Mohon tunggu...
Aziz Aminudin
Aziz Aminudin Mohon Tunggu... Trainer, Professional Hipnoterapis, Penulis, Pembicara, Aktivis Sosial Kemanusiaan

Trainer, Professional Hipnoterapis, Penulis, Pembicara, Aktivis Sosial Kemanusiaan Founder MPC INDONESIA WA : 0858.6767.9796 Email : azizaminudinkhanafi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ramadhan Healing 01 | Ramadhan dan Perjalanan Menemukan Kedamaian Batin

1 Maret 2025   04:06 Diperbarui: 1 Maret 2025   04:09 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Latihan bersyukur harian dapat membantu seseorang melihat sisi positif dalam hidupnya. Sebelum berbuka puasa atau menjelang tidur, menyebutkan tiga hal yang disyukuri---sekecil apa pun itu---bisa mengubah cara pandang seseorang terhadap kehidupannya. "Saya bersyukur masih diberi kesehatan," atau "Saya bersyukur bisa berbuka dengan keluarga," adalah contoh sederhana yang bisa membuat hati terasa lebih lapang.

Selain itu, memaafkan---baik diri sendiri maupun orang lain---juga menjadi langkah penting dalam perjalanan menemukan ketenangan. Dengan menutup mata dan mengatakan dalam hati, "Saya memaafkan diri saya atas kesalahan yang pernah saya lakukan," serta "Saya memaafkan orang lain dan melepaskan emosi negatif terhadapnya," seseorang bisa mulai melepaskan beban emosional yang selama ini menghambat kebahagiaannya.

Mengubah Pola Pikir, Membangun Kebiasaan Baru

Ramadhan juga menjadi momen yang tepat untuk membentuk kebiasaan baru dan mengubah pola pikir yang selama ini menghambat pertumbuhan pribadi. Dengan berpuasa, seseorang melatih pengendalian diri---tidak hanya dari makan dan minum, tetapi juga dari amarah, kesedihan berlebih, atau pikiran negatif.

Latihan sederhana dalam mengubah pola pikir bisa dimulai dari hal-hal kecil, misalnya:
Saat merasa marah, mengingat bahwa ini adalah ujian kesabaran dan memilih untuk tetap tenang.
Saat merasa malas, menanamkan dalam diri bahwa Ramadhan adalah momen untuk lebih produktif.
Saat merasa sedih, mengingat bahwa semua hal bersifat sementara dan selalu ada hikmah di balik setiap kejadian.

Dengan konsistensi, kebiasaan kecil ini bisa membentuk perubahan besar dalam cara seseorang menghadapi hidupnya setelah Ramadhan berlalu.

Ramadhan, Awal dari Perjalanan Baru

Lebih dari sekadar ibadah, Ramadhan adalah sebuah perjalanan menuju diri yang lebih baik. Setiap individu memiliki kesempatan untuk menjadikannya sebagai titik awal perubahan---baik dalam cara berpikir, merasakan, maupun bertindak.

Bagi mereka yang ingin memperdalam perjalanan ini, ada berbagai metode yang bisa digunakan untuk mempercepat proses transformasi mental dan emosional. Yang terpenting, Ramadhan bukan hanya tentang menahan lapar dan haus, tetapi tentang menemukan kembali ketenangan dan keseimbangan dalam hidup.

Seiring berjalannya hari-hari di bulan suci ini, mari manfaatkan setiap momen untuk memperbaiki diri, membersihkan pikiran, dan membangun kebiasaan yang membawa kita menuju versi terbaik dari diri kita sendiri.

Selamat menjalani Ramadhan dengan penuh kesadaran dan ketenangan!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun