarenakan melalui keterampilan berbicara manusia dapat berkomunikasi secara langsung untuk menyampaikan idenya.

Dari pengamatan langsung dan hasil belajar siswa dapat diketahui bahwa di SMA Negeri 1 Mataram pada Kelas XII MIPA 8, kemampuan siswa dalam berbicara bahasa Jerman masih rendah. Selain karena bahasa Jerman merupakan bahasa asing bagi mereka, kurangnya motivasi dalam mempelajari bahasa Jerman juga menjadi salah satu penyebab rendahnya hasil belajar siswa terutama dalam keterampilan berbicara.

Berdasarkan kajian literasi, hasil wawancara dan pengamatan, rendahnya kemampuan berbicara bahasa Jerman dan rendahnya motivasi belajar siswa disebabkan oleh beberapa hal berikut:

1. Siswa kurang percaya diri dan takut karena merasa tidak mampu berbicara bahasa Jerman secara runtut dan terarah.

2. Penguasaan kosakata dan struktur kalimat siswa yang masih rendah.

3. Pembelajaran kurang inovatif sehingga pembelajaran yang diterapkan monoton.

4. Model, metode dan strategi pembelajaran yang digunakan kurang tepat dan tidak sesuai dengan karakter maupun kebutuhan siswa.

 

Dari poin-poin di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa praktik baik (Best Practice) perlu dilakukan untuk mengatasi permasalahan pembelajaran dengan menggunakan model dan strategi yang tepat sehingga pembelajaran inovatif dapat tercapai dengan baik. Guru perlu berinovasi, menggunakan cara mengajar yang lebih bervariasi dan menyenangkan terutama sesuai dengan karakteristik peserta didik. Untuk permasalahan kemampuan berbicara bahasa Jerman dan motivasi belajar siswa  yang rendah, telah diterapkan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Poster Session pada tema Tagesablauf (Kegiatan sehari-hari).

Mengapa praktik ini penting untuk dibagikan?

Dikarenakan permasalahan kemampuan berbicara bahasa asing dan motivasi belajar siswa  yang rendah banyak dialami juga oleh guru-guru yang lain, maka praktik ini diharapkan selain menjadi solusi untuk permasalahan pembelajaran (situasi) yang saya hadapi juga dapat menjadi alternatif solusi atau referensi untuk menginovasi pembelajaran bagi guru yang lain.

Apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini?

Peran saya dalam praktik ini dimulai dari mencari masalah dan akar masalah, kemudian mencari alternatif solusi dengan melakukan berbagai kajian literasi, wawancara dengan berbagai pihak seperti kepala sekolah, pengawas,  wakasek kurikulum, pakar (dosen), dan teman sejawat. Terakhir menentukan solusi yang paling relevan dengan masalah yang sudah ditentukan yaitu permasalahan kemampuan berbicara bahasa Jerman dan motivasi belajar siswa  yang rendah.

Selain peran tersebut, saya sebagai guru juga mempunyai tanggung jawab untuk melakukan proses pembelajaran ini secara efektif dan sungguh-sungguh, baik itu dalam merencanakan (mendesain pembelajaran),mempersiapkan hingga melaksanakan praktik pembelajaran sebaik mungkin dengan memilih model maupun media pembelajaran yang tepat dan inovatif guna tercapainya tujuan pembelajaran dan hasil belajar siswa dapat sesuai dengan yang diharapkan.

Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa sebagai guru saya berperan sebagai fasilitator dan evaluator pembelajaran siswa, serta sebagai pembelajar. Artinya guru juga bisa belajar dari aktivitas pembelajaran siswa.

Tantangan : 

Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa saja yang terlibat?

Tantangan yang dihadapi untuk mencapai tujuan

Adapun tantangan dalam pelaksanaan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Poster Session dalam aksi ini adalah sebagai berikut:

1. Membutuhkan persiapan lebih untuk menyiapkan alat dan bahan, media, konsep dan persiapan lainnya.

2. Memerlukan waktu yang cukup lama dalam pelaksanaannya.

3. Rendahnya tingkat percaya diri peserta didik, mereka cenderung malu dan takut untuk mengungkapkan gagasan mereka di depan kelas (melakukan unjuk kerja).

4. Siswa kesulitan untuk membuat kalimat bahasa Jerman sesuai kegiatan yang ditunjukkan pada setiap gambar.

Untuk mengatasi tantangan tersebut, guru melakukan tindakan sebagai berikut:

1. Guru melakukan beberapa persiapan diantaranya mempersiapkan media gambar dan kertas karton untuk bahan membuat Poster, memberi arahan kepada siswa untuk membawa alat tulis, pensil warna, dan alat yang dibutuhkan untuk membuat poster melalui WA Grup sebelum pelaksanaan aksi, mempersiapkan media PPT yang akan ditampilkan pada saat aksi sebagai media untuk menampilkan video dan menjelaskan materi.

2. Karena membuat Poster membutuhkan waktu yang lama maka guru menginstruksikan siswa untuk bekerja dalam kelompok.

3. Setiap siswa diberikan kesempatan yang sama untuk mempresentasikan Poster kelompok mereka dengan bantuan media gambar yang sesuai dengan tema yaitu kegiatan sehari-hari.

4. Guru tidak hanya mempersiapkan gambar-gambar terkait kegitan sehari-hari (sesuai tema) melainkan juga kata kerja yang dapat membantu siswa dalam membuat kalimat.

Yang terlibat dalam tantangan tersebut adalah

1. Kepala Sekolah, terkait izin untuk pelaksanaan aksi.

2. Pengawas, Wakasek kurikulum, Pakar (Dosen) dan Rekan Guru (Teman Sejawat), terkait memberikan ide atau masukan dalam pemilihan solusi yang relevan dan terkait pelaksanaan aksi.

3. Peserta Didik sebagai subjek dalam pelaksanaan aksi.

4. Saya sendiri selaku Guru Bahasa Jerman yang merencanakan dan melaksanakan aksi.

Aksi : 

Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut/ strategi apa yang digunakan/ bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat / Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini

Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut:

1. Pemilihan model pembelajaran yang inovatif.

Model Pembelajaran yang dipilih adalah model pembelajaran Cooperative Learning tipe Poster Session karena sesuai dengan kondisi yang ada, yaitu untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, melatih kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa serta agar pembelajaran lebih berpusat pada siswa (student centered). Adapun langkah-langkah model Cooperative Learning dalam aksi ini diantaranya:

a. Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa

Pada tahap ini guru menyampaikan tujuan pembelajaran, memberikan apersepsi terkait tema serta memotivasi siswa untuk tetap semangat dalam belajar.

b. Menyajikan informasi

Siswa menyimak video pembelajaran terkait tema Tagesablauf dan mendengarkan penjelasan guru tentang materi trennbare Verben.

c. Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar

Siswa membentuk kelompok terdiri dari 5-6 orang siswa. Setelah itu setiap kelompok menerima kertas karton dan gambar-gambar terkait kegiatan sehari-hari.

d. Membimbing kelompok bekerja dalam belajar

Pada tahap ini Guru memastikan bahwa siswa aktif berdiskusi dalam kelompok, siswa menempelkan gambar dalam kertas karton yang dibagikan dan memberikan keterangan disetiap gambar dengan kalimat-kalimat sederhana menggunakan trennbare Verben dan keterangan waktu.

e. Mengevaluasi

Pada tahap ini siswa bersama anggota kelompoknya mendemonstrasikan kalimat sederhana yang telah mereka buat yang disesuaikan dengan gambar yang ada pada poster mereka masing-masing. Kemudian Anggota kelompok lain menanggapi apabila ada kekeliruan atau masukan terhadap poster yang dipresentasikan. Tidak lupa guru memberikan penguatan berupa tanggapan terhadap hasil produk siswa dan memberikan Reward sebagai bentuk apresiasi kepada hasil kerja siswa berupa tepuk tangan sembari mengucapkan Gut gemacht, Wünderbar, Super, dan lain-lain.

2. Berkaitan dengan penggunaan media:

Guru harus kreatif dalam memilih media ajar yang baik dan tepat. Dalam hal ini saya sebagai guru melakukan perencanaan dan persiapan dengan menyiapkan Powerpoint yang digunakan sebagai media untuk menyampaikan tujuan pembelajaran, materi dan video pembelajaran. Selanjutnya mencari video yang sesuai dengan tema melalui Youtube. Langkah selanjutnya menyiapkan alat dan bahan untuk pembuatan Poster seperti media kertas karton/bufalo, gunting, lem, alat tulis, pensil warna dan media gambar-gambar yang berkaitan dengan tema Tagesablauf (Kegiatan sehari-hari).

3. Berkaitan dengan strategi pembelajaran yang digunakan:

Guru sebisa mungkin mengemas pembelajaran agar prosesnya tidak membosankan. Adapun dalam hal ini saya menampilkan video pembelajaran, kemudian siswa mengurutkan gambar sesuai dengan kegiatan yang disimak dalam video, setelah itu siswa diarahkan bekerja dalam kelompok untuk membuat Poster bertemakan kegiatan sehari-hari. Siswa menempel gambar kemudian memberikan keterangan pada setiap gambar. Mereka juga akan berkreasi untuk menghasilkan tampilan Poster yang menarik. Setelah itu bersama-sama mempresentasikan hasil kerja mereka didepan kelas kemudian kelompok lain dapat menanggapi.

4. Adapun yang terlibat dalam proses praktik pembelajaran ini adalah semua peserta didik kelas XII Mipa 8, Kepala Sekolah, Waka Kurikulum dan Waka Kesiswaan (terkait izin pelaksanaan), Dosen Pembimbing dan Guru Pamong (memberikan masukan dan saran terkait pelaksanaan aksi), Hidayatullah (Kerabat yang menjadi kameramen), Ulfa Diniati S.Pd (Teman sejawat yang bertugas menjadi Observer)

5. Sumber daya yang diperlukan dalam pemilihan model antara lain pemahaman dan kompetensi guru tentang model pembelajaran Cooperative Learning tipe Poster Session dan materi pelajaran tentang Tagesablauf yang diperoleh dari sumber belajar yang relevan baik buku ajar maupun internet. Sementara untuk menampilkan video pembelajaran dan PPT diperlukan media berupa LCD/Proyektor untuk menampilkan. Untuk pembuatan Poster diperlukan alat dan bahan berupa kertas karton, alat tulis dan pensil warna, serta gunting dan lem untuk menempel gambar.

Refleksi Hasil dan dampak 

Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang dilakukan? Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif?  Mengapa? Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan, Apa yang menjadi faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan? Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut

Dampak aksi dari langkah-langkah yang dilakukan dapat dikatakan efektif dilihat dari:

1. Pemilihan model pembelajaran dan juga kegiatan pembelajaran yang berpusat pada siswa sehingga menunjukkan keaktifan siswa, antusias, serta semangat atau motivasi mereka dalam menerima pembelajaran selama proses pembelajaran berlangsung.

2. Penggunaan media Poster sangat membantu dalam memahami materi selain itu keterampilan mereka dalam hal menulis kalimat dan berbicara bahasa Jerman dapat terasah/terlatih yang dapat dilihat dari nilai unjuk kerja dan produk yang dihasilkan semua mencapai nilai ketuntasan atau diatas KKM.

3.Respon peserta didik terhadap kegiatan pembelajaran ini adalah sangat senang dan antusias. Semua peserta didik semangat mengikuti seluruh rangkaian pembelajaran dan pada saat refleksi akhir semua peserta didik memberikan imotikon senang untuk menilai semua proses pembelajaran pada angket refleksi yang dibagikan. Namun mereka juga berpendapat bahwa waktu yang diberikan guru kurang untuk membuat Poster dengan tampilan yang lebih menarik.

4.Adapun saran dan masukan dari dosen pembimbing dan guru pamong pada saat refleksi dalam aksi ini antara lain memperbaiki praktik pembelajaran yaitu dari segi media yang digunakan (pada media poster tidak hanya menyediakan gambar tetapi juga kata kerja yang sesuai), perintah tugas yang disampaikan harus jelas sehingga tidak terjadi miskonsepsi antara peserta didik, memperhatikan alokasi waktu disetiap kegiatan, mempersiapkan cameramen serta mendiskusikan terlebih dahulu tata letak perangkat yang digunakan untuk merekam kegiatan, dan yang paling penting adalah menyiapkan peserta didik dengan menginformasikan tentang kegiatan sebelum pelaksanaan aksi meliputi materi, media, dan model pembelajaran yang akan dilaksanakan.

5. Faktor keberhasilan pembelajaran ini sangat ditentukan akan penguasaan guru terhadap pengelolaan kelas, media pembelajaran, model dan langkah-langkah pada rencana pelaksanaan pembelajaran.

6. Pembelajaran berharga yang dapat diambil dari seluruh proses kegiatan pembelajaran yang sudah guru lakukan adalah guru harus lebih kreatif dan inovatif dalam memilih model dan media pembelajaran untuk menciptakan proses belajar mengajar yang menyenangkan dan menumbuhkan semangat/motivasi serta keaktifan siswa dalam belajar. Adapun proses pembelajaran inovatif dapat tercipta jika model dan strategi pembelajaran

yang ditentukan tepat dan sesuai dengan kebutuhan siswa maupun dengan materi yang diajarkan. Selain itu tidak kalah penting guru harus melakukan perencanaan dan persiapan yang maksimal sebelum memulai praktik pembelajaran. Kemudian menerima setiap masukan membangun dari berbagai pihak baik itu atasan, rekan sesama guru (teman sejawat) maupun dari peserta didik itu sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun