Sujadi sakitnya parah. Sudah seminggu ini dia menolak makanan apapun yang disodorkan istri maupun lima anaknya.
 Badannya jadi.kurus, matanya celong, pipinya kempot. Dan suka.melamun. susah tidur. Pasalnya setiap kali memejamkan mata, bayangan orang kuno, leleuhurnya yang berikay dan baju hitam - hitam selalu datang. Dan tak henti berpesan.
"Bila mau putus kutukan pulung kere-mu, maka tangkaplah tokek di rumahmu hidup - hidup !",bisik kakek tua itu tegas dan terngiang - ngiang di telinganya.
Kegagalannya, menangkap hidup- hidup tokek betina setengah meter minggu lalu, mEmbuat hatinya, badannya panas dingin.
Apakah sebaiknya upaya kaya mendadak dengan mennagkap dan menjual tokek ini sebaiknya diteruskan atau tidak. Sungguh mengganggu pikirannya.
Pada suatu pagi, ia berkeluh kesah di depan 10 teman penggali pasir dan batu. Sujadi masih yakin ada satu tokek jantan biyangan yang lebih besar dari yang mati tertangkap.pancing kemarin.
Setelah berembug lama, para teman seiring, senasib sependeritaan sepakat membantu bapak yang malang ini menangkap tokek agar semangat lagi hidupnya.
Syukur bisa kaya, dan kalau Sujadi jadi kaya maka dia berjanji dan bertekad membagi kekayaannya kepada 10 teman seperjuangannya.
Setelah dipantau seksama, tokek jantan besar itu.masih bersarang di rumah kayu Sujadi. Maka teman - teman yang kompak itu segera mwnyingsingkan lengan. Membongkar rumahnya dan mencari dimana binatang unik itu sembunyi.
Susah payah dari semua sudut rumah, 11 orang itu bekerja sama membongkar bilik bambu, kayu - kayu rumah. Sujadi tak perduli tangis dan teriakan istri tercintanya.
" Kang Jadi, kamu jangan gila tolek Kang. Nanti bagaimana cara membangun rumah kita ini lagi Kang?", jerit perempuan ini histeris.