Bidang pangan adalah ladang utama penerapan fermentasi presisi. Perusahaan seperti Perfect Day (AS) dan Formo (Jerman) memanfaatkan teknologi ini untuk memproduksi protein susu tanpa hewan. The Every Company membuat putih telur dari fermentasi mikroba, sementara Impossible Foods menggunakan fermentasi presisi untuk memproduksi heme, molekul yang memberi rasa "daging" pada burger nabatinya.
Selain itu, teknologi ini digunakan untuk menghasilkan:
Enzim industri untuk keju, roti, dan minuman fermentasi;
-
Vitamin B12 dan asam amino esensial tanpa sumber hewani;
Zat bioaktif seperti kolagen vegan dan peptida fungsional;
Probiotik khusus yang disesuaikan dengan kebutuhan kesehatan tertentu.
Semua produk tersebut dibuat tanpa peternakan, tanpa lahan luas, dan tanpa polusi yang besar. Prosesnya efisien dan ramah lingkungan, sehingga menjadi pilihan utama dalam upaya mencapai produksi pangan berkelanjutan.
Aplikasi di Dunia Bioteknologi yang Lebih Luas
Fermentasi presisi juga memainkan peran penting di luar pangan. Dalam industri farmasi, teknologi ini digunakan untuk menghasilkan insulin sintetis, antibiotik, dan antibodi terapeutik dengan kualitas tinggi. Di bidang kosmetik, protein kolagen hasil fermentasi digunakan dalam produk perawatan kulit tanpa perlu mengambil bahan dari hewan.
Bahkan di industri energi, fermentasi presisi mulai diterapkan untuk membuat biofuel generasi baru dan bioplastik yang sepenuhnya dapat terurai. Dengan kemampuan memproduksi senyawa kompleks dalam kondisi terkendali, fermentasi presisi menjembatani bioteknologi dengan hampir semua aspek industri moderen.
Dampak dan Tantangan
Meski menjanjikan, teknologi ini juga membawa tantangan baru. Dari sisi produksi, bioreaktor berskala besar masih mahal dan sulit diakses. Dari sisi regulasi, produk hasil fermentasi presisi harus melalui penilaian ketat untuk membuktikan keamanan konsumsinya, meskipun secara kimiawi identik dengan bahan alami.
Ada pula tantangan sosial: sebagian masyarakat masih memandang produk hasil rekayasa genetika dengan kecurigaan. Kita perlu memastikan bahwa inovasi ini disampaikan dengan transparansi dan edukasi yang baik agar diterima secara luas.