Kesimpulannya, melalui analisis ini, kita memahami bahwa perbedaan usia dan status sosial sangat memengaruhi interpretasi terhadap sebuah ujaran. Kata "kamu" yang bagi anak-anak mungkin bersifat netral dan akrab, bisa ditafsirkan berbeda oleh orang dewasa yang mengedepankan norma sopan santun. Dalam kajian pragmatik, makna tidak bersifat tetap, melainkan bergantung pada konteks dan relasi antar penutur.
Dengan pendekatan pragmatik, kita diajak untuk lebih bijak memahami komunikasi, terutama dalam interaksi lintas usia dan budaya tutur. Alih-alih langsung tersinggung, kita dapat mengedepankan edukasi, kesabaran, dan pemahaman terhadap perkembangan bahasa anak-anak sebagai bentuk komunikasi yang lebih manusiawi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI