Ah, Â sudah, kita jalan saja
Nanti waktu yang akan menjawabnya
Kita pohon akan kalah
Kita pohon menang
Menghutankan
Bumi gersang,
Teriak pohon hitam
Paling gagah
Suaranya besar parau
Seperti Brotoseno
Saudara saudari pohon semua
Kita hidup
Bukan soal menang kalah
Tapi soal berarti
Sudah itu boleh mati,
Biar anak cucu benih tunas cinta kita
Ngremboko
Menghijaukan bumi yang coklat tua,
Selama kita hidup
Semuanya akan hidup,
Bila. Sampai apes ditebang banding bengis
Bumi musnah,
Urai pohon paling renta
Kulitnya bolong terkelupas disana sini
Mengunci kata
Sudah
Jangan banyak cakap,
Ayo pasukan pohon kita berangkat
Hijrah bedol hutan!
Perintah pohon besi panglima
Lalu semua pohon berpindah dalam diam
Lalu hutan luas jadi tanah sunyi
Tak bertuan
Semua hewan menempel panik di poh9n
Ikut berpindah dalam sunyi
Pagi termenung tiba
Matahari bersinar merah
Marah,
Lalu pasukan blandhong tiba
Semua terhenyak kaget
Semua pohon tumbang tak ada bekas
Gaib,
Pasukan. pemotong pohon histeris
Mereka mengira karuhun
Peri hutan telah bangun
Telah bangkit dari neraka
Mengunyah huta
Tiba tiba mesin senso
Gergaji mesin itu bunyi
Hidup sendiri
Semua menyala
Berisik sejali
Brrrruum
Bertemu,
Begitu berisiknya,
Para blandhong berteriak histeris
Kesurupan
Takut ditebus potong
Oleh gergaji. Mesin yang melayang
Hidup
Mengancam nyawa para algojo. Pohon
Blandhong blandhong kesurupan
Semua menggila
Semua berlarian kesegala. Penjuru
Menyelamatkan diri
Konon semua selamat
Tapi semua gila
Memang ini jaman yang edan!
Teramat dalam
Lebih dalam dari posisi Nanggala
Lebih dalam dari bayangan terjauh
Yang ada diisi kepala
Ikan ikan besar
Ikan ikan ganas
Ikan ikan buta matahari
Tapi mampu melihat dalam gelap
Berseliweran
Hilir mudik
Memburu mirah delima pusaka
Yang tersimpan dalam mahkota raja besar
Yang dibuang ke laut dalam oleh sang permaisuri
Lantaran cemburu
Kepada selir termuda
Yang teramat disayang raja
Sang raja murka
Kehilangan aji kasantosan
Hilang mahkota
Hilang perbawa