Membangun Kembali Otoritas Guru dan Peran Kolektif
Untuk mengatasi persoalan ini, perlu ada langkah konkret yang dilakukan secara bersama-sama. Pertama, guru perlu mendapatkan perlindungan hukum yang jelas dan berpihak. Ketegasan guru yang mendidik harus dibedakan dengan tindakan kekerasan. Negara, melalui kebijakan pendidikan, perlu memastikan bahwa guru tetap memiliki otoritas pedagogis yang kuat.
Kedua, sekolah perlu membangun budaya yang mendukung pendidikan karakter secara kolektif, bukan hanya dibebankan kepada individu guru. Artinya, seluruh ekosistem sekolah termasuk kepala sekolah, tenaga kependidikan, dan pengawas harus satu suara dalam memberikan ruang dan dukungan kepada guru dalam menangani perilaku siswa.
Ketiga, yang tak kalah penting, adalah pelibatan aktif orang tua. Pendidikan karakter yang efektif hanya bisa tercipta jika orang tua dan guru memiliki visi yang sejalan. Sekolah tidak bisa menjadi tempat pelimpahan tanggung jawab sepihak. Ketika anak berperilaku menyimpang, sekolah dan keluarga harus duduk bersama untuk mencari solusi, bukan saling menyalahkan.
Dengan demikian, pelatihan karakter oleh pihak militer dapat menjadi pelengkap. Setelah siswa kembali ke sekolah, peran guru tetap vital dalam mengawal perubahan perilaku tersebut. Namun agar guru mampu menjalankan perannya dengan optimal, perlu ada dukungan struktural, sosial, dan moral dari berbagai pihak.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI