Pendidikan yang ada di Indonesia bukanlah hanya pendidikan formal, ada tiga jalur pendidikan di Indonesia, seperti pendidikan formal, non formal, dan juga informal. Tapi yang pasti pendidikan bisa didapat dimana saja, bagaimanapun jalurnya. Pendidikan yang dilakukan secara formal, diselenggarakan di sekolah-sekolah, yang lulusannya diakui baik secara nasional maupun internasional. Lalu jalur pendidikan non formal, dilaksanakan secara terorganisir dan berjenjang yang diselenggarakan di luar sistem formal untuk memenuhi kebutuhan pendidikan. Dan yang terakhir pendidikan informal, pendidikan ini dilakukan secara mandiri melalui jalur keluarga ataupun lingkungan yang terbentuk. Berbeda dari pendidikan formal dan non formal yang terorganisir dengan baik, pendidikan informal tidak terorganisir dengan baik, namun dilakukan juga secara sadar dan bertanggung jawab. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan (KBBI). Arti dari mendewasakan disini yaitu membuat manusia untuk berpikir kritis, dan juga logis. Pentingnya pendidikan menjadi penggerak semangat salah satu komunitas yang bernama Lentera Asa. Lentera Asa merupakan komunitas yang berfokus pada pendidikan, yang mayoritas muridnya berasal dari anak jalanan yang sangat membutuhkan pendidikan. Komunitas ini dibuat sebagai bentuk protes kepada pemerintah, karena tidak adanya kemajuan dalam pendidikan Indonesia. Lentera Asa telah membuat program yang bernama kampung cerdas, program ini bermaksud untuk meningkatkan sumber daya yang lebih berpendidikan di kampung tersebut.
Proses pendidikan yang dilaksanakan dilakukan di berbagai daerah Kota Bandung, seperti Pasirkoja, Cangkuang, Gajah Mekar, dan Taman Kopo Indah. Murid-murid yang tergabung dalam Lentera Asa berasal dari status sosial yang berbeda-beda, mulai dari anak jalanan sampai anak-anak yang membutuhkan tambahan waktu belajar. Lentera Asa sudah berhasil mengumpulkan puluhan anak jalanan, dengan berbagai karakter mereka yang berbeda-beda. Proses belajar berjalan mengikuti mood anak-anak. “Anak-anak yang mengikuti banyak, tapi kegiatan belajar dilaksanakan tergantung dengan mood mereka. Soalnya kalau dipaksa mereka takut berontak, dan terjadi hal yang tidak diinginkan”, Faqih Rasyid Hermawan (pendiri komunitas).
Keberadaan anak jalanan dilatarbelakangi oleh kemiskinan, penyimpangan kepribadian, dan faktor luar dari anak jalanan tersebut. Berusia rata-rata dari kelas 3 sampai 6 SD. Faktanya sebagian besar anak jalanan melakukan kegiatan di jalanan, yang membuat hidup dan pikiran mereka akan lebih liar dibanding yang berpendidikan layak di sekolah-sekolah biasa. Masih banyak dari mereka yang berpikir bahwa mencari nafkah lebih penting dibandingkan mencari ilmu, bahkan orang tuanya pun berpikir seperti itu. Bahkan banyak juga dari mereka yang tidak berhubungan baik antara orang tua dan anaknya. Mereka berpikir kalau sudah sekolah, maka lepas dari orang tua. Jadi banyak yang memberikan kewajiban tanggung jawab sepenuhnya pada Lentera Asa. Di zaman sekarang, pendidikan tidak memandang status sosial, tapi masyarakat memandang pendidikan sebagai tingkat atau derajat kehidupan di lingkungan masyarakat. Seberapa tinggi tingkat dan jalur pendidikan yang ditempuh, seberapa tinggi juga posisi seseorang di lingkungan masyarakat. Padahal, sebenarnya pendidikan bisa didapat dimana dan kapan saja. Karena ilmu itu meluas, dan mencari ilmu itu hakikatnya merupakan sesuatu yang mulia
Referensi :