Mohon tunggu...
Azkiya Musfirah A
Azkiya Musfirah A Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar

Life To Learn

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tantangan dalam Aspek Pendidikan pada Masa Pandemi Covid-19

29 Juli 2021   13:03 Diperbarui: 29 Juli 2021   13:28 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: lokadata.beritagar.id

Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan, bukan hanya bagi masyarakat Indonesia, tetapi juga bagi masyarakat di seluruh dunia. Kemajuan teknologi, kemudahan hidup, semuanya didasari pada pendidikan dan ilmu pengetahuan. 

Tidak ada yang lebih menguntungkan bagi suatu kelompok, atau bahkan suatu negara selain memiliki sumber daya manusia yang cerdas dan kreatif. Bagi masyarakat di seluruh dunia yang saling membutuhkan satu sama lain, ilmu pengetahuan dan teknologi sangat besar dampaknya untuk dirasakan.

Aspek pendidikan, ilmu pengetahuan, dan teknologi telah menjadi kunci penting kemajuan umat manusia sejak berabad-abad lalu. Isaac Newton tanpa lelah menganalisis jatuhnya sebuah apel dari pohon demi mendapatkan pengetahuan tentang gravitasi. 

Thomas Alva Edison menghabiskan tahun demi tahun hidupnya untuk menemukan lampu pijar yang sempurna. Begitu juga penemu lain di seluruh dunia, yang menghabiskan hidup mereka untuk membukakan satu pintu dari miliaran hingga tak terbatas pintu pengetahuan di alam semesta.

Maka dari itu, penting bagi kita khususnya masyarakat Indonesia, memahami betapa berharganya ilmu pengetahuan bagi kehidupan. Sama halnya kita yakin bahwa makanan dan minuman penting untuk bertahan hidup, ilmu pengetahuan juga berperan penting untuk mewujudkan kehidupan yang lebih mudah dan maju. 

Seiring berkembangnya teknologi, pengetahuan semakin mudah untuk diraih. Semakin banyak ilmu yang berhasil manusia gali, semakin banyak manfaat yang kita peroleh.

Permasalahan yang ada sekarang adalah banyaknya tantangan dalam aspek pendidikan. Berdasarkan pada grafik di atas, dapat terlihat bahwa setiap tahun, jumlah lulusan SD dan SMP jauh lebih banyak ketimbang lulusan SMA dan Perguruan Tinggi. Ada beberapa hal yang menjadi penyebabnya, sekaligus menjadi tantangan pendidikan dalam masa pandemi seperti yang terjadi pada saat ini. Tantangan tersebut berupa tantangan eksternal dari lingkungan sekolah dan sekitar, serta berupa tantangan internal dari dalam diri masing-masing pelajar.

Salah satu yang harus masyarakat hadapi dari tantangan tersebut ialah dalam hal memainkan peran; murid, guru, siswa, dan orang tua termasuk ke dalamnya. Memainkan peran dalam kehidupan asli lebih komplikatif ketimbang dalam drama sekolah maupun sinetron. 

Bagaimana tidak? murid yang awalnya hanya memainkan peran sebagai pelajar, juga harus berperan sebagai guru yang mengajarkan orang lain suatu hal. Sebaliknya, guru yang berperan sebagai pengajar juga kadangkala bertukar menjadi murid yang mencari ilmu dari orang lain. Semuanya dilakukan demi memasyarakatkan ilmu pengetahuan dari satu untuk yang lainnya.

Orang tua jangan lupakan. Mereka juga memegang peran penting dalam poin tantangan pendidikan ini. Anak-anak terbentuk karakternya berkat pengajaran individu orang tua. Baik itu karakter yang baik maupun buruk. Peribahasa ‘buah jatuh tak jauh dari pohonnya’ bukanlah sekadar peribahasa biasa. 

Dia memperjelas karakter yang dibentuk orang tua pada anaknya, dan di kemudian hari dapat terlihat kesamaannya. Bahkan, kuat atau lemahnya mental dan fisik juga dapat bersumber dari didikan orang tua. Sebab sejatinya, selama kita hidup, orang yang paling dekat hubungannya dengan kita adalah orang tua.

Selanjutnya, tantangan yang muncul dalam aspek pendidikan saat pandemi adalah tingkat kemalasan siswa yang melambung tinggi. Penyebab kemalasan ini diperkirakan karena ketidaknyamanan belajar di rumah, serta keinginan untuk kembali belajar tatap muka di sekolah. Merangkum dari laman Sahabat Keluarga Kemendikbud, UNICEF menyelenggarakan survei pada 18-29 Mei dan 5-8 Juni 2020 lalu.

Selama survei, UNICEF menerima lebih dari 4.000 tanggapan dari siswa di 34 provinsi di Indonesia, melalui kanal U-Report yang terdiri dari SMS, WhatsApp, dan Messenger. Hasil survei menyebut, sebanyak 66 persen dari 60 juta siswa dari berbagai jenjang pendidikan di 34 provinsi mengaku tidak nyaman belajar di rumah selama pandemi Covid-19. 

Dari jumlah tersebut, 87 persen siswa ingin segera kembali belajar di sekolah. Namun, bukan tanpa alasan siswa mengaku tidak nyaman saat melakukan pembelajaran dalam jaringan.

Dalam kurun waktu ini, teknologi sudah mulai maju, gawai sudah banyak dijangkau oleh kalangan biasa, serta kuota akses internet yang bisa didapatkan dari pemerintah. Meskipun begitu, masih saja ada masyarakat Indonesia yang tidak mendapatkan fasilitas tersebut. Hal inilah yang memberi dampak pada ketidaknyamanan siswa dan keinginan untuk kembali bertatap muka di sekolah.

Menghadapi situasi tersebut, guru harus bergerak memainkan perannya dalam meningkatkan minat belajar siswa. Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Moderasi Beragama Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (KEMENKO PMK), Agus Sartono mengatakan, “inisiatif dari pihak sekolah sangan diperlukan. 

Dengan menggunakan tiga pendekatan yang diamanatkan oleh Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan, konsep 3N, yakni Niteni, Niroke, dan Nambahi yang berarti mengamati, meniru, dan menambahkan. Pendekatan ini bisa dilakukan di mana pun.”

Pada kesimpulannya, era pandemi menjadi sesuatu yang tidak mudah dijalankan dalam segala aspek, termasuk pendidikan. Tantangan-tantangan dalam masyarakat mulai bermunculan, seperti dalam teknologi, internal diri siswa, dan eksternal dari lingkungan sekitar. Kita harus siap dalam segala kemungkinan, juga terus mencari jalan keluar untuk menjawab tantangan tersebut.

Sumber : 

Pinita Kasih, Ayunda. (2020). Survei UNICEF : 66 Persen Siswa Mengaku Tak Nyaman Belajar di Rumah. Diakses pada 24 Juli 2021

KEMENKO PMK. (2020). Tantangan Pendidikan di Masa Pandemi, Semua Orang Harus Jadi Guru. Diakses pada 24 Juli 2021

Siska, Venni. (2018). Peran Orang Tua dalam Proses Belajar. Diakses pada 24 Juli 2021

Lokadata. (2021). Jumlah Kelulusan Berdasarkan Tingkat Pendidikan, 2016-2021. Diakses pada 24 Juli 2021, 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun