Tiba saatnya ngopi
Manoppo suntuk
dan berjalan tersaruk masuk di kedai kopi Fokus.Padahal ia sedang tak bisa fokus. Urusan perijinan usahanya terbelit di pemda sana sini, padahal di pusat beres. Ia berharap Omnimbus Law bisa berjalan dan berpihak pada pengusaha Indonesia wilayah timur, seperti dirinya.
"Mbak, kopi murni single originnya ada apa?", tanyanya tak sabaran kepada pelayan juha barista Disitu.
"Adanya kopi kekinian Om,  kopi  susu gula aren, espresso", jelas gadis ayu itu sambil memainkan mata ramahnya.
Manoppo masih cemberut, si Mbak barista kopi mulai tersenyum. Lama lama makin manis. Gaya sangar pria bermuka tirus ini pun lumer. Melembut.
"ini ada kopi lanang, kopi mandor, maksudnya apa ya ?", jerat manoppo taktis.
"Ya, kalau mandor pasti lanang lah pak, Â masak ibu ibu", sergah si pelayan ayu, tertawa kecil memancing. Lalu keduanya tertawa lebar.
Singkat cerita, Manoppo memesan kopi tubruk mandailing pahit yang rosting-an kopinya agak kasar. Sempurna. Waktu pun berjalan lambat. Kedua lanang - wadon beda generasi dan status berbincang seru. Saling meledek. Ada benih simpati dan suka menit itu juga.
Lalu telpon berdering. Manoppo mengangkat HP -nya. Lulu Karimor, istri mudanya memanggil.
"Sst maaf, sayangku, cintaku, aku ketemu klien penting ada proyek, sip nanti pulang langsung, janji nggak nakal...", jawab Bapak paruh baya itu cemas ketahuan setengah berbisik.