Mohon tunggu...
Bagus Kurniawan
Bagus Kurniawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi UAJY

Jalan melayang angin menerpa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menikmati Imperalisme Budaya, Mulai dari Minuman Ringan, Resto Cepat Saji, Film hingga Sepatu Tembakan KW Super

10 November 2020   15:53 Diperbarui: 10 November 2020   16:14 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Coca cola, salah satu produk  globalminuman ringan yang mendunia (phere.com)

Kemudian ada lagi minuman sejenis namanya bir temulawak kemasan botol 600 ml yang dulu juga banyak dijual oleh pedagang es keliling. Ada rasa moca, lemon, anggir dan lain-lain.

Masuk produk minuman Coca Cola lambat laun menggerus produk minuman-minuman berkarbonasi di berbagai daerah. Satu persatu perusahaan kecil skala industri ruah tangga (IRT) itu musnah terganti produk Coca Cola, Sprite, Fanta, Root Beer, Pepsi dan lain-lain.

Saparella meski masih berproduksi jumlahnya hanya terbatas sekali dan tidak semua tempat atau warung menjualnya.

Hal serupa juga terjadi pada restoran cepat saji semacam McD juga mulai menjamur di tahun 1990-an. Seiring berdirinya pusat-pusat erbelanjaa modern di semua tempat juga ada restoran McD dengan aneka pakaet makanan dan minuman.

Di bidang fashion misalnya kita mengenal celana blue jeans atau denim yang dikenal hingga sekaang. Denim dengan merek-merek terkenal saat ini diproduksi i Indonesia kemudian di ekspor ke negara lain misalnya Amerika Serikat hingga Eropa.

Bersamaan dengan itu, harga celana Blue Jeans yang mahal itu juga muncul istilah jeans tembakan atau KW yang dperoduksidi berbaai daerah di Indonesia. Jeans dengan nama merek asli itu diproduksioleh perusahaan konveksi kecil. Kualitas bahan mungkin bisa disebut kelas dua atau istilahnya KW (kwalitas) super, KW 1, KW 2 dan setreusnya.

Selanjutnya adalah mode sepatu dengan merek-merek ternama seperti Reebok, Nike, Adidas, Puma hampir semuanya sejak tahun 1990-an diproduksi di Tangerang Indonesia. Semua produk sepatu itu diekspor dengan harga mahal lebih dari Rp 1 juta. Sepatu-septu tersebut dipakai oleh banyak para pemain top bolabasket NBA dan pemain sepakbola dunia.

Namun kenyataan di Indonesia saat ini ada banyak produk dengan merek sama seperti Nike, Rebook, Adidas, Puma yang KW. Harga jauh dibawah harga sepatu yang asli.

Namun banyak masyarakat yang senang dengan produk semacam itu. Yang penting adalah sepatu bermerek mahal. Dari sisi kualitas adalah nomor sekian.

Untuk produk hiburan seni dan budaya musik dan film juga ada banyak contohnya. Imperalisme budaya seperti ini juga tdak terasa namum hampir setiap hari merasakan tanpa disadari atau tidak.

Mulai tahun 1980-an industri film AS membanjiri bioskop-bioskop di Indonesia sehingga mengakibatkan berkurang produksi film-film nasional. Film-film laga, action produksi Hollywood hampir setiap hari membanjiri semua bisokop dari bioskop kelas utama hingga grade ketiga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun