Mohon tunggu...
Bagus Andriyanto
Bagus Andriyanto Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Mahasiswa

Hanya untuk mengisi waktu luang

Selanjutnya

Tutup

Film

Budaya Patriarki dalam Film Perempuan Berkalung Sorban

19 Desember 2022   16:05 Diperbarui: 19 Desember 2022   16:42 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: Pixabay.com

Budaya patriarki adalah institusi sosial di mana laki-laki adalah otoritas utama dan peran kontrol kepemimpinan, moralitas, perilaku, dan tindakan. Dalam batas-batas keluarga, laki-laki yang disebut ayah memiliki hak atas anak perempuan dan harta benda. Disini penulis berbicara sedikit tentang patriarki dalam film Perempuan Berkalung Sorban.

Film ini bercerita tentang seorang wanita bernama Annisa yang cerdas, pemberani, dan emosional. Annisa tumbuh dalam lingkungan Islam yang terpelihara, sebab ia merupakan putri seorang Kiai yang menmbina Pondok Pesantren Salafiah Putri Al-Huda, yang berlokasi di Jawa Timur, Indonesia. Di lingkungan tersebut, buku-buku modern dianggap sebagai suatu hal yang berbahaya.

Dalam lingkungan pesantren itu, laki-laki yang lebih mendominasi daripada perempuan, menjadikan mereka lemah dan tidak konsisten. Saat Annisa memprotes hal tersebut, protesnya selalu terlihat seperti tangisan anak kecil. Kudori, yang merupakan sepupu dari Anissa selalu membuatnya bahagia seraya memperlihatkan dunia yang berbeda kepada Annisa.

Feminis adalah alat bagi perempuan untuk melawan hak-hak mereka terkait dengan diskriminasi sosial khususnya ketidaksetaraan gender. Feminisme menolak ketidakadilan karena budaya masyarakat, menolak sejarah dan filsafat sebagai ilmu maskulin, menolak subjek sebagai individu (menggunakan ide), dan menolak perempuan yang hanaya sekadar sebagai objek seksual bagi laki-laki.

Beberapa penghuni Pesantren tidak memiliki tempat untuk menulis, sehingga mereka menghindari Pesantren dan pergi ke Jogja untuk mengikuti sesi menulis. Kepala pesantren bingung dan memanggil Annisa yang tinggal di Jogja, dan mengajak para siswa atau siswi Pesantren yang pergi untuk kembali ke pesantren. "Ide datang dari mana saja, jadi menulis bisa terjadi di mana saja." kata Annisa.  

"Kalian semua adalah calon muslimah, calon istri dari suami dan calon ibu dari anak-anak. Maka pilihlah jalan Allah dengan kebebasan dan keikhlasan dari atas, maka sesuai dengan kehendak Allah, kita akan hidup damai dan tanpa kebencia ."

Dengan membaca, Anda bisa tahu seperti apa dunia luar. Annisa juga mengajar menulis kepada murid-muridnya. Menulis memungkinkan kita untuk mengungkapkan pikiran kita dari sudut pandang wanita. Perjuangan Annisa tidak sia-sia, dan dia berhasil mencapai mimpinya, kebebasan perempuan dan kesetaraan antara perempuan dan laki-laki secara bertahap mulai tercipta.

Film ini berusaha menunjukkan kepada perempuan dan terutama laki-laki, bahwa budaya patriarki feodal kuno dapat berdampak buruk bagi perempuan dan laki-laki, terlepas dari tingkat pengetahuan dan pendidikan mereka.

Pengetahuan dan pendidikan yang tinggi,  tidak menjamin seseorang akan berpisah dengan perilaku buruk dan perilaku baik.
Ironisnya, sebagian besar sasaran patriarki ini masih perempuan. Itu juga karena mereka sendiri tidak mengerti atau berbeda dalam menangani situasi mereka. Secara umum, masyarakat kita termasuk budaya tradisional patriarki. Jumlah korban dari tahun ke tahun terus meningkat.

Alur cerita film Perempuan Berkalung Sorban, kisah yang memuat pelajaran hidup sebagai bagian dari pegangan dalam pergaulan masyarakat diantaranya : Perilaku patriarki adalah kebiasaan yang disengaja dirawat turun-temurun oleh manusia tidak berkemanusiaan hanya demi mempertahankan status kekuasaannya terhadap manusia lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun