Mohon tunggu...
bagas nanda anugrah
bagas nanda anugrah Mohon Tunggu... Mahasiswa

HALOOOO.

Selanjutnya

Tutup

Roman

Aga dan Cintanya

14 Oktober 2025   15:31 Diperbarui: 14 Oktober 2025   16:37 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Roman. Sumber ilustrasi: pixabay.com/qrzt

Pagi menyapa dengan lembut. Cahaya matahari menyelinap di antara tirai jendela, menyingkap keheningan yang penuh kehangatan. Di meja makan, dua cangkir teh masih mengepul, menebarkan aroma melati yang menenangkan. Aga menatap pemandangan itu dengan senyum kecil di wajahnya. Di hadapannya, Firda bergerak dengan tenang, sibuk menata roti panggang dan potongan buah. Setiap gerakannya tampak sederhana, namun ada ketulusan yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata.

Hidup bersama Firda membuat waktu terasa lebih lambat. Segalanya berjalan dengan ritme yang lembut, seperti alunan musik yang menenangkan. Tidak ada hiruk-pikuk, tidak ada ambisi berlebihan, hanya keseharian yang diwarnai ketenangan. Aga sering memikirkan betapa beruntungnya ia memiliki seseorang yang bisa membuat hari-harinya terasa seperti rumah, hangat, damai, dan penuh arti.

Di taman kecil dekat rumah, Firda selalu membawa kameranya. Ia suka memotret hal-hal sederhana yang sering terlewat oleh orang lain, bunga liar yang tumbuh di pinggir jalan, bayangan daun yang menari di tanah, atau anak-anak yang berlari sambil tertawa. Aga menyukai caranya memandang dunia. Di balik lensa itu, Nala tidak hanya menangkap gambar, tetapi juga rasa. Segalanya tampak lebih hidup di tangannya.

Aga belajar banyak dari caranya menikmati hidup. Firda tidak pernah terburu-buru. Ia tahu cara berhenti, menatap, dan bersyukur. Setiap momen bersamanya terasa utuh. Ada sesuatu yang selalu menenangkan, bahkan dalam keheningan.

Ketika senja tiba, mereka sering duduk di balkon sambil menikmati langit yang perlahan berubah warna. Udara sore membawa aroma hujan yang tertahan, dan di latar belakang terdengar lembut lagu "Nala". Setiap kali lagu itu mengalun, Aga merasakan sesuatu yang sulit dijelaskan. Liriknya, melodinya, dan perasaan di dalamnya seolah menyatu dengan kehidupannya sendiri.

Dalam kehadiran Firda, Aga menemukan kedamaian yang selama ini ia cari. Tidak ada lagi kegelisahan, tidak ada lagi rasa takut kehilangan. Hanya rasa syukur yang tumbuh setiap hari. Ia menyadari bahwa kebahagiaan sejati tidak selalu datang dari hal besar, tetapi justru dari hal kecil yang dilakukan dengan cinta, secangkir teh di pagi hari, tawa kecil di sore yang sunyi, atau genggaman tangan di bawah cahaya bulan.

Bersama Firda, hidup terasa sederhana namun penuh warna. Tidak ada masa lalu yang ingin dilupakan, tidak ada masa depan yang terlalu ditunggu. Yang ada hanyalah hari ini, hari yang diisi dengan ketulusan dan rasa cukup.

Ketika malam turun, dan dunia mulai sunyi, Aga sering berpikir betapa indahnya mencintai seseorang tanpa perlu banyak bicara. Firda tidak pernah berusaha menjadi istimewa, namun justru di sanalah letak keistimewaannya. Ia adalah ketenangan dalam bentuk manusia, pelengkap dalam keheningan, dan keindahan dalam kesederhanaan.

Lagu "Nala" terus menjadi latar dalam hidup mereka, bukan sebagai kenangan, tetapi sebagai cerminan dari apa yang mereka jalani setiap hari cinta yang lembut, tenang, dan penuh syukur. Aga tidak lagi mencari makna bahagia di tempat lain, karena setiap kali menatap Firda, ia tahu bahwa kebahagiaan itu sudah ada di hadapannya.

Dan di bawah langit malam yang tenang, di antara cahaya lampu yang temaram, mereka hidup dalam damai. Tanpa perlu janji besar, tanpa kata yang berlebihan, hanya dua hati yang saling memahami bahwa cinta sejati bukan tentang memiliki segalanya, melainkan merasa cukup dengan satu orang yang membuat dunia terasa lebih indah.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun