Mungkin ini mengagetkan, tapi silakan dibaca pengakuan Ibnu Taimiyah dalam pernyataan tobatnya yang dibacakan di depan para ulama saat itu dan dikutip dalam beberapa kitab sejarah yang di antaranya adalah berikut: Â { } Â "Terjadi pembahasan beserta sebagian ahli fikih, maka seorang petugas menulis padanya [yang isinya] bahwa Ibnu Taimiyah berkata: 'Aku adalah seorang Asy'ariy', kemudian ditemukan tulisan tangannya yang berisi: 'Saya meyakini bahwa al-Qur'an adalah makna yang menetap dalam dzat Allah. Kalamullah itu adalah salah satu dari sifat-sifat dzat yang tak berawal. Kalamullah bukanlah makhluk dan tidak berupa huruf atau suara. Dan, firman Allah ar-Rahman Istawa atas Arasy bukanlah atas makna lahiriyahnya dan saya tak mengetahui hakikat yang dikehendaki darinya bahkan tak ada yang mengetahuinya kecuali Allah. Pendapat tentang nuzul (turunnya Allah) sama seperti pendapat soal istiwa'. Ahmad Ibnu Taimiyah menulis pengakuan ini secara sukarela, lalu saksikanlah bahwa dia bertaubat dari apa yang menafikan pengakuan ini'." (Ibnu Hajar al-Asqalani, al-Durar al-Kminah, juz I, halaman 172)
Pujian ulama Asyairah pada Ibnu Taimiyah
Meski ada perbedaan antara ulama Asyairah, namun hubungan keduanya tidak saling merendahkan apalagi menafikkan. Ibnu Taimiyah digelari oleh Imam Syamsuddin Adz-Dzahabi sebagai "Syaikhul Islam, Bahar Ilmu, dan Fardu Zaman," ahli dalam hadis, jarh wa ta'dil, serta hafalan matan, bahkan disebut bahwa "setiap hadits yang tidak diketahui olehnya, maka itu bukan hadis."
Sementara itu, Ibnu Sayyid An-Nas mengakui penguasaan Ibnu Taimiyah dalam tafsir, fikih, hadits, dan perbandingan agama, seraya mengatakan, "Tidak ada yang seperti dirinya, dan ia tidak pernah melihat orang seperti dirinya sendiri."
Sedangkan Taqiyuddin As-Subki, meski dikenal sebagai lawan ilmiah, mengakui kehebatan Ibnu Taimiyah dalam ilmu syar'i, kecerdasan luar biasa, kezuhudan, dan keteguhan membela kebenaran.
Demikian juga Ibnu Al-Hariri Al-Hanafi menyebut Ibnu Taimiyah sebagai satu-satunya yang pantas digelari "Syaikhul Islam" dalam 300 tahun terakhir.
Adapun Kamaluddin Az-Zamalkani menegaskan bahwa tidak ada yang lebih hafal darinya dalam 500 tahun, menyebutnya pemimpin ulama, penegak sunnah, penghancur bid'ah, dan hujjah Allah atas umat.
Penting juga untuk disebutkan, Ibnu Daqiq Al-'Id mengagumi kedalaman ilmu Ibnu Taimiyah, dengan mengatakan bahwa: "Semua ilmu seolah berada di depan matanya."
Ada juga ulama bernama Ibnu Al-Wardi memuji Ibnu Taimiyah sebagai pusat keilmuan, seperti "matahari dibandingkan bulan."