Pertarungan sengit itu berlangsung hingga tujuh hari tujuh malam, membuat burung, ikan, dan monyet berlari tunggang langgang ketakutan. Madasir terseret ke dalam sungai, tersengal sesak karena tertelan air. Akhirnya Madasir mengeluarkan ajian pamungkas, bersedekap tangan di dada, nampak cahaya kemerahan keluar dari telapak tangannya. Dengan segenap kekuatan tersisa, Ia terjun ke dalam sungai mencengram benda hitam kokoh itu. Diayunkan tangan tepat disisi benda hitam, dar! Kepulan asap putih mulai membumbung, telapak tangan Madasir menghantam keras.
Setelah pertarungan sekian lama, akhirnya benda hitam keras itu muncul kembali ke permukaan tanpa perlawanan. Bercangkang hitam pekat, bertekstur keras luar biasa, dengan tangan dan kaki pendek berkuku tajam benda itu tak bergeming. Mendekat perlahan ke arah Madasir yang sedang berdiri di pinggir sungai yang dangkal. Menjulurkan kepala tanda menyerah, Madasirpun mengulurkan tangan dan menyentuh kepala benda itu. Labi15, ya, ternyata Ia bertarung dengan seeokor labi raksasa hitam selebar tikung16. Saat Madasir mengangkat tangan dari kepala si Labi Kumbang, terlihat tanda bintang putih di kepala Labi Kumbang.
"Hai Labi Kumbang, aku mohon maaf karena telah mengganggu rumahmu. Aku diperintahkan oleh ayahku untuk bermukim di sini, maka jadilah sahabatku." Sergah Madasir.
"Dalam pertarungan ini kita telah saling melukai, beruntung kau dan aku tak meregang nyawa. Sejak hari ini, sungai ini kunamakan Muare Semamat! Kau kutugaskan untuk menjaga sungai ini dan anak keturunanku dari segala macam marah bahaya."
Hari belum lagi tinggi, Madasir dan para pengawal mulai membabat semak belukar, membersihkan lahan guna membagun sudung17. Sebagian mencari bahan makanan, sebagaian lagi para pengawal menebang pepohonan sebagai bahan membuat sudung. Setelah semua bahan dan peralatan terkumpul, mulailah Madasir dan para pengawal yang sudah mulai pulih dari luka membangun sudung. Madasir dan Putri Selasih Kahyangan akhirnya bermukin di Muare Semamat, hidup berdampingan dengan Labi Kumbang.
TAMAT
Â
Â
Â
Glosarium
- Bubungan Sudung: bagian atap gubuk yang paling tinggi
- Puntau: pencak silat
- Amben: sejenis ranjang yang biasa digunakan saat bersantai
- Ubo: sejenis kayu keras di daerah PALI
- Atap Sirap: atap gubuk dari daun serdang
- Kepang: dinding gubuk yang terbuat dari anyaman bambu
- Kar: satuan ukur sepanjang delapan depa orang dewasa
- Pelanto: semacam dermaga kecil ditepian sungai, biasanya digunakan untuk tempat mandi dan menyandarkan perahu
- Rengas: jenis kayu yang ada di PALI
- Ulit: bekas pampasan kayu yang masih ada kulitnya
- Kayu medang: jenis kayu yang ada di PALI
- Ber-sumang: sendiri, dalam keadaan sepi
- Keladi teri: salah satu jenis talas berdaun lebar
- Tenam: jenis kayu yang ada di PALI
- Labi: labi-labi, jenis sala satu jenis kura-kura
- Tikung: tikar yang terbuat dari anyaman daun
- Sudung: Gubuk, biasanya ditengah perkebunan
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI