Salah satu tugas pengawas sekolaha adalah memberikan pembimbingan kepada sekolah-sekolah yang didampinginya mengenai Kurikulum apa yang akan digunakan pada tahun ajaran baru. Hal ini penting dibahas karena setiap tahun, selalu ada perubahan dalam pelaksaan kurikulum sseiring dengan berubahnya peraturan dan kebutuhan. Â Sebagai contoh pada tahun ajaran 2025/2026 ini ada perubahan implementasi kurikulum pada tataran pendekatan yang digunakan dalam melaksanakan pembelajaran. Pendekatan tersebut terinspirasi dari Michael Fullan-Deep Learning atau dikenal sebagai Pembelajaran Mendalam dalam konteks Indonesia.
Pemberian pendampingan kepada sekolah oleh pengawas sekolah, sesekali dilakukan secara tim. Hal ini selain untuk memberikan kesempatan kepada para pengawas untuk lebih mengenal rekan sekerja, jua memberikan ruang untuk mengenal sekolah yang bukan dampingannya sehingga memperkaya pengetahuan dan pengalaman dalam memberikan alternatif solusi terhadap permasalahan yang dihadapi sekolah.
Pemberian in house training (IHT), workshop, pelatihan yang dilakukan oleh dua pengawas atau lebih untuk satu sekolah, terdengar sederhana. Seolah hanya tinggal tampil, tayangkan PPT, paparkan materi, dan selesai. Namun sesungguhnya tidak sesederhana itu. Antar pengawas sekolah harus melakukan koordinasi dan diskusi awal terlebih dahulu. Kegiatan ini untuk menyamakan persepsi mengenai apa yang dibutuhkan oleh sekolah yang akan didampingi. Pengawas sekolah pembina dianggap sangat kenal dengan kebutuhan sekolahnya, tetapi bukan tidak mugkin, pihak sekolah meminta hal yang berbeda untuk disajikan pada saat IHT selain dari yang sudah disampaikan pada pengawas pembinanya.Â
Setelah mengetahui apa yang dibutuhkan oleh sekolah, tim pengawas yang akan menjadi pendamping saat IHT diberikan, menyepakati materi apa yang diberikan dan berbagi tugas penyajian materi. Walaupun sebagai tim, tetapi masing-masing pengawas memegang materi tertentu sebagai materi sajian. Nanti pada pelaksanannya, jika ada hal yang kurang atau mungkin mau ditambahkan, pengawas yang bukan pemegang materi, boleh menambahkan. Â Ketika kesepakatan sudah jadi, maka masing-masing pengawas membuat PPT sajian materi. Salah satu media penyusun PPT yang dapat digunakan oleh pengawas sekolah adalah Canva, dimana pengawas dapat melakukan koaborasi penyusunan PPT karena ada fitur 'orang lain dapat mengedit' pada Canva.
Berbekal PPT, pengawas mendatangi sekolah dan menyajikan materi sesuai permintaan sekolah dan penyajian sesuai dengan pembagian materi pegangan. Pada saat presentasi, pengawas yang tidak menjadi presenter berperan sebagai observer. Dia mengamati hal-hal baik yang dilakukan oleh rekan kerjanya. Dengan menjadi observer, pengawas dapat menemukan banyak hal inspiratif dari rekan sekerjanya dan dengan sendirinya memperbaiki kinerjanya.Â
Usai kegiatan, pengawas yang bekerja sebagai tim, idealnya melakukan refleksi bersama. Refleksi terhadap hal baru apa yang ditemukan pada saat menajdi presenter atau menjadi observer, hal apa yang akan diadopsi atau dimodifikasi sehingga performa ke depan semakin baik.
Rangkaian kerja di atas merupakan hal minimal yang dilakukan pengawas ketika bekerja sebagai tim. Apakah Anda memiliki hal penting lain untuk ditambahkan?Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI