Mohon tunggu...
AZNIL TAN
AZNIL TAN Mohon Tunggu... Wiraswasta - Koordinator Nasional Poros Benhil

Merdeka 100%

Selanjutnya

Tutup

Politik

Lecehkan Harga diri Amerika Cuma Rp 1,08 Milyar dan Bisa Dicicil

9 November 2015   18:30 Diperbarui: 10 November 2015   02:18 2989
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

2. Michael Buehler menulis memang sungguh mengherankan adanya beredar salinan Kontrak antara Perusahaan Konsultan Politik Singapura yaitu Pereira Internasional PTE LTD dengan Perusahaan Lobbi di Las Vegas yaitu R&R Partners, Inc. Kontrak itu ditanda-tangani oleh Sean Toner dari R&R Inc dan Derwin Pereira dari Pereira International. Pereira Singapura harus membayar sebesar USD 80.000 yang harus diangsur 4 kali sejak Juni hingga September 2015. Tagihan itu disebut berkaitan dengan kunjungan Jokowi ke AS beberapa waktu yang lalu.

Tetapi di dalam tulisan Michael Buehler itu menegaskan dalam Kontrak yang diajukan Pereira International ke Departemen Kehakiman Amerika Serikat tidak ada satu pun pejabat Indonesia yang menugaskan Pereira International dan R&R Inc.

3. Tudingkan ini cenderung berdasarkan atas asumsi kedekatan Derwin Pereira dengan Luhut Panjaitan.

Derwin Pereira adalah pemilik Pereira International yang pernah bekerja di Singapura The Straits Times yang berkantor di Jakarta pada saat jatuhnya rejim Soeharto sehingga dia sangat dekat dengan para petinggi-petinggi di Indonesia dan memiliki akses untuk masuk lebih jauh ke dalam Indonesia. Derwin juga pernah bekerja di Times Washington juga mempunyai jaringan luas di Amerika dan dekat dengan pihak Kennedy School of Government Harvard,dimana jaringan mereka membantu mahasiswa Indonesia yang ingin belajar disana termasuk salah satu lulusannya adalah Agus Yudhoyono (anak SBY).
Derwin pernah bekerja sama dengan Gita Wiryawan sewaktu masih menjadi Menteri Perdagangan dan bekerja sama dalam program Ancora Foundation. Derwin Pereira juga ditengarai Buehler kenal baik dengan Luhut Panjaitan. Sewaktu kerja di The Straits Time Singapura Derwin pernah mewawancarai Luhut pada tahun 1999-2000 dan membuat beberapa artikel tentang tokoh-tokoh politik Indonesia.

Tetapi di dalam tulisan Michael Buehler itu juga menulis bahwa tidak ada satu pun bukti Luhut Panjaitan atau pejabat Indonesia pernah meminta Pereira International untuk membayar R&R inc di Las Vegas.

4. Tentang bukti surat dokumen transaksi diungguh oleh Michele Beuhler terlihat tidak ada satu pun ditandatangani oleh pejabat pemerintah Indonesia dan pejabat pemerintah Amerika. Dokumen yang diunggah itu lebih cenderung sebuah surat perjanjian kerjasama antara kedua belah pihak, antara perusahaan Pereira Internasional PTE LTD dengan Perusahaan Lobbi di Las Vegas.


Dalam strategi marketing, apa yang dilakukan Pereira Internasional PTE LTD membuat surat kontrak tersebut itu adalah hal yang sah-sah saja. Biasanya surat perjanjian kontrak kerjasama ini sebagai referensi Pereire agar dagangan jasa diplomatik yang dijualnya tersebut nantinya semakin tertarik dibeli oleh pemerintah Indonesia. Hal ini diakui oleh Beuhrer dalam artikelnya tersebut : Not only is the world of lobbyists and political elites extremely opaque, but as is well known, what happens in Vegas stays in Vegas.

5. Kedutaan Besar Amerika mengklarifikasi tudingkan tersebut dengan membuat ciutan melalui twitter juga (cuitan twitter dibalas cuitan twitter) berbunyi :
"Ada laporan tentang perusahaan melobi yg mengatur perjalanan Presiden @jokowi ke AS. Laporan itu tidak benar. - #DuBesBlake," demikian pernyataan @usembbasyjkt.

Tweet itu juga di-retweet oleh akun Kementerian Luar Negeri RI, @Portal_Kemlu_RI, Minggu (8/11/2015).
Dalam akun itu, Robert Blake juga menjelaskan mengenai peran pejabat Indonesia dalam pertemuan Jokowi-Obama.
"Menko Pandjaitan & #MenluRetno yg memimpin Indonesia bekerja sama dg @usembassyjkt @statedept dan @whitehouse. - #DuBesBlake."

5. Menlu Retno LP Marsudi menjelaskan bahwa pertemuan Jokowi dengan Obama dilakukan setelah mendapat undangan resmi. Retno mengatakan, surat tersebut dikirimkan Obama tanggal 16 Maret 2015, jauh sebelum kunjungan dilakukan.

"Presiden Obama melalui suratnya tanggal 16 Maret 2015 telah secara resmi menulis surat kepada Presiden Joko Widodo dan mengundang secara resmi untuk berkunjung ke Amerika Serikat," ujar Retno dalam jumpa pers di Jakarta, Sabtu (7/11/2015).
Adapun, isi surat yang ditulis Obama kepada Jokowi sebagai berikut:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun