Mohon tunggu...
Bain Saptaman
Bain Saptaman Mohon Tunggu... Administrasi - guru

aku adalah ..Musik....liverpool...the beatles...kopi....sepeda..vegetarian...... "AKU BERONTAK....maka aku ADA"....

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Buku Itu Menemani Perjalanan Hidup Anakku

13 Mei 2012   17:05 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:21 449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nama anak pertamaku Arum Sekar

Sejak usia 3 tahun sudah menunjukkan gejala kalau dia suka membaca….membaca apa saja

Buku-buku pelajaran yang saya pakai mengajar dibolak-balik

meski cuma sekedar melihat Gambarnya.

Dan rasa ingin tahu saya terjawab ketika dia sering saya ajak Melihat pameran buku

yang sering diselenggarakan di Jogja.


Dan hasilnya adalah mulai usia 5 tahun hingga kelas 4 SD

sudah banyak buku yang habis dibacanya

Mulai dari buku Majalah anak-anak seperti : Donald Bebek, Bobo dan lain-lain hingga

buku-buku cerita atau dongeng seperti The Little prince/Le Petit Prince

karya Antoine de Saint-Exupery

Buku ini sungguh menginspirasinya sehingga kadang ketika saya tanya cita-citanya

Dia hanya menjawab : “Ingin jadi penulis dan membuat buku seperti itu”

Hmmmm…….

Namanya saja anak-anak (fikirku)

Dan ketika kelas 5 hingga sekarang kelas 2 SMP

Hobi tersebut ternyata berkelanjutan malah “lebih parah”

Bagaimana tidak, buku-buku novel remaja mulai dikenal dan dibabatnya habis

Buku setebal Ayat-ayat Cinta hanya perlu waktu 2 hari sepulang sekolah.

13369276711039868885
13369276711039868885

Dan ini sangat “beresiko”. Kenapa?

Pertama, anak saya lebih sering “saying goodbye” sama buku-buku pelajaran dan

Lebih “menekuni” novel-novelnya… mulai dari karya-karya Tere Liye

Seperti Burlian, Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin, Hafalan Sholat Delisa atau

karya penulis-penulis lain seperti Habiburrahman El-Shirazy stau JK Rowling dengan Harry Potter-nya

Namun Alhamdulillah, nilai rapotnya tidak jelek-jelek amat.

“Resiko” kedua lebih terkait dengan kondisi finansial. Bayangkan, masuk ke toko buku

Gramedia…langsung mencari buku Harry Potter senilai 180-an ribu.

Kalo tanggal muda sih saya masih oke-oke saja.

Lha, ini tanggal ketika dompet mulai menipis…

Namun, semenjak duduk di bangku SMP dia sudah bisa menyisihkan uang jajan

Dan sebulan sekali bersepeda ke Toko buku untuk menambah koleksi

Bahkan untuk hari Ulang Tahunnya saja, dia tidak minta perayaan

Cuma sebuah buku….dan untuk Ultahnya kemarin Novel “An Old Fashioned Girl””

Karya Louisa May Alcott

1336927559638682875
1336927559638682875

Problem ketiga adalah anakku menjadi "tukang protes"

Untung tidak ke pada orang tuanya namun ke para produser film

yang me-layarlebar-kan buku-buku yang pernah dibacanya

apa katanya?

"Tokoh Delisa berbeda dengan apa yang kubayangkan ... Jelekkkk"

"Film laskar Pelangi juga tak mampu mewadahi aroma Percintaan

antara Ikal dan Aling...Mengecewakan!!!"

Nahhh.....

Yang keempat adalah kebiasaan membaca buku sambil tidur. Hampir semua dokter mata

Mengatakan membaca sambil tidur “tidak baik”.

Namun, bagi anakku tidur sambil membaca adalah “menikmati suatu perjalanan fantasi”

Dia bahkan sering merasa menjadi aktor utama dalam buku laskar pelangi dalam mimpinya

Serasa berada di Mesir ketika membaca Ayat-ayat Cinta….

Dan kelak nantinya……

Andai anakku sudah SMA…..

Entah buku macam apa lagi yang akan dilahapnya…

Yang jelas, buku telah menemani perjalanan hidup anakku hingga sekarang

.......

poentjak goenoeng, 13-5-2012

1332337760999378436
1332337760999378436

foto: koleksi PRIBADI, Min

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun