Mohon tunggu...
APRIANUS GREGORIAN BAHTERA
APRIANUS GREGORIAN BAHTERA Mohon Tunggu... pelajar SMA

Saya suka membaca, menulis, Konten motivasi saya suka menonton video motivasi dan berminat di dunia teater

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengajar Dengan Hati: Mendorong Anak Menjadi Hebat

29 Agustus 2025   23:20 Diperbarui: 1 September 2025   16:36 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengajar Dengan Hati: Mendorong Anak Menjadi Hebat

Pendidikan adalah usaha atau cara untuk membuat orang mengetahui, mengerti,  dan mampu melakukan sesuatu sehingga ia bisa  berkembang dan berguna bagi dirinya sendiri maupun orang lain. Namun Pendidikan itu bukan sekadar kegiatan transfer pengetahuan dari guru kepada siswa dalam bentuk materi pelajaran. Lebih dari itu, mengajar adalah sebuah proses membentuk karakter, menumbuhkembangkan potensi, dan memotivasi anak agar menjadi pribadi yang hebat. Dalam hal bukan hanya cerdas secara akademis, tetapi juga kuat secara mental, kreatif, dan berempati. Judul yang diangkat yakni " Mengajar Dengan Hati: Mendorong Anak Menjadi Hebat" sangatlah relevan dan menawarkan sebuah pendekatan pendidikan yang memertamakan empati dan perhatian mendalam terhadap kebutuhan anak. Dalam ulasan ini, saya akan menguraikan mengapa mengajar dengan hati sangat penting, bagaimana hal itu bisa diterapkan, dan apa dampaknya terhadap kemajuan serta perkembangan anak dalam jangka panjang.

apa itu mengajar dengan hati?

Mengajar dengan hati merupakan pendekatan yang berfokus pada manusiawi, yaitu melihat anak bukan sebagai objek pembelajaran yang pasif, melainkan sebagai individu yang unik dan penuh potensi.  Banyak sistem pendidikan saat ini belum sepenuhnya mengakomodasi hal ini. Fokus terlalu banyak dialihkan pada pencapaian nilai tinggi dan target kurikulum,  sehingga guru seringkali hanya berperan sebagai penyampai materi pelajaran secara mekanis. Akibatnya, anak-anak kehilangan kesempatan tumbuh dan berkembang secara holistik. Mereka bisa saja cerdas secara kognitif, namun kurang berkembang dalam aspek emosional, sosial, dan karakter. Kondisi ini menimbulkan ketidakseimbangan yang pada akhirnya dapat memengaruhi kualitas pribadi dan kontribusi mereka di masa depan.

Sebuah pengajaran dengan yang dilakukan dan diterapkan dengan hati artinya guru meresapi peranannya lebih dari sekedar mengajarkan pelajaran, tetapi juga membimbing, mendukung, dan menginspirasi anak-anak Guru yang mengajar dengan hati memahami bahwa setiap anak memiliki latar belakang, kecondongan belajar, kekuatan, dan kelemahannya masing-masing. Ini berarti Guru harus mampu melihat kebutuhan anak secara individual dan menyesuaikan cara mengajarnya agar anak merasa dihargai dan didukung. Ketika anak merasakan bahwa guru benar-benar peduli, mereka akan memiliki motivasi intrinsik yang kuat untuk belajar dan berkembang. Motivasi intrinsik ini jauh lebih efektif dan tahan lama dibandingkan tekanan dari nilai atau hukuman eksternal.

Mengajar dengan hati juga mengandung makna bahwa proses belajar harus menjadi pengalaman yang menyenangkan dan membangun rasa percaya diri. Anak-anak tidak hanya dituntut untuk menghafal dan memahami materi, tetapi juga didorong untuk berpikir Kritis, kreatif, dan berani mencoba hal baru. Dalam suasana belajar yang penuh empati, anak tak takut bertanya, berpendapat, dan membuat kesalahan. Justru dari kesalahan+kesalahan itulah, anak belajar banyak hal penting, seperti ketekunan, toleransi terhadap kegagalan, dan semangat untuk bangkit kembali. Oleh karena itu, guru yang mengajar dengan hati tidak hanya menilai keberhasilan anak dari jawaban benar semata, melainkan juga dari usaha dan proses yang anak untuk mencapai tujuan belajarnya.

Dampaknya Bagi  perkembangan karakter anak

Hal yang sangat signifikan dari mengajar dengan hati adalah adanya dampak terhadap perkembangan karakter anak. Karakter yang kuat tidak dibentuk dan diasuh hanya lewat teori dan instruksi, tetapi lewat keseharian interaksi yang penuh kasih dan penghargaan. Ketika anak diperlakukan dengan hormat dan penuh empati, mereka belajar untuk melakukan atau melaksanakan hal yang sama kepada orang lain. Mereka belajar untuk memperhatikan perasaan sesama, berbagi, dan bekerja sama. Karakter semacam ini, sangat penting dalam membangun masyarakat yang harmonis dan produktif. Tanpa karakter yang hebat, kecerdasan akademis saja tidak cukup untuk menempuh atau menghadapi tantangan atau rintangan kehidupan yang kompleks dan dinamis.

Lebih jauh lagi, mengajar dengan hati berarti guru juga harus menjadi turutan atau teladan dalam hal etika, kepedulian, kepekaan,  dan kerja keras. Anak condong meniru apa yang mereka lihat dan rasakan. Ketika guru menunjukkan sikap positif, kesabaran, kesetiaan, ketekunan dan keseriusan, anak-anak dapat belajar nilai-nilai tersebut secara alami. Ini menciptakan lingkungan belajar yang supportif dan khas, di mana anak merasa aman untuk berkembang menjadi diri mereka sendiri yang terbaik Peran guru sebagai panutan atau contoh menjadi sangat krusial dalam proses ini, sebab anak-anak membutuhkan contoh nyata untuk membentuk jati diri dan cita-cita mereka.

Ada beberapa mempraktikkan cara mengajar dengan hati

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun