Nama anak pertamaku Arum Sekar
Sejak usia 3 tahun sudah menunjukkan gejala kalau dia suka membaca….membaca apa saja
Buku-buku pelajaran yang saya pakai mengajar dibolak-balik
meski cuma sekedar melihat Gambarnya.
Dan rasa ingin tahu saya terjawab ketika dia sering saya ajak Melihat pameran buku
yang sering diselenggarakan di Jogja.
Dan hasilnya adalah mulai usia 5 tahun hingga kelas 4 SD
sudah banyak buku yang habis dibacanya
Mulai dari buku Majalah anak-anak seperti : Donald Bebek, Bobo dan lain-lain hingga
buku-buku cerita atau dongeng seperti The Little prince/Le Petit Prince
karya Antoine de Saint-Exupery
Buku ini sungguh menginspirasinya sehingga kadang ketika saya tanya cita-citanya
Dia hanya menjawab : “Ingin jadi penulis dan membuat buku seperti itu”
Hmmmm…….
Namanya saja anak-anak (fikirku)
Dan ketika kelas 5 hingga sekarang kelas 2 SMP
Hobi tersebut ternyata berkelanjutan malah “lebih parah”
Bagaimana tidak, buku-buku novel remaja mulai dikenal dan dibabatnya habis
Buku setebal Ayat-ayat Cinta hanya perlu waktu 2 hari sepulang sekolah.
![13369276711039868885](https://assets.kompasiana.com/statics/crawl/556381920423bde0768b4568.jpeg?t=o&v=770)
Dan ini sangat “beresiko”. Kenapa?
Pertama, anak saya lebih sering “saying goodbye” sama buku-buku pelajaran dan
Lebih “menekuni” novel-novelnya… mulai dari karya-karya Tere Liye
Seperti Burlian, Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin, Hafalan Sholat Delisa atau
karya penulis-penulis lain seperti Habiburrahman El-Shirazy stau JK Rowling dengan Harry Potter-nya
Namun Alhamdulillah, nilai rapotnya tidak jelek-jelek amat.
“Resiko” kedua lebih terkait dengan kondisi finansial. Bayangkan, masuk ke toko buku
Gramedia…langsung mencari buku Harry Potter senilai 180-an ribu.
Kalo tanggal muda sih saya masih oke-oke saja.
Lha, ini tanggal ketika dompet mulai menipis…
Namun, semenjak duduk di bangku SMP dia sudah bisa menyisihkan uang jajan
Dan sebulan sekali bersepeda ke Toko buku untuk menambah koleksi
Bahkan untuk hari Ulang Tahunnya saja, dia tidak minta perayaan
Cuma sebuah buku….dan untuk Ultahnya kemarin Novel “An Old Fashioned Girl””
Karya Louisa May Alcott
![1336927559638682875](https://assets.kompasiana.com/statics/crawl/556381920423bde0768b4569.jpeg?t=o&v=770)
Problem ketiga adalah anakku menjadi "tukang protes"
Untung tidak ke pada orang tuanya namun ke para produser film
yang me-layarlebar-kan buku-buku yang pernah dibacanya
apa katanya?
"Tokoh Delisa berbeda dengan apa yang kubayangkan ... Jelekkkk"
"Film laskar Pelangi juga tak mampu mewadahi aroma Percintaan
antara Ikal dan Aling...Mengecewakan!!!"
Nahhh.....
Yang keempat adalah kebiasaan membaca buku sambil tidur. Hampir semua dokter mata
Mengatakan membaca sambil tidur “tidak baik”.
Namun, bagi anakku tidur sambil membaca adalah “menikmati suatu perjalanan fantasi”
Dia bahkan sering merasa menjadi aktor utama dalam buku laskar pelangi dalam mimpinya
Serasa berada di Mesir ketika membaca Ayat-ayat Cinta….
Dan kelak nantinya……
Andai anakku sudah SMA…..
Entah buku macam apa lagi yang akan dilahapnya…
Yang jelas, buku telah menemani perjalanan hidup anakku hingga sekarang
.......
poentjak goenoeng, 13-5-2012
![1332337760999378436](https://assets.kompasiana.com/statics/crawl/556381920423bde0768b456a.jpeg?t=o&v=770)
foto: koleksi PRIBADI, Min