Pagi di desa Batang selalu dimulai dengan suara pedagang teh yang membuka toko kecilnya. Di rak kayu itu, deretan bungkus berwarna merah, biru, dan hijau tersusun rapi. Di antara aroma daun kering dan melati yang samar, kita bisa menemukan merek yang sudah dikenal banyak keluarga: Teh Cap Dandang.
Bagi sebagian orang, teh ini hanyalah teman sarapan. Namun bagi banyak keluarga di Jawa Tengah, ia adalah bagian dari kehidupan. Setiap seduhan membawa aroma nostalgia tentang masa kecil, tentang rumah, dan tentang tradisi yang diwariskan lewat rasa.
Dari Kartini ke Dandang
Cerita Teh Cap Dandang dimulai di Batang pada tahun 1957. Saat itu, seorang perintis mendirikan usaha rumahan bernama Perusahaan Teh Kartini. Dari dapur kecil, daun teh lokal dipilih, dikeringkan, lalu diberi wangi melati. Tujuannya sederhana, yaitu menghadirkan teh yang harum, segar, dan menyatukan keluarga di meja makan.
Seiring waktu, usaha itu tumbuh dan berganti nama menjadi PT Kartini Teh Nasional pada tahun 2012. Meski badan usahanya berubah, cita rasa khas teh wangi tetap dipertahankan. Kita bisa menyeduhnya hari ini dan merasakan aroma yang mungkin sama seperti yang dinikmati para orang tua enam dekade lalu.
Teh Cap Dandang tumbuh dengan satu filosofi sederhana: menjaga keseimbangan antara wangi melati, rasa sepat, dan warna seduhan yang kuat.
Aroma yang Tidak Pernah Hilang
Kekuatan utama Teh Dandang terletak pada pewangiannya. Daun teh pilihan diproses dengan bunga melati agar menghasilkan aroma yang lembut dan tahan lama. Pewangiannya tidak menyengat, justru menyatu dengan rasa daun yang pekat.
Wangi seperti inilah yang membuat teh wangi khas Jawa berbeda dari teh bunga di negara lain. Di sini, aroma bukan sekadar hiasan, tetapi bagian dari jiwa teh itu sendiri.
Kita bisa mengenali teh Cap Dandang dari cirinya: warna coklat keemasan, rasa sepat yang seimbang, dan sedikit manis setelah tegukan terakhir. Ia bukan teh yang mewah, tetapi teh yang jujur, apa adanya.
Warna-Warni Kemasan dan Ragam Pilihan
Teh Cap Dandang dikenal lewat warna kemasannya: merah, biru, hijau, dan putih. Masing-masing varian membawa karakter berbeda. Ada yang lebih kuat rasanya, ada pula yang lebih ringan dan wangi. Kini, Cap Dandang juga hadir dalam bentuk teh celup dengan pilihan teh melati, teh hijau, black tea, hingga varian vanilla.
Harganya terjangkau. Satu bungkus kecil bisa dibeli dengan harga beberapa ribu rupiah. Di pasar tradisional, di warung kopi, bahkan di toko daring, merek ini tetap mudah ditemukan. Keterjangkauan harga inilah yang membuatnya bertahan di tengah gempuran merek besar.