Mohon tunggu...
Bagas Essa
Bagas Essa Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa Baru

Sedang belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Buku Cetak dan Buku Elektronik Bermutu

24 September 2021   06:59 Diperbarui: 24 September 2021   07:04 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

A. Pendahuluan

Saat menjelang akhir masa pendidikan Sekolah Menengah Pertama beberapa teman saya terpilih untuk mengikuti tes PISA (Programme For International Student Assessment) program ini bertujuan untuk mengevaluasi system pendidikan sebuah negara tes ini memiliki manfaat untuk melakukan perbaikan system pendidikan kepada negara anggota OECD (Organisation For Economic Co -- Operation and Development). Dalam hal ini PISA membandingkan hasil pendidikan melalui literasi membaca, literasi matematika dan literasi sains.

Alih -- alih mendapatkan kabar gembira namun nyatanya Indonesia malah mendapatkan hasil yang buruk. Pada tes yang dilakukan tahun 2018 Dari 79 negara yang mengikuti tes serupa Indonesia menempati posisi ke-74, jika dibandingkan dengan Singapura tentu posisi Indonesia tertinggal sangat jauh. Melihat hal ini Menteri Pendidikan Nadiem Makarim menganggapnya sebagai sebuah masukan bagi pendidikan di Indonesia. Dirinya juga mengatakan perlu ada pemerataa mutu pendidikan dan sejak kabar tentang rendahnya peringkat literasi Indonesia, kegiatan literasi semakin digaungkan di sekolah -- sekolah. Beragam cara dilakukan seperti mengadakan kegiatan literasi satu minggu sekali atau biasanya siswa akan diwajibkan menghabiskan buku dengan jumlah yang ditentukan lalu diharuskan membuat semacam resensi.

Namun bukan hal mudah untuk menjalankan hal tersebut, karena pada nyatanya walaupun sudah diwajibkan untuk membaca buku dengan jumlah tertentu masih banyak teman saya saat itu hanya menyalin resensi yang sudah ditulis oleh teman saya yang lain. Mereka terlihat tidak memiliki minat baca sama sekali, walau sebenarnya pihak sekolah dengan senang hati memberikan fasilias buku disetiap kelas yang jumlahnya bisa dibilang jumlahnya cukup banyak kebanyakan dari mereka lebih senang untuk menonton. Mungkin jika melihat fenomena sederhana ini memberikan sebuah bukti perlunya memperbanyak penerbitan buku bermutu.

B. Perlunya Buku Bermutu

Sebelum membahas lebih jauh mari kita berkenalan dengan apa yang dimaksud dengan buku, dalam UU No 3 Tahun 2017 Tentang Sistem Perbukuan buku adalah karya tulis dan/atau gambar yang diterbitkan berupa cetakan berjilid atau berupa publikasi eletronik yang diterbitkan secara tidak berkala. Sementara pada Pasal 5 disebutkan bahwa bentuk buku terdiri atas buku cetak dan elektronik.

Salah satu yang penyebab buku yang disediakan oleh pihak sekolah tidak dibaca dan hanya dijadikan pajangan adalah pada saat yang sama mulai berkembang beberapa aplikasi penyedia buku elektronik sebut saja salah satu yang paling akrab ditengah -- tengah siswa SMP adalah wattpad. Aplikasi ini kerap menjadi pilihan karena menjajikan sebuah kemudahan untuk bisa membaca buku dimana saja tanpa harus membawa buku yang tebal -- tebal.

Jika kita mengutip perkataan yang disampaikan oleh Bambang Trimansyah, buku yang baik itu setidaknya memiliki tiga daya yaitu daya gugah, daya ubah dan daya pikat. Dari sini kita bisa melihat bahwa buku cetak mulai kehilangan daya pikatnya, daya pikat ini berkaitan dengan format, fungsi dan fitur jika melihat era sekarang dimana teknologi berkembang pesat dan semuanya menginginkan kepraktisan maka buku cetak akan perlahan -- lahan ditinggalkan.Karena buku elektronik memiliki kepraktisan yang diinginkan oleh masyarakat di zaman Sekarang. Jika dilihat dari aspek daya gugah, daya ini berkaitan dengan tema sehingga membuat orang mau menyelesaikan sebuah buku. Saya kira buku -- buku elektronik yang tersedia dalam wattpad lebih menggugah para pembaca yang berada dalam tahap pembaca lanjut karena biasanya cerita yang dibuat kebanyakan tentang dunia percintaan ini sangat menarik para ABG yang baru saja merasakan tertarik pada lawan jenis. Daya berikutnya adalah daya ubah, sangat disayangkan buku -- buku elektronik yang tersedia terlihat kurang dalam hal ini, tidak sedikit buku -- buku yang ditulis mengandung banyak unsur -- unsur pornografi. Ditakutkan daya ubah yang terjadi bukan daya ubah yang mengarah kepada hal -- hal baik namun malah menjeremuskan para pembacanya kepada daya ubah yang buruk.

Diharapkan pemerintah sebagai pihak yang berwenang mampu mengeluarkan regulasi -- regulasi yang juga mengatur peredaran buku -- buku elektronik seperti ini, karena memang banyak sekali yang terpikat dengan buku elektronik. Regulasi -- regulasi ini sangat diperlukan untuk menjaga buku -- buku yang beredar di Indonesia tetap menjadi buku yang bermutu agar dapat memaksimalkan daya ubah kepada masyarakat yang membacanya. Hal ini juga menjadi peringatan untuk para pelaku perbukuan khususnya mereka  yang berkecimpung pada buku elektronik. Akan lebih baik jika dilakukan pembinaan bagi mereka karena bukan tidak mungkin mereka para penulis buku -- buku elektronik ini jika dibina dan diarahkan mereka akan mampu untuk membuat buku cetak yang lengkap dengan daya gugah, daya ubah dan daya pikat yang mumpuni.

C. Penutup

Memang tidak mudah untuk mewujudkan buku bermutu, buku -- buku yang laris dipasaran bisa saja memiliki daya pikat yang baik namun dari segi daya gugahnya kurang atau dari segi daya gugah sebenarnya sangat bagus namun karena tidak memiliki daya pikat buku tersebut menjadi tidak laris. Tapi tentu saja kemunculan buku bermutu harus terus diupayakan dan harus didukung oleh pemerintah, karena tentu saja buku -- buku bermutu akan mempengaruhi pola fikir masyarakat di Indonesia dan bukan tidak mungkin akan memudahkan Indonesia menjadi negara maju melalui buku -- buku bermutu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun