Mohon tunggu...
Riska BagasPurnama
Riska BagasPurnama Mohon Tunggu... Lainnya - Lahir sebagai anak manusia

Yang jelas bagaimanapan hidupnya "Berfikir positif adalah salah satu cara sederhana untuk mensyukuri otak" hueheheh

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Menulis Surat untuk Diri Sendiri

3 Juni 2022   09:08 Diperbarui: 5 Juni 2022   22:00 1050
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi surat. (sumber: Thinkstockphotos.com via kompas.com) 

Sebelum aku menulis ini aku sudah berbicara dengan cermin yang ada di kamar mandi. Di sana aku melihat begitu jelas bagai mana kondisi dari diriku saat itu. 

Sebuah keburukan terlihat jelas melumuri badanku, beberapa di antara tersembunyi disela - sela sudut badan dan beberapa di antaranya lagi tidak begitu terlihat dan tidak selalu terlihat. 

Ada juga sesuatu yang tidak selalu ada akan tetapi pasti ada dan selalu kembali teratur meski kadang juga tak teratur. 

Setelah beberapa lama aku berinteraksi dengan cermin kamar mandi, aku merasa sepanjang hidupku nanti aku tak akan bisa tenang karena tak pernah merasa benar-benar terbebas dari keburukan yang begitu menakutkan dan mencemaskan.

Situasi inilah yang mendorongku untuk menulis surat untuk diriku sendiri di masa yang akan datang. Karena aku tau keburukan pastilah selalu akan membuntutiku sampai nanti sampai aku berada di tahap akhir kehidupan manusia. 

Meskipun aku juga tau bahwa kita manusia ini akan menjadi lebih kuat setelah di benturkan pengalaman dan dibentuk oleh waktu. 

Ya hari ini aku menulis suratku dalam keadaan sendirian dan sadar betapa jauh kepastian masa depan yang akan mendatangi kita. 

Di dalam surat ini aku ingin menyampaikan beberapa kalimat kepada diriku ketika nanti usia ku sudah masuk dalam katagori usia senja.

Selamat pagi, siang dan malam kamu yang menjadi aku di usia senja, aku sangat memahamimu, bahwa saat ini mungkin saja kamu telah tiba didalam usia yang senja, didalam tahap akhir kehidupan manusia. 

Kini kita ketahui usiamu sudah berpuluh-puluh tahun, atau bahkan lebih dari itu, maka hari ini aku ingin mengajakmu untuk merenungi kehidupan kita. Ketahuilah seberapa jauh waktu telah menyeret kita ke dalam jurang kesia-siaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun