Mohon tunggu...
AZNIL TAN
AZNIL TAN Mohon Tunggu... Wiraswasta - Koordinator Nasional Poros Benhil

Merdeka 100%

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tragedi Berdarah 5 Mei di Kampus Merah

5 Mei 2020   16:53 Diperbarui: 5 Mei 2020   19:14 906
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Peringatan 17 Tahun Tragedi Berdarah 5 Mei 98 di Kampus Merah UMB

22 tahun yg lalu,  kampus kami dikepung oleh pasukan bersenjata atas aksi kami menolak kenaikan BBM yang ditetapkan oleh Presiden Soeharto pada hari Senin, 4 Mei 1998. Belasan orang mahasiswa terluka dan seorang satpam bernana bang Onip pipinya bolong tertembak peluru karet.


Tragedi berdarah itu diawali sekitar pukul 12 siang, 5 Mei 1998.  Seperti biasa, kami akan mengadakan Mimbar Bebas di depan kampus UMB menuntut reformasi. Tema demo kali ini tentang Tolak Kenaikan BBM yang membuat rakyat semakin sengsara oleh dampak krisis moneter.  

Kami tadinya berencana akan melakukan aksi long march menyuarakan penolakan kenaikan BBM dan menunutut dipercepat pelaksanaan reformasi di segala bidang, namun akhirnya tidak jadi. Ternyata diluar pagar kampus, jalan umum sudah di blokir oleh sepasukan aparat bersenjata lengkap. Akses kendaraan dari arah selatan dan utara terlihat pasukan berseragam sudah berbaris membentuk pagar betis menutup jalan menuju ke kampus kami.

"Kampus kita sudah dikepung," teriak berapa orang teman dengan wajah sedikit tegang memberi tahu kami yang sedang berkumpul di koridor kampus mempersiapkan perangkat aksi.

Ketua Senat Abdul Rohman (Omen) memastikan aksi demo tetap berlanjut. Faizal Assegaf sebagai Korlap pun tetap bersemangat memimpin aksi demo tanpa ada wajah ciut sedikit pun. Wakil Korlap Satyo Prasetyo (Komeng) terlihat wajahnya tanpa ada keraguan. Saya pun memberi semangat untuk tetap maju apapun yang terjadi.

Kami yang hanya belasan orang lalu bergerak menuju ke halaman kampus mau memulai aksi demo.  Sebagian besar peserta aksi diikuti oleh UKM Pers Orientasi.

Teman-teman ada yang bawa poster kertas ukuran A1 dan ada juga membawa senjata mainan. Kami semua sudah sepakat apapun terjadi, siap perang. Dari awal kami sudah menyadari bahwa kami berhadapan dengan rejim militeristik yang menakutkan. Sudah konsekuensi nyawa melayang.

Diluar dugaan, ternyata aksi kami lakukan banyak dapat dukungan dari kawan-kawan mahasiswa yang selama ini cuma sekedar nonton. Mereka dengan penuh semangat ikut membuka pintu pagar untuk melakukan aksi keluar kampus. Ini adalah aksi demo pertama kali kami lakukan di luar kampus yang mana selama ini cuma dilakukan di dalam kampus.

Atas adanya rumor beredar bahwa ABRI (baca : TNI) akan menembak para mahasiswa apabila melakukan demo di luar kampus, semakin membuat kami  bersemangat melawan.

Jalan Raya Meruya yang sudah kosong dari kendaraan, kami melakukan aksi duduk dan tidur sepanjang jalan depan kampus. Kami bernyanyi-nyanyi menyanyikan lagu-lagu perjuangan. Kami juga membaca puisi dan aksi teaterikal.

Tak terasa sudah 2 jam waktu berjalan. Sekitar pukul 3 siang, kami kemudian merapatkan barisan kembali hendak melakukan long march menuju Senayan. Aparat tentara yang berada di sisi Utara terlihat semakin siaga membentuk
barikade untuk mencegat kami. Dari jauh terlihat para aparat tersebut sudah mulai mengokang senjatanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun