Mohon tunggu...
Azwar Abidin
Azwar Abidin Mohon Tunggu... Dosen - A humble, yet open-minded wordsmith.

Faculty Member at FTIK, State Islamic Institute of Kendari. Likes Reading, Drinks Coffee.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Dramatisasi Kemiskinan dan Bangunan Predikat Institusi Pendidikan Kita

1 Juli 2019   22:58 Diperbarui: 1 Juli 2019   23:01 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Lagipula, pemerintah telah mengalokasikan anggaran begitu besar untuk beasiswa dengan beragam bentuk dan sasarannya. Sudah merupakan tugas institusi pendidikan bersangkutan untuk memastikan anggaran tersebut tepat sasaran pun tepat guna. 

Institusi pendidikan merupakan wadah yang merangkul seluruh golongan tanpa memandang tingkat dan jenis kecerdasannya. Sebab jika institusi pendidikan hanya menampung yang berbakat dan mereka yang cerdas, lalu perilaku fasis apa lagi yang lebih hina dari yang dimotori oleh pendidikan?


Sepatutnya institusi pendidikan membangun predikat melalui prestasi positif yang mengutamakan maslahat umum bagi kehidupan berbangsa terutama masyarakat sekitar lingkungannya. 

Merangkul dan membuka kesempatan bagi siapa saja yang ingin memberi kontribusi terhadap kemajuan bangsa tanpa memandang status dan latar belakangnya. Bijak dalam memahami sebuah kondisi dan terus mewanti-wanti diri agar tidak terjerumus meneguhkan sesat pikir yang terlanjur tersebar secara masif. 

Meromantisasi kisah perjuangan sang miskin memasuki dunia impiannya bak hikayat negeri dongeng justru menyangsikan perjuangan yang justru giat digencarkan oleh mayoritas civitas akademica di institusi tersebut. Di lain hal, saatnya pula kita memutus ingatan dari perlakuan para penjajah yang menjadikan pendidikan sebagai hal eksklusif bagi kalangan tertentu saja.

Kritik ini dimaksudkan agar masing-masing dari kita meningkatkan kualitas kemampuan literasi digital di tengah masyarakat yang tidak terbiasa dengan dialog dan ragam bacaan. Sehingga kita tidak terjebak mengarusutamakan alur pikir sesat yang bisa berakibat melanggengkan suatu tatanan penindasan yang seharusnya kita perangi bersama. Mari meneguhkan predikat lewat cara bijak dan tepat!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun