Salam kompasianer.
Pagi ini saya merenung disudut sisi diri, sedang memikirkan tentang betapa pesatnya dunia tehnologi dan semakin mudahnya kehidupan ini dengaan hadirnya AI.
Ada banyak perubahan dalam peradaban manusia saat ini, kecerdasan buatan atau AI semakin canggih tentunya ada banyak dampak yang terjadi dan kita rasakan, salah satunya dalam dunia tulis menulis.
Sekarang siapa saja bisa membuat tulisan dengan sangat cepat dan instan, lebih instan dari menyajikan mie instan yang katanya instan hehehe
Membuat tulisan yang bagus dan rapi saat ini bisa sangat cepat dan hanya dalam hitungan detik menggunakan AI seperti ChatGPT, Jasper, Grammarly, atau sejenisnya. Tapi tunggu dulu... Apakah membuat tulisan dengan AI sama dengan menulis itu sendiri?
Jawabannya: tidak selalu.
Yuk bersama kita lihat apa bedanya 'Menulis' dan 'Membuat Tulisan' dalam pemahaman saya, pada awalnya saya berfkir bahwa tidak ada bedaanya menulis dan membuat tulisan dari AI, saya melakukan banyak lompatan dengan membuat tulisan dari ide yang saya miliki dituangkan ke AI, dan "BOOOM !!!!" tulisan bisa tersaji dengan sangat beragam dan banyak bahkan mendekati sempurna wkwkwkw
Tapi jujur ternyata ada rasa yang berbeda pada perasaan ini akhir - akhir ini, ada rasa yang kosong atas narasi tulisan yang disajikan, yah alih alih merasa bahwa tulisan yang dibuat jauh lebih bagus, rapih, sistematis saya malah merasa minder menjadi diri sendiri dalam menghasilkan tulisan.
Hari ini saya bukan dalam rangka mengkritik atau membandingkan tentang baik dan tidak baik dalam menulis tapi soal bagaimana perasaan ini tentang kebiasaan saya yang banyak berubah dalam menulis, dan tulisan ini dibuat dengan menulis tentang apa yang saat ini saya pikirkan dan rasakan dari data yang saya bisa lihat, dengar dan rasakan, bahwa semakin kita hanya fokus pada menghasilkan tulisan semakin merasa bahwa pikiran kita tidak lagi diasah berfikir kreatif menghasilkan tulisan yang melalui proses menulis.
- Menulis bisa jadi adalah aktivitas kreatif pikiran yang lahir dari pengalaman, emosi dan ide original dari seseorang, dimana artinya penulis menuangkansuara hatinya atau suara dalam dirinya dalam kata - kata yang dirangkai pada kalimat dan menjadi karya tulisan.
- Membuat tulisan, dalam tulisan ini adalah membuat tulisan dengan kapsitas menggunakan AI, lebih ke proses menghasilkan karya tulisan berupa teks yang rapi, cepat, bahkan informatif, akan tetapi belum tentu mengandung keaslian rasa, pengalaman, atau sudut pandang unik si penulis.
Mungkin kalau saya analogikan begini, bayangkan anda seperti sedang memasak:
Menulis itu seperti anda sedang didapur dan meracik resep, memilih bahan, mengolah, bahkan mencicipi hingga rasa masakan pas sesuai selera pribadi.
Membuat tulisan dengan AI itu anda seperti menggunakan tehnologi pakai rice cooker canggih, bahkan bisa jadi bahan dan bumbunya sudah dibuat paket racikan dan takarannya yang semua bahan tinggal anda masukan, ditunggu sebentar, dan "Taraaaa !!!" masakannya atau berasnya sudah jadi nasi. Praktis pastinya !!, tapi rasa dan sentuhan pribadi mungkin tak sekuat masakan buatan tangan.
AI Itu Alat, Bukan Pengganti Nurani
Intinya, tehnologi kecerdasan buatan (AI ) tidak bisa mengganti nurani manusia dan tidak memiliki :
Pengalaman hidup pribadi
Nilai emosi mendalam
Goresan luka, tawa, perjuangan, atau makna dari setiap kata
AI menghasilkan tulisan dari hanya belajar dari miliaran data yang sudah ada. Tulisan yang dihasilkan adalah hasil prediksi berdasarkan pola-pola sebelumnya. Sementara tulisan manusia bisa memuat nuansa, kesadaran, bahkan keberanian untuk keluar dari pola umum.
Kapan Harus Menulis Sendiri, Kapan Boleh Pakai AI?
Sekali lagi tulisan ini bukan dibuat untuk melawan AI, tapi sejenak merenung kedalam melihat kehadiran AI dan bagaimana mengelolanya, Begini tips bijaknya:
Menulis Sendiri:
Kalau ingin membangun personal branding
Saat tulisan mengandung pengalaman pribadi, opini, atau nilai-nilai hidup
Untuk karya sastra, puisi, esai reflektif
Saat ingin melatih daya pikir, kreativitas, dan ketajaman bahasa
Membuat Tulisan dengan AI:
Untuk draft awal artikel, laporan, atau materi informatif
Ketika butuh ide tambahan atau struktur tulisan cepat
Membantu perbaikan grammar atau mempercepat outline konten
Untuk riset cepat sebelum menulis lebih dalam
Tetap Jadilah Penulis, Jangan Hanya Jadi Operator!
Banyak orang tergoda jadi "operator AI", asal tekan tombol, hasil jadi. Tapi penulis sejati tetap memegang kendali:
Memilih diksi yang pas
Menyisipkan emosi dan narasi khas diri sendiri
Mengedit, merevisi, bahkan mengkritisi hasil AI
AI bisa membantu kita lebih produktif, tapi hanya manusia yang bisa membuat tulisan berjiwa. Pilihan pada anda mau seperti apa menyajikan sajian masakan atau tulisan yang mau anda nikmati dan hidangkan pada publik.
Intinya, AI Mempermudah, Tapi Jiwa Tulisan Tetap Milik Penulis
Era AI adalah peluang besar, asal kita tahu batasnya. Gunakan AI sebagai alat bantu, bukan sebagai pengganti nurani. Teruslah menulis, bukan sekadar membuat tulisan. Karena, dalam setiap kalimat yang lahir dari pikiran dan hati, di situlah letak keaslian kita sebagai manusia.
Karena tulisan tanpa jiwa hanyalah deretan huruf, sedangkan tulisan yang kita lahirkan sendiri, adalah cerminan perjalanan, rasa, dan makna hidup.
Brebes, 1 Juli 2025
{{{ Positif, Sehat dan Bahagia }}}
Aziz Amin | Wong EmbuhÂ
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI