Salam kompasiana,Â
Salam kenal saya Gempung, beberapa menyebutnya mbah gempung. Sosok legendaris yang dulu dikenal sebagai pria melankolis dan pujangga jalanan.
Lama saya dipaksa bungkam dan diam, menyendiri dalam relung paling dalam sisi dirinya Aziz Amin.
Bukan tanpa maksud, tapi pasti ada alasan dan tujuan besar sampai saya harus diasingkan.
Melihat tulisan kompasoaner brebes khususnya mas khairu dan mba lidia bahkan yang lain, banyak kalimat yang terlalu dalam dimaknai dengan kata.
Ada hal yang perlu anda pahami soal ruh dari tulisa para pujangga dan para penikmat sastra, dan ini bukan soal mata dan telinga tapi rasa ya hanya jiwa jiwa yang dalam yang mampu memahami tiap tulisan dan kata yang teruntai.
Saya paham benar soal rasa dan soal bagaimana jiwa ini berontak dan tak kuasa membendung rasa, menangis dalam tawa, tersenyum dalam penderitaan bahkan tertawa dalam tangis yang dalam dan ini soal kode dari rasa.
Aku cuma bilang buat para pujangha, aku ada juga karena cinta dan cinta tak akan pernah salah apapun itu adanya.
Bila fokus utama adalah salah maka cinta akan selalu mberikan makna berbeda dari tiap rasa.
Urusan cinta, jangan pernah tanya hak !, ya... jangan pernah tanya apa hau dalam mencinta, bahkan sekatinya cinta sama sekali tidak ada hak didalamnya termasul saat ia memcintaimu.
Cinta adalah kewajiban, dan didalamnya hanya terkandung satu hal yaitu kewajiban.