Mohon tunggu...
gurujiwa NUSANTARA
gurujiwa NUSANTARA Mohon Tunggu... pembawa sebaik baik kabar (gurujiwa508@gmail.com) (Instagram :@gurujiwa) (Twitter : @gurujiwa) (Facebook: @gurujiwa))

"Sebagai Pemanah Waktu kubidik jantung masa lalu dengan kegembiraan meluap dari masa depan sana. Anak panah rasa melewati kecepatan quantum cahaya mimpi" ---Gurujiwa--

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kota Ramah Anak Jalanan Nyaris Tak Terdengar

18 November 2020   22:23 Diperbarui: 19 November 2020   07:22 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Panggung ramah anjal (Detik.com/mukhlis)

1. Di tempat makan, di lampu merah, di tempat wisata, relatif tak banyak pengamen, pengemis, tukang parkir dan preman.bila pun ada, tingkah mereka sopan dan frekwensinya tak banyak dan sering, menghampiri meja makan atau kendaraan kita. 

Lebih manusiawi lagi, bila di tempat makan, disediakan sound sistem dan kotak sumbangan. Tampilan pengamen jadi elegan. Tempat makan pun jadi naik kelas karena punya panggung musik, walau cuma apa adanya. Tapi ruang dan dukungan alat itu sudah amat memanuliakan mereka.

2. Di manapun kita berjalan dan. Melangkah, duduk berlama lama di taman atau tempat makan, di tempat umum, kita merasa aman dan nyaman. Kehadiran anjal sebagai ikon kota, sahabat perjalanan nyata.

3. Ada beberapa perda yang melarang, pengunjung memberikan uang kepada anjal. Memang, untuk alasan ketertiban kota, hal ini sangat masuk akal, tetapi tidak manusiawi.

Perlu dipikirkan cara-cara yang lebih elegan berkaitan dengan memuliakan teman teman. Anjal yang berniat berkreasi.

Misal disiapkan pangung panggung kecil yang layak, di taman, di tempat makan, di hotel, atau di rest area. Disiapkan area khusus dengan artistik agar kehadiran anjal menjadi jiwa kota.

Bukan sampah kota.

4. Sebaiknya anjal didata dengan baik, dilakukan pendekatan ala mahasiwa riset misalnya. Diwawancara mendalam. Lalu data mereka dijadikan acuan bagi orang tua asuh anjal, para dermawan yang memberi perhatian khusus pada mereka ini. Bisa atas nama pribadi, usaha tertentu, instansi, bisa juga berdasar gerakan rumah ibadah.

Jangan sampai kemiskinan jalanan, membuat mereka juga tak tersentuh berkah keimanan. Bila mereka terabaikan, maka biasanya kota itu akan jadi kota yang rawan. Karenanya mengelola anjal merupakan keharusan, kesungguhan tegak runtuhnya.kharisma sebuah kota. Legitimasi pemimpin daerahnya, tergantung pada servis terbaik bagi pengentasan anjal. 

5. Beri kesempatan anjal berkembang, apakah melalui program kesempatan kerja usaha anda, atau kesempatan mendapat modal bergulir, sekedar untuk jualan asesoris, kaus lukis, sepatu lukis dan usaha kreatif lainnya. 

Rasanya harus mulai dikemukakan.jangan sampai anak anak muda potensial ini, justru menjadi sampah kriminal kota, sentuh, dan ayomi anjal dengan program program kemanusiaan yang menyatukan Pemda, pengusaha, rumah ibadah, dan usaha kreatif tradisi. Dalam sebuah program pengentasan anjal yang berkesinambungan, terukur goal dan kwantitasnya. Bukan program basa basi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun