Mohon tunggu...
Herman Wahyudhi
Herman Wahyudhi Mohon Tunggu... Insinyur - PNS, Traveller, Numismatik, dan Pelahap Bermacam Buku

Semakin banyak tahu semakin tahu bahwa banyak yang kita tidak tahu. Terus belajar, belajar, dan belajar.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Berwisata ke Kawah Putih Ciwidey

14 Januari 2020   12:09 Diperbarui: 14 Januari 2020   12:27 554
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kawasan Kawah Putih (dok. pri)

Dari Bandung saya lewat tol Buah Batu dan keluar di pintu gerbang tol Soreang.  Jalan yang dilalui cukup lancar.  Kondisi jalannya pun mulus.  Beda memang kalau lewat jalan tol.   Keluar tol (ramp off) cukup lancar.  Baru mulai macet ketika berada di dekat alun Alun Soreang.   Kemacetan memanjang.  Maklum saja saya ke sana pas akhir minggu bertempat dengan libur panjang anak sekolah. 

Jalan yang dilalui rata-rata jalan kabupaten.  Lebar antara enam hingga tujuh meter untuk dua lajur dua arah.   Sehingga sulit untuk mendahului kendaraan yang ada di depan kecuali bahu jalan cukup lebar.  Yo wis, alon alon asal selamat.   Sebalnya sudah tahu badan jalan sempit, ada saja mobil yang parkir di bahu jalan dan bodi mobil agak menjorok ke badan jalan.  Membuat laju kendaraan menurun dan akhirnya terjadi kemacaetan.

Lumayan lebih dari satu jam terjebak di kemacetan, akhirnya sampai juga di Kawah Putih.  Di lokasi kawah putih bisa parkir mobil di bawah dan melanjutkan perjalanan dengan angkutan yang disedia yang merupakan angkot modifikasi, namanya Ontang Anting.   Atau bawa mobil pribadi ke parkiran di atas dekat lokasi wisata juga boleh.

Karena saya bawa pasukan maka diputuskan untuk mengendara mobil ke atas.  Ternyata tarifnya mahal juga, harus bayar 150 ribu rupiah.   Ini kadang yang suka menjadi obrolan teman-teman di kantor.

"Lebih murah wisata di Yogyakarta atau Semarang, masuk ke museum lebih murah dibandingkan di Bandung."

Pikir-pikir benar juga sih. Ya sudahlah, saya bayar saja. Mobil di belakang sudah mulai antri. O iya, itu belum termasuk tiket masuk per orang. Yang dikenai tarif 15 ribu rupiah.  Kami semua berenam, total yang harus dibayar  240 ribu perorang atau sama dengan tiket masuk nonton bioskop untuk enam orang.  

Berpasan dengan Mobil Ontang Anting (dok. pri)
Berpasan dengan Mobil Ontang Anting (dok. pri)
Hati-hati kalau membawa kendaraan menuju puncak Kawah Putih.  Jalannya sempit.  Sudah begitu namanya Ontang Anting pada ngebut semua.  Salip sana salip sini persis seperti supir angkot kejar setoran. Apalagi Ontang Anting yang melintas dari arah berlawanan.   Mereka lebih ngebut.   Semestinya mereka membawa wisatawan lebih hati-hati dan nyaman dong sehingga mereka bisa melihat pemandangan alam di sekitar kawah yang tak kalah indahnya.

Di atas hawanya dingin.  Jangan lupa membawa jaket.  Saya saja yang alergi dingin mulai bersin-bersin.  Ditambah lagi dengan bau belerang yang cukup kuat dibawa oleh angin yang berhembus.   Lahan parkir kendaraan di puncak ternyata luas.  Tersedia pula toilet tetapi harus antri.   

Kalau lapar jangan cari makanan di sini karena tidak ada penjual makanan atau minuman yang terlihat.   Mungkin tidak diperbolehkan oleh pengelola.   Ada bagusnya juga sih karena kawasan Kawah Putih di atas menjadi lebih bersih. 

Jadi kalau lapar lebih baik makan dulu di parkiran dibawah lokasi wisata yang ada di pintu masuk.  Banyak warung kecil di sana.   Kebanyakan menjual mie instan siap seduh dan buah strawberry.

Nah begitu mau masuk ke pintu atau gerbang masuk Kawah Putih ada satu tenda yang menjual masker buat mengurangi efek bau belerang yang rada-rada mirip....maaf, bau kentut.  Gratis?  Ya ngga, bayar lagi dong.

Nah dari situ baru kita bisa menuruni beberapa anak tangga menuju ke lokasi Kawah Putih. Tidak terlalu curam, lebih curam tangga di candi Borodudur, dan ada pegangan di bagian kanan kiri tangga. Jadi aman buat orangtua dan anak-anak.  Kalau buat kursi roda sepertinya tak disediakan pengelola.

Tangga Menuju Kawah Putih (dok. pri)
Tangga Menuju Kawah Putih (dok. pri)
Wah, pemandangannya indah.   Seperti berada di luar negeri, dingin dan berkabut.  Bau belerang semakin kuat.  Terlihat pepohon disekitar kawah meranggas.  Banyak spot-spot indah untuk berfoto selfi, duofi, atau welfi.  Whatever..... Ada spot yang bagus dengan dengan kawah, tangga, pohon-pohon yang meranggas, atau di jembatan di atas Kawah Putih.  Untuk melintasi jembatan, wisatawan harus merogoh kocek lagi sebesar 10 ribu perorang.

Selfie dulu (dok. pri)
Selfie dulu (dok. pri)
Karena musim liburan, agak sulit untuk mengeksplore lokasi.   Banyak banget wisatawan yang berkeliaran dan antri untuk berfoto di lokasi yang sama.  Saya sendiri mencari lokasi foto yang sepi biar lebih bebas bergaya.  Eh, baru berfoto satu atau dua kali sudah ada saja yang antri ingin berfoto.  Masak harus foto berenag di Kawah Putih.....eits, ngga boleh, itu berbahaya.

Puas berfoto ria di Kawah Putih waktunya pulang karena hari mulai sore.  Kawah Putih sebentar lagi juga mau tutup, sudah hampir jam 17.00.   Kalau makan lebih baik di sekitar daerah Ciwidey atau Soreang, banyak tempat makan tradisional di sini macam nasi bakar, nasi goreng, ayam geprek, dan lain-lain.  

Anak-anak minta makan di fast food tetapi lokasinya masih cukup jauh dari Kawah Putih, padahal perut sudah lapar.   Jalur pulang pun cukup padat dan macet.  Kami memilih makan di sebuah rumah makan yang ada di pinggir jalan.

Area Parkir untuk Mobil Pribadi Area Atas (dok. pri)
Area Parkir untuk Mobil Pribadi Area Atas (dok. pri)
Buat wisatawan yang mau menginap banyak tersedia penginapan, villa, losmen, atau hotel kecil di daerah Ciwidey dan Soreang.  Happy holiday.

NB.  Kunjungan ini dilakukan sebulan sebelum Kawah Putih meletus dan sempat ditutup.  Saat ini beroperasi seperti sedia kala dan dibuka kembali untuk umum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun