Mohon tunggu...
Azwar Abidin
Azwar Abidin Mohon Tunggu... Dosen - A humble, yet open-minded wordsmith.

Faculty Member at FTIK, State Islamic Institute of Kendari. Likes Reading, Drinks Coffee.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Kaum Muda dan Belenggu Kebebasan yang Terkondisikan

28 Oktober 2019   18:27 Diperbarui: 11 November 2019   09:48 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan; jalan kaum muda merintis kebebasannya.| Dok. Pribadi

Bentuk kemandirian paling tulus adalah mengakui bahwa diri subjek bertanggungjawab atas seluruh pilihan yang dibuatnya. Sehingga diri subjek akan fokus pada diri sendiri dalam mengevaluasi pertimbangan-pertimbangan yang menjadi landasan pengambilan putusan di kemudian hari.

Kaum muda tidak perlu pesimis akan kondisi yang tidak memihak diri mereka. Mandiri dalam memikul tanggungjawab mampu menciptakan alternatif pilihan yang menandingi pilihan-pilihan terkondisikan lainnya yang membatasi kebebasan mereka.

Selain itu, bergantung pada diri sendiri dalam memikul tanggungjawab adalah bentuk moralitas yang paling mendasar. Jika kaum muda mampu menjaga diri dan perbuatannya dengan mengontrol pilihannya secara sadar akan segala konsekuensi yang semampu mungkin ia pikirkan maka tidak ada lagi yang patut mereka takuti. Kerusakan lingkungan, merebaknya perilaku asusila, dan pengkhianatan terhadap kepercayaan, seluruhnya dimulai dari kerusakan dalam diri sendiri.

Olehnya itu, selain mengevaluasi konsep kebebasannya yang dianutnya, kaum muda mesti pula mendefinisikan ulang nilai-nilai moralitas yang dimulai dari harmoni elemen-elemen yang membentuk konsep tentang 'diri'nya sendiri. Tidak perlu peduli akan reaksi di luar dirinya. Sebab reaksi itu akan menyesuaikan dengan kondisi diri subjek jika subjek itu telah memegang kendali penuh kemandirian dan tanggungjawabnya.

Ingat ketika Henry David Thoreau dipenjara karena menolak membayar pajak? Ia masih tertawa lepas dan menganggap dirinya bebas karena pikirannya toh masih melanglang buana ke mana saja.

Demikian pula dengan Bung Hatta yang diasingkan ke Boven Digoel. Beliau tenang-tenang saja menyelesaikan daftar bacaannya yang tertunda sebab ia merasa bukan orang asing di tanahnya sendiri.

Bandingkan dengan cibiran sarkas Jean-Paul Sartre terhadap masyarakat Perancis dengan menganggap bahwa rakyat Perancis jauh lebih bebas ketika mereka dijajah oleh Nazi Jerman di bawah kendali Hitler. Mengapa ada kebebasan di dalam kungkungan penjajahan? Sebab Sartre menganggap saat penjajahan terjadi rakyat mampu menentukan sikap bersatu melawan penindasan.

Semua elemen rakyat tanpa komando pun dapat secara bebas memberikan kontribusinya melawan penjajahan. Bagi Sartre, kebebasan itu menciptakan banyak pilihan menu bagi rakyat Perancis dalam mengutarakan konsep kebebasan memilihnya masing-masing. Sebab ketika merdeka dan dalam suasana demokrasi, mereka seakan kehilangan tujuan dan terus menggantungkan diri pada birokrasi dan pemerintah.

Kemerdekaan Kaum Muda: Berani Mendefinisikan Zamannya
Menentukan pilihan dalam konteks kebebasan yang terkondisikan memanglah tidak mudah. Terkadang, bahkan pilihan sangat terbatas dan membutuhkan putusan yang bersifat segera.

Apalagi jika menyangkut pertentangan batin akibat nilai-nilai moralitas yang harus dikorbankan. Situasi yang memaksa ketika pilihan itu dibuat dapat menghantui seseorang selama konsekuensi dari putusan itu masih berlaku.

Ingat novel Sophie's Choice yang ditulis William Styron? Dalam novel itu, Sophie harus memilih salah satu anaknya untuk dibawa ke kamar gas yang menjadi tempat penyiksaan tahanan perang Nazi Jerman di bawah kuasa Hitler sebagai syarat untuk menyelamatkan dirinya dan anak-anaknya yang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun