Dari sisi tradisi, kebiasaan ini diwariskan secara turun-temurun tanpa banyak pertanyaan. Beberapa kepercayaan juga mengaitkannya dengan mitos seputar energi negatif atau potensi gangguan kesehatan, meskipun tidak ada dasar ilmiahnya.
Jadi, apakah kita perlu membuang ujung mentimun? Tidak ada keharusan untuk melakukannya jika kita merasa rasanya sudah cukup enak dan tidak pahit, kita bisa memakannya secara langsung tanpa membuang ujungnya. Tapi, jika kita lebih nyaman membuangnya, tidak ada salahnya melanjutkan kebiasaan tersebut.
Daftar Pustaka
- Crawford, S. M., & Huxley, R. R. (2013). The effect of cucurbitacin on human health: A review. Journal of Natural Products, 76(12), 2231-2240. https://doi.org/10.1021/np400724d
- Rohman, A., & Che Man, Y. B. (2012). Monitoring of cucumber (Cucumis sativus) quality and freshness using physicochemical and sensory properties. Food Chemistry, 132(1), 202-208. https://doi.org/10.1016/j.foodchem.2011.10.067
- Holloway, L., & Kneafsey, M. (2016). Traditions and beliefs in food preparation: A study of food customs. Food, Culture & Society, 19(3), 353-372. https://doi.org/10.1080/15528014.2016.1186157
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI