Tumbuh meranting
Di sarang
Sarang manyar
Berayun
Memantulkan tekanan
Rontaan rasa
Rindu yang meloncat
Loncat di kedalaman
Hatiku
Hai !,
Aku memutuskan
Menghapus tiga kata penting
Panggilan jiwamu
Di kerimbunan kelapa
Kelapa puan
Sarang anyar
Jiwa baru
Tak ada yang layak dirayakan
Kecuali nyanyian lepas
Burung
Burung penyanyi
Mari
Seruput kopi
Dan teh terakhirmu
Kita rayakan kebebasan
Kemerdekaan paripurna
Dari hati lapang
Tanpa sebuah nama
Istimewa
Kecuali
Dia yang tercinta
(Sebagai sepasang burung manyar
Merana
Takut  digusur pelebaran kota,
Dulu
Mungkin engkau ingat,Â
Di Sungai Yang Tze
Engkau, Â putri raja
Ayu
Jelita
Baik hati
Jatuh cinta
Mati
Padaku
Tukang kuda
Istana
Jelek legam
Buruk rupa ,
meski hanyut
Dibawa air sungai waktu
Kita terus ber- reinkarnasi
Walau sebagai sepasang burung manyar
Kesepian
Di jaman modern
Nir bahagia
Takut kehilangan
Sarang terakhir
Di pohon kelapa terakhir
Kampung terakhir)